Part 17

1.7K 129 11
                                    


Please Comment and Vote ^^

backsound : Because I Miss You x Beige

E.N.J.O.Y

London

"Eomma bilang apa soo-ya, eomma sudah melarangmu membuat hal bodoh sejak dulu. Sekarang lihatlah siapa yang menderita? Apa kamu gak kasihan sama kai?"

Sejak menginjakan kaki di tanah kelahiran buyutnya soo-ya meringkuk tak ada semangat tergurat di wajah cantiknya, meringkukkan badannya di atas tempat tidur matanya terus saja tak henti mengeluarkan kekecewaan pada dirinya sendiri

Menghela nafas

"kenapa tuhan selalu seperti ini eomma? Dia seakan mengasihaniku dengan mengharapkan imbalan dulu. Ini tidak adil bagi soo-ya eomma"

"kamu terlalu naif soo-ya, sebenarnya tingkahmu yang konyol gak ada yang tuhan harapkan dari semua janjimu itu nak. Ini sudah tersurat dari sejak kamu di takdirkan untuk hidup di dalam Rahim eomma"

Soo-ya terdiam bangun dari tidurnya dan duduk menyilakan kakinya menatap jendela kamarnya, merenungkan kekonyolan yang eommanya bilang.

'Kai—apa membuatmu cinta padaku itu salah? Ini tidak burukkan? Aku hanya ingin benar-benar sempurna menjadi seorang istri. Dan ini keyakinanku, aku harap kamu bisa mengerti.' Soo-ya berbicara pada dirinya sendiri menyeka air matanya dan berusaha bangkit dari keterpurukan ini

'tak boleh berlarut-larut iyakan nak' lanjutnya memutarkan telapak tangan di atas perut di balik jubbah tidurnya.

===

5 bulan sudah terhitung sejak  soo-ya mengandung 2bln buah cintanya dengan kai meninggalkan suaminya itu di apartement menjalani kehidupan masing-masing, tak ada kabar, tak saling memberi kabar diantara mereka. Sesekali eomma menerima telpon dari eomma kai menanyakan kabar menantu dan calon babynya di London

"eomma, hentikan celotehan itu, soo-ya tidak mau mendengar lagi eomma bicara soal kai disini. Ku mohon eomma mengerti perasaan soo-ya"

Memang terlampau sering soo-ya mendengar kabar melalui eomma tentang kabar dan keadaan kai tapi soo-ya menolak untuk mendengar, menahan rasa rindunya pada suami dan appa baby yang sedang di kandungnya sekarang.

"baiklah eomma tidak akan membahas kai lagi disini"

"ugh" soo-ya mendesah pelan

"kenapa sayang?" eomma sigap memeriksa

"bayinya nendang kencang sekali, ugh—punggung soo-ya rasanya panas eomma" meringis

"ayo duduk" eomma membantu mendudukan anakya itu di sofa dan mengelus-ngelus punggung soo-ya yang sakit

"apa kita perlu ke hospi sayang?"

"tidak kai—hh, eumm gak usah eomma" tampaknya memang hati soo-ya tidak bisa di bohongi kalau dia sangat ingin sekali kai melakukan sesuatu untuk dirinya

Eomma hanya melihat dan tersenyum kecil

"eu-eum.. soo-ya ke kamar dulu eomma" untuk menutupi rasa canggungnya soo-ya berjalan menuju kamarnya dan menyadarkan dirinya

'kamu merindukan appamu nak? Begitupun diriku. Setiap aku mengucapkan namanya kamu selalu bereaksi menendangku itu sakit sayang, hentikan sikapmu itu' seakan baby dalam kandungannya bisa di ajak bicara soo-ya memperingatkannya untuk tidak lagi menendang dengan kencang sampai dia menahan nafas saking sakitnya kontraksi baby

===

Layar hanphoneku terus ku putar-putar seakan ini terapi alami, sejak aku salah menyebutkan nama tadi pagi suasana hatiku kacau. Aku benar-benar merindukan dekapan kai belaian dan semuanya tanpa terkecuali

Nuestra Linea DeamorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang