bagi sebagian orang perjodohan mungkin lebih di tolak di zaman modern ini, mendapatkan pilihan sendiri lebih adil tidak terkecuali kai dan soo-ya
tapi seiring berjalannya waktu kai dan soo-ya yang sering melakukan hal bersama membuat keduanya sadar...
"kai kamu akan terlambat ke kantor, pergilah lebih dulu" ucap soo-ya pagi itu membereskan piring-piring
"ayo kita bareng sayang, kamu ada kelas kan hari ini?" tanyanya memakai kaos kaki siap dimasukkan kedalam pantopel hitam mengkilap
"aku akan ke rumah eomma dulu, aku sudah ijin"
"baiklah"
===
"kreket" suara pintu terdengar nyaring di telinga seperti biasa tak ada yang datang, hanya aku
"aku kembali, aku gak bisa hidup begini terus tuhan. Kamu gak adil padaku kenapa kamu mengambil paksa anakku yang baru beberapa minggu itu? Aku kecewa padamu, apa kamu marah karna setelah perjanjian terakhir kita aku gak datang lagi kesini?"
"dulu appa sakit dan karnamu dia sekarang sembuh total, aku belum sempat datang langsug dulu" mendekati mimbar
Menyalakan lilin yang berjajar
"aku selalu meminta dan kamu selalu mengabulkannya bukan, jadi ku mohon kuatkan rahimku ini, aku gak mau lagi merasa bersalah ketika aku menatap sendu wajah suamiku. Aku ingin dia, eomma, appa bahagia. Semoga mereka selalu bahagia amin."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Menarik nafas
"apa yang aku berikan sebagai jaminan sekarang tuhan? Aku sudah tidak punya apa-apa lagi selain cinta, iya cinta yang besar pada suamiku yang sekarang sangat mencintaiku juga" tersenyum
"tuhan kali ini aku minta dengan cepat sebagai gantinya aku rela meninggalkan kekasihku untuk suara bayi yang lucu, sehat, tampan dan menggemaskan" tertawa kecil
"apa? Aku barusan bilang apa? Tidak-tidak itu tidak benar tuhan, ku mohon jangan catat apapun apa yang barusan aku katakana soal meninggalkan kai. Tidak, tidak, tidak" berlari buru-buru meninggalkan tempat itu.
