"morning kai" mi re mengetuk pintu dan kai yang baru bangun beberapa menit itupun terpaksa membuka pintu
"ngapain kamu sepagi ini mengganggu?" berusaha membuka mata lebar yang masih dengan mata yang terasa perih
"aku mau anterin ini, kesukaan kamu kai pie buah untuk sarapan" dengan wajah yang berseri membawa nampan kecil dengan beberapa pie buah ukuran sedang
"apa aku gak boleh masuk?" lanjutnya
"sebaiknya ga usah, soo-ya masih tidur dan aku gak mau di ganggu sepagi ini" menutup pintu dengan membawa nampan yang di berikan mi re
==
Kai menjatuhkan kembali badannya ke atas kasur yang empuk setelah menyimpan nampan di atas meja
"siapa?" soo-ya bertanya terbata denagn mata masih terpejam
"mi re" jawab kai
"ngapain dia pagi-pagi kesini?"
"dia nganterin pie, jangan di makan ya"
"wayeo?"
"mungkin dia meracuninya, kkk"
"kamu apaan sih main tuduh aja"
"sini deh, aku ingin memeluk pujaan hatiku yang tidak pakai apapun saat ini, full naked, kkk"
Soo-ya mendekat karna lengannya di Tarik lembut oleh kai
"apa hari ini kamu ada kelas kai? Aku harus bangun tapi rasanya males banget beranjak dari sampingmu, kkk"
"siapa yang mau beranjak dari sampingku setelah semalaman mendapatkan kenikamatan yang hakiki, hahaha..." keduanya tertawa
"aku akan ke kantor hari ini, karna appa yang pergi mendadak ke luar negri untuk perjalanan bisnis, jam berapa kamu ke kampus? Biar aku anterin kamu dulu" lanjut kai
"gwaenchanha, aku akan ijin saja kai, aku mau ke dokter dulu nanti kau ambil kelas sore" keluh soo-ya
"kamu sakit? Kenapa gak bilang aku?" mengangkat tubuh soo-ya yang sedari tadi nempel di badannya
"entahlah aku merasa lemes aja, mungkin aku anemia"
"mungkin karna semalaman kita melakukannya? Ah kalau gitu aku anterin kamu ke dokter dulu, mau jam berapa?"
"jam 9, udah beberapa hari ini deh kai"
"masih ada 2 jam lagi, biar gak ada yang tersakiti saat kita meninggalkan kasur, kita olah raga pagi dulu, katanya kalau kita menggoyang ranjang pagi hari bisa cepet hamil" mengangkat alis
"masa sih? Boleh lah, hahah..."
Kai menghempaskan tubuh soo-ya ke kasur dan melempar selimut kemudian suara alarm berbunyi
"aiishhh.. ck, siapa yang pasang alarm sih?" kesal kai
"siapa lagi kalau bukan aku? Tadinya aku pikir perlu memasang alarm biar gak kesiangan eh gak tau kalau mi re lebih tepat di sebut alarm pagi ini"
"jadi, apa kita lanjutkan saja? Nanggung tegang nih" (apa yang tegang)
"kalau aku bilang gak lanjut kamu bakal marah lagi?"
"tentu, ini lebih parah, bayangkan saja jika kamu sedang merasa kebelet tapi kamu harus ngantri dulu karna kamar mandinya Cuma ada satu? Rasanya bisa kamu rasain sayang, nyesek banget pasti ingin marah, jengkel dan lain sebagainya." Terang kai panjang lebar (iyaaa panjang dan lebar)kkkk
'mendesis' "maka lakukanlah buat ini cepat biar aku bisa menyiapkan sesuatu buat sarapan" mengalung tangan di leher kai
"hmm.. gimana kalau kita melakukannya di dapur? Aahh suasana berbeda mungkin kita perlu itu sayang"
"jangan macam-macam, cepat masukan atau aku berubah pikiran" ancam so-ya dan membuat kai cekikikan
"baiklah mari kita lakukan ini dengan cepat, tahan ya karna semua energiku akan keluar soo-ya".
***
Soo-ya menarik selimut yang kai singkirkan tadi, menyuruh kai menutupi seluruh badan mereka
Di dalam selumut kai menindih soo-ya menatap intens, perlahan mendekatkan kepalanya lalu mengecup pelan beberapa kali
"chu~p, chu~p, chu~p.... gwaenchanha?"
"apa maksudmu kai?"
"katanya kamu anemia, apa tenaga kamu sekarang tidak akan membuat kamu semakin lemas?"
"gwaenchanha kai, justru aku merasa energiku kembali saat kita melakukannya"
"jhinjja? Apa itu sebuah pujian?"
"lakukan saja tugasmu, tidak banyak waktu untuk terus berargumen buat gerakan seperti yang ingin aku rasakan saat ini kai, palli"
"aku ingin suasana baru sayang, kabulkan untuk kali ini saja"
"kalau aku gak mau?"
"aku akan memaksanya, chuu~p"
"haa~h.. haa~h.." desahan soo-ya saat kai baru memasukan junior jumbonya ke lubang v soo-ya
"ah aku benar-benar geram sekarang" membuka selimut dan membangunkan soo-ya
"wae? hyaa..hajima kai, aahh geumandee~aku gak mau" kai menggendong soo-ya menuju dapur apartemen meremas butty soo-ya sebelum mendudukkannya di atas meja marmer
"aku bilang aku gak mau melakukannya disini" merengek
"gwaenchanha sayang, eomma tidak akan masak disini kok" goda kai mematikan lampu gantung yang menerangi meja marmer itu, dengan cahaya yang redup dari ruang tengah membuat suasana pagi ini terasa romantis
"aku sangat suka dengan suara nafasmu itu baby, ayo kita buat itu semakin merdu, itu membuat adrenalinku semakin terpacu nghhmm~" merenggangkan kedua kaki soo-ya
"jhinjja?" mengalungkan tangan ke pundak kai dan mengunci kedua kaki kai
"aaahh~" hembusan nafas soo-ya terdengar merdu
"aahhh~ nghmm~ aahh~ andwae~" emosi terus bergejolak, keduanya menikmati kebebasan bercinta, sesekali meja marmer itu bergerak karna getaran dari energy yang kaisoo keluarkan, beberapa sendok dan pot bunga kecil yang ada di pinggir meja terjatuh tapi mereka tak memperdulikannya
"aahh, terus sayang" semakin cepat kocokan yang kai berikan membuat soo-ya berdesah dengan suara yang terpotong dan sedikit ringisan terdengar
"a-a-a-a-a-a-hhhmm~yeah eeuhhmm~ aaaaaakkkk~" seluruh tubuh soo-ya bergetar, payudaranya guncangan yang kai berikan benar-benar tak mengenal jeda sampai akhirnya ejakulasi.
"chuu~p" kai membuat sign di belakang telinga soo-ya
"saranghae~kenikmatan duniaku" ucap kai mengakhiri
"nado saranghae gairah seksku" balas soo-ya
"ugh, keringatku sangat banyak, apa mau mandi bareng juga?" siap menggendong
"andawae, ini udah jam sembilan aku akan menelpon rumah sakit dulu karna mungkin aku akan delay kesana," memencet hidung mancung kai
"arraso.. kalo gitu aku akan mandi kilat karna aku juga pasti kesiangan ke kantor" membalas memencet hidung soo-ya.
"tapi aku gak bisa siapin sarapan untukmu? apa kamu bisa sarapan di luar saja?"
"aku sudah sarapan kok"
"hh? sarapan apa kai? apa kamu memakan pie dari mi re?
"baru saja aku selesai sarapan" menyeringai
"iiisshh.. ck" tertawa.
***
.
.
author note :
ini tidak terlalu vulgar kan? ah aku memang tidak ahli menulis ff yadong, mian.. ><
tapi semoga kalian suka, suport chingudeul itu satu-satunya yang bikin aku terus melanjutkan story ini
fighting!! :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Nuestra Linea Deamor
Romancebagi sebagian orang perjodohan mungkin lebih di tolak di zaman modern ini, mendapatkan pilihan sendiri lebih adil tidak terkecuali kai dan soo-ya tapi seiring berjalannya waktu kai dan soo-ya yang sering melakukan hal bersama membuat keduanya sadar...