Part 31 ~Silent Please~

1.3K 123 14
                                    

Please Comment and Vote

BackSound : No Tears Left To Cry _ Ariana Grande [enak bat lagunya]

====

"apa dia marah aku tidur disini malam ini soo-ya?". Selesai menelpon soo-ya kembali duduk dan di sambut dengan pertanyaan pertanyaan yang diajukan chan random. Apa itu kai? Seperti apa dia? apa disana sudah siang? Pasti masih pagi. Apa yang sering kalian lakukan ketika bersama?

"kamu mau tau banget kai seperti apa? Nih aku tunjukin". Soo-ya merebut remote yang chanyeol pegang dan menekan beberapa tombol kemudian mengembalikan remote ke tangan chan "tuh, itu kai" menunjuk sebuah wawancara yang di tayangkan beberapa hari lalu. Chan yang melihat tunjukan jari soo-ya menyeringai "jadi kai seorang reporter?". Delikan sinis dari soo-ya membuat chan merevisi pernyataannya, "apa dia cameraman berita itu?" semakin tajam delikan soo-ya. Dan chan berfikir sejenak. "gak mungkin narasumber itu kan?". Soo-ya tersenyum cerdik

"jadi—woah, daebak". Chanyeol bertepuk keras. Dan langsung saja soo-ya membentak dengan bisikan dan pukulan yang lumayan keras, karna tau itu akan mengganggu kenyenyakan hanna yang di kamar yang sejajar dengan sofa yang sedang chan dan soo-ya duduki. "arraso, arraso, mian" ujar chan setuju.

"kalau kamu, seperti apa pacarmu sekarang?". Mendengar pertanyaan yang di ajukan padanya, chan sedikit lama menatap soo-ya yang penasaran, "ayolah chan, aku sudah cerita soal suamiku. Sekarang giliran kamu cerita siapa pacarmu, atau kamu sudah menikah? Dengan siapa? Ah aku sangat penasaran chanyeol, katakan.. katakan! Pertanyaan soo-ya berubah jadi rengekan, tshirt suaminya yang sekarang di pakai chanpun di Tarik Tarik pelan, memaksa agar chan cepat menjawab.

"aku belum menikah soo-ya" ujarnya singkat

"serius kamu chan, pacar?!" chan menggeleng

"sudah bosan ternyata kamu mempermainkan hati wanita chan, rasakan" umpatnya

Chan mendesis, mencondongkan kepalanya menatap soo-ya intens "aku sudah bilang, aku tak pacaran sejak kita putus soo-ya, lagian gak ada tuh wanita yang tertarik padaku". Simpulnya menarik pandangan

"alah, kamu pasti bohong, mana mungkin gak ada wanita yang gak suka padamu yang terlanjur tampan dari kecil, upss" ceplosnya, langsung membungkam mulut.

"ah, ternyata aku tampan sejak kecil ya, hmm—" menyilang kaki di atas paha bangga

"nyesal aku bicara seperti tadi, anggap saja aku gak bicara apapun sebelum ini" ujar soo-ya menepuk-nepuk pundak chanyeol.

"yah, sayangnya terlanjur sudah ku rekam" timpal chanyeol

"mwoo.. di rekam? Jadi sejak tadi kamu merekam omongan kita?!" spontan soo-ya mencari-cari alat perekam yang chan bilang

"kamu cari apa sih soo-ya, a-a-a-a" terlalu kasar, sampai chan meringis karena lehernya yang kaku belum sembuh itu

"mian chan, sakit ya. Tapi dimana kamu menyimpan alat perekamnya chan?" masih sibuk mencari. Chan meraih tangan soo-ya dan menempelkannya di atas kepalanya, membuat alis soo-ya naik heran

"yeogine"

"ah, benar juga ya, ternyata bukan sejenis alat masa kini ya.. ehehehe" simpulnya kikuk

"tapi beneran kamu gak punya pacar chan?", lanjutnya masih penasaran mengulik kehidupan sang mantan

"bener soo-ya, apa kamu mau jadi pacarku heuh?" godanya

Mendecik, "anigodeun— kalau gitu sebutkan tipe idelamu, siapa tau aku ada. Kasian kamu sudah tua juga chan masih saja jomblo" [*mindi~ mau mindi~ mau :p]

Nuestra Linea DeamorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang