Love Yourself

3K 388 82
                                    

Author : jeonsoll

Genre : Family, Comfort

Type : YAOI

Rate : T ++

This ff is dedicated for OngNielNation OS Project.

"Jangan lagi menahanku, karena hal yang tidak bisa aku usahakan adalah melupakanmu."

.

.

.

.

.

.

.

Langkah kaki mungil itu senantiasa menyertai senyum dan tawa sang mama yang menunggu di ujung saja. Piala kemenangan dari bocah berumur lima tahun itu di genggam bocah berprestasi itu. Ia langsung menyodorkan piala lomba bernyanyi itu pada mamanya yang berjongkok menyetarakan anaknya yang sedang dilanda kebahagian, anak kecil itu memiliki banyak rasa yang seharusnya tidak ia rasakan pada saat ini.

Pelukan dan kecupan penuh kasih sayang diberikan sang mama. Bisa dibayangkan bagaimana kebahagiaan orang tua saat menyaksikan anaknya mendapat penghargaan dan juga bocah kecil itu belum menginjakan kakainya di bangku sekolah. Sekali lagi ia mengecup kedua pipi anaknya dengan air mata berlinang. Ia berjanji akan membesarkan anak ini dengan baik dan tidak sepertinya.

"Mama gak boleh nangis." Tangan mungil nan hangat itu menjamah wajah pria dewasa dengan konstelasi bintang yang tetap tersenyum walau air matanya mengalir.

Ia sangat menyayangi anak ini, tentu saja karena ia sendiri yang melahirkannya dan membesarkannya sampai berprestasi seperti ini. Tapi satu yang membuatnya terus merasa tersakiti, wajah anaknya. Anak berumur lima tahun itu masih memakai nametag peserta dengan nama 'Ong Woo Jin'. Sampai kapanpun ia tidak mau bekas pria brengsek itu masih melekat padanya, tapi percuma saja saat Woo Jin mulai bertumbuh besar, wajah pria itu melekat jelas membuat rasa sakit itu kembali ia rasakan bahkan semakin menjadi mimpi buruk akhir-akhir ini.

"Seong Woo." Mendengar nama mamanya di panggil Woo Jin lebih dulu menoleh sedangkan mamanya sibuk menghapus air matanya, ia bosan terus terlihat lemah. Tapi kehidupan semakin membuatnya semain ringkih dengan kehancuran yang bertubi-tubi.

Seong Woo berdiri sambil menggandeng Woo Jin dan membungkuk sopan dengan senyum seadanya. Pria tampan itu kemudian tersenyum melihat piala yang digenggam Woo Jin. Sekilas ia tersenyum pada Seong Woo kemudian menatap Woo Jin dan mengusak kepala bocah dengan senyuman indah namun sesekali Seong Woo merasakan rasa sakit dari senyuman Woo Jin.

"Hey super mama kenapa wajahmu malah murung?" Tidak ada yang akan menebak kalau Seong Woo bahagia pada hari ini. Woo Jin pun tahu itu.

Merasa suasana yang tidak diinginkan datang, Seong Woo menggeleng kencang. Ia kebingungan bagaimana melerainya. Ia tidak mungkin memberi jawaban seperti ia biasa berkomunikasi dengan Woo Jin. Pria di hadapan mereka mengeluarkan note dan pulpen yang sudah ia persiapkan. Seong Woo langsung mengambilnya dan menulis sesuatu.

"Lain kali jangan melupakannya ya." Seong Woo hanya mengangguk sekilas lalu kembali menuliskan di note tersenyum.

'Maksudku bukan seperti itu Min Hyun-a. Aku senang dengan prestasi Woo Jin. Sungguh. Aku hanya bingung bagaimana mengungkapkannya. Ini terlalu menakjubkan. Terimakasih sudah mengajari Woo Jin bernyanyi.'

SCIENTIST LIBRARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang