Apa Kau Mendengarnya ?

1.7K 223 37
                                    

Author : CamilliaS_

This fanfic contain GS.
Ongniel [Married Life]
.
.
.
.

Sayang, apa kau mendengarnya?

Aku menyanyikan lagu bodoh ini berharap sampai ke surga.

Berharap kau mendengarnya.

.

.

.

"Aku mencintaimu, Niel."

Daniel tersenyum lembut dengan gelengan keras dari kepalanya. Tangannya masih setia menggenggam erat satu tangan pemilik suara. Genggaman keras yang setimpal dengan peringatan keras.

Peringatan untuk tidak menyakiti dirinya sendiri.

Peringatan untuk tidak menyakiti hati Daniel pula.

Peringatan untuk berhenti berbohong.

Wanita dewasa itu tersenyum meyakinkan. Ia mengangguki ucapannya sendiri di sela gelengan Daniel. "Tapi aku memang mencintaimu, Niel."

"Berhenti mengatakan itu, sayang. Kau semakin membuatku sakit meskipun itu juga terasa manis. Maaf--," Daniel menjeda ucapannya. Membuat wanita itu berekspetasi untuk yang lainnya.

"Maaf apa Niel?"

Tangan Daniel beralih dan mengusap puncak kepalanya. "Maaf, aku tidak ingin mendengarnya lagi. Kau nampak berat dengan kalimat itu."

Sang wanita menghela napas lelah. Air mata mulai memenuhi pelupuk matanya lagi. Hingga satu persatu pun mulai kembali berjatuhan dengan manis.

"Aku mengkhawatirkan hatimu. Biarkan aku saja yang mengatakan semua hal itu, ya. Jangan paksa dirimu untuk mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah ada dalam benakmu, sayang." Daniel berujar tegar.

Tangannya bergetar. Menghapus air mata yang mulai ramai di sana dan lagi-lagi bersikap sok baik-baik saja. Namun yang ada hanyalah, isakan yang semakin keras terdengar.

Kedua tangan yang pemiliknya tengah menderita itu pun ikut bergetar. Kewalahan karena susulan lain dari air mata kesayangannya yang benar-benar tak dapat ditampung lagi.

"Tidak bolehkah aku mengatakan itu untuk suamiku sendiri? Setidaknya di detik- detik akhir ini sebelum aku pergi." Wanita itu mulai mengontrol napasnya yang memburu. Menatap lekat pada mata seseorang yang ia sebut suami.

Suami bodoh yang selama ini masih selalu dan mau bersamanya.

Bodoh yang kelewat bodoh.

Kebodohan yang membuat wanita itu baru menyadari sesuatu.

"Niel," sang pemilik nama memalingkan wajahnya. Tak ingin bertatap wajah dengan istrinya sendiri. "Niel, aku mencintaimu. Seharusnya kau melihatku lekat dan menjawabku kan, sayang?"

Daniel masih bergeming.

Tangannya menggenggam erat kedua tangan istrinya seperti di awal, namun jika pandangan itu kembali terfokuskan pada seluruh dunianya, sungguh ia tak sanggup.

Karena sedehana saja.

Besarnya cinta yang ia rasa dalam dirinya sendiri meski tak terasa ia dapatkan dari mahluk bernyawa di depan matanya ini, benar-benar tak akan masuk ke dalam semua cakupan mata.

Terlalu luas.

Hingga membuatnya kembali merasa sakit kala mengingat, ia sendirian di sini.

Ia hanya sepihak, dan dengan baik hati melepas istrinya untuk bahagia bersama pria lain. Dengan syarat, tanpa menghilangkan status mereka. Daniel merutuki dirinya sendiri sekarang. Penuh penyesalan.

SCIENTIST LIBRARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang