That Woman

1.7K 230 16
                                    

Author : ijariye

Genre : Romance

Type : GS

Rate : T

This ff is dedicated for OngNielNation OS Project.
.

.

.

Angin yang bertiup tanpa sadar mengacak rambut panjang yang begitu hitam, membelai sisi kiri wajahnya dengan lembut. Wanita itu tersenyum. Sudah tiga pekan, seperti ini. Setiap minggu di tempat ini. Jendela ini.

Tak pernah ku sangka seorang wanita bisa terlihat begitu menawan. Bukan karena riasan tebal yang dimilikinya. Hey, wanita itu bahkan tidak sedikitpun merias wajahnya. Aku tidak duduk dengan jarak yang tidak begitu dekat dengannya, tapi aku memperhatikan betul setiap detil dirinya. Oh, bukan karena bahasa tubuhnya yang begitu mempesona. Tidak. Tidak sama sekali. Sejak pertama kali aku melihatnya, entahlah.. seketika aku merasa waktu berhenti disekelilingku. Wanita itu.. menghipnotisku. Mungkin saja.

Bukan, ini bukan pertama kalinya aku melihat seorang wanita. Banyak wanita disekelilingku tapi aku menganggapnya biasa saja. Bukan. Bukan karena mereka tidak cantik. Mereka cantik. Tapi wanita ini berbeda. Kenapa? Entahlah, belum kutemukan jawabannya. Apakah aku jatuh cinta? Bukan, mungkin belum sekompleks itu. Mungkin aku hanya mengagumi wanita berambut panjang itu.

Aku termenung diantara harum kopi di mejaku dan layar laptop yang sedari tadi tetap berada dihalaman yang sama. Beginikah setiap akhir pekanku? Selalu duduk disudut yang sama, memandang keluar jendela, memandang kearah wanita itu? Sejak kapankah? Kenapa selalu sama, selalu terulang? Aku melihat jam tanganku. Pukul 17.15. Artinya sudah hampir dua jam aku hanya memandangi wanita itu. Wanita yang sedari tadi memandang dengan serius halaman per halaman dihadapannya. Sudah halaman berapakah? Buku yang dibacanya. Wanita itu seakan terhanyut dalam dunianya sendiri. Wanita itu seakan tidak perduli pada sekelilingnya. Wanita itu menarik sekali.

Aku seperti pria bodoh yang menemukan mainan baru. Ah, bukankah tidak pantas disebut mainan? Dia makhluk hidup. Dia manusia. Manusia biasa. Matanya yang begitu serius, begitu fokus, benar-benar ingin rasanya aku tenggelam dalam tatapannya. Ah, apa yang kupikirkan? kenapa?

.

.

.

Disudut yang sama. Masih wanita yang sama. Masih wanita itu, wanita berambut panjang hitam itu. Aku menatapnya. Oh, dia benar-benar ciptaan Tuhan yang luar biasa. Alis hitamnya, mata jernihnya, hidungnya yang begitu tinggi, bibir merah yang dipolesnya dengan lipstik berwarna alami. Terutama tiga titik cantik yang membentuk rasi bintang dipipi kirinya. Menarik sekali.

Aku tersenyum.

Seperti laki-laki yang hilang di kegelapan namun menemukan cahaya.

Wanita itu. Wanita itu adalah cahayaku.

Entah sudah berapa pekan. Sudah berapa pekan dari jendela ini, dari sudut ini, masih dengan aroma kopi yang sama. Rasanya sudah bertahun-tahun. Aku memandangnya yang saat ini sedang tersenyum manis. Tapi tidak dihadapan buku yang dibacanya. Bukan. kali ini dihadapan anak laki-laki kecil yang begitu tampan. Wajah mereka sedikit mirip.

Wanita itu dan anak laki-lakinya.

Rasanya sudah begitu lama aku mengagumi wanita itu. Benar. Sejak pertama kali dia duduk di terasnya, sejak pertama kali dia menyiram bunga di tamannya, sejak pertama kali dia tenggelam dalam buku bacaannya. Oh benar. sudah puluhan bahkan mungkin ratusan akhir pekan aku terus memandanginya seperti ini. Di setiap senjaku.

Dia dan senja adalah kombinasi yang luar biasa dalam hidupku. Aku tidak pernah berpikir kalau senja itu bisa menjadi begitu indah. Indah sekali, karenanya. Karena senja dan wanita itu adalah ciptaan Tuhan yang paling indah. setidaknya dalam hidupku. Didalam lubuk hatiku yang paling dalam.

Pernah sekali kuungkapkan perasaanku ini padanya. Benar. Sekali seumur hidupku. Dan dia, wanita itu tersenyum padaku. Entahlah. Entahlah bagaimana hatiku saat itu, yang jelas sejak saat itu hidupku benar-benar berubah.

Dan lagi.. Wanita itulah yang merubahnya.

.

.

.

Seseorang menepuk pelan pundakku, menyadarku dari lamunan. Oh, sedari tadi ternyata aku melamun. Sudah berapa lama. Wanita itu tersenyum manis kearahku. Senyum yang selalu membuat hatiku terasa hangat. Ya Senyuman wanita itu.

Wanita itu..

istriku.

.
.
.

END

SCIENTIST LIBRARYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang