3

30 12 3
                                    

Triing..

"Baik anak-anak, kalian bisa beristirahat"

Hah, akhirnya Pak Bambang-guru matematika- mengakhiri pelajarannya.

Setelah pelajaran diakhiri, semua murid yang ada di kelas langsung berhamburan keluar- ada beberapa yang enggan keluar- sesuai dengan keperluan.

Begitu juga denganku. Aku langsung menuju kantin tempatku dan Sean biasa bertemu.

Begitu sampai di kantin, langsung saja aku menghampiri Sean yang sudah duduk di tempat biasa.

"Aku sudah memesan makanan untukmu, hari ini giliranku yang bayar kan?" dia berucap saat aku sudah mendudukkan diriku dihadapannya.

"Yaah, kukira kau akan lupa"

Tak lama kemudian pesanan datang. Tunggu, apa-apaan dengan makanan ini? Langsung saja kuarahkan pandanganku kepada Sean  yang pura-pura memalingkan wajah.
Menyebalkan.

"Apa maksudnya ini?? Kenapa kau memesan salad? Bukannya sudah kubilang aku tidak menyukainya?"

"Oh ayolah Audi, kau juga perlu asupan sayuran. Jangan hanya memakan makanan cepat saji"

"Tapi aku tidak sukaa, lihatlah! Disana hanya ada warna hijau"

"Kenapa kau selalu menilai makanan hanya dengan melihat warnanya saja? Selalu saja begitu"

"Penampilan itu penting. Kalau makanan yang akan kumakan tidak menarik, selera makanku akan langsung hilang"

"Cepatlah makan, Bundamu menyuruhku memberi itu. Jika kau tidak makan itu, aku akan mengadu kepada Bundamu"

"Cih, dasar pengaduan"

Dengan terpaksa aku memakan salad hijau itu.

Kalian tau? Aku sangat tidak menyukai sayuran. terutama yang berwarna hijau.

Tapi entah mengapa semua-keluargaku dan Sean- selalu saja memaksaku untuk memakan makanan berwarna hijau itu.

Kenapa aku tidak menyukai sayuran? Itu karena saturan kebanyakan berwarna hijau, dan hijau mengingatkanku  pada salah satu karakter superhero yang kubenci. Ya, Hulk.

Aku sangat membencinya. Hulk. Monster hijau raksasa yang pemarah. Menurutku itu sangat tidak keren.

Kembali ke topik.

Setelah aku menyelesaikan makanku- menyelesaikan dalam artian mengakhiri makan dan tidak menghabiskannya- aku pun bercerita kepada Sean.

"Se, aku ingin cerita"

"Audi, sudah berapa kali kubilang jangan panggil aku Se, kau bisa panggil aku Sean atau Yan saja"

"Terserah aku mau memanggilmu apa"

"Cih, mau cerita apa?"

"Akhir-akhir ini aku sering bermimpi buruk. Di mimpiku, keadaan sekitar sangat kacau. Dan selalu ada suara yang memanggilku. Tapi setelah kulihat sekeliling tidak ada seorangpun."

"Lalu, dimana sisi buruknya?"

"Suara yang memanggilku itu, selalu mengatakan kalau aku akan menjadi miliknya"

"Sudahlah, itu hanya mimpi kan? Tak usah dipikirkan. Itu hanya mimpi yang aneh"

Setelah bercerita aku sedikit lega. Yah, benar kata Sean. Tak usah dipikirkan. Itu hanya mimpi. Bunga tidur semata.

Triiingg..

Seiring dengan bunyi bel, kami memutuskan kembali ke kelas masing-masing. Kami berpisah dipersimpangan tangga antara kelas 11 dan 12.

~~

ANGEL(IA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang