Haaahh, suasana kelas yang membosankan.
Duduk sendirian dibangku pojok kelas. Tak ada yang mengajak bicara atau sekedar basa basi. Yah, begitulah aku disekolah.
Mungkin sebagian orang akan merasa terkucilkan dengan semua itu. Tapi, bagiku itu hal biasa. Justru dengan senang hati kuterima. Karena dengan begitu aku tidak perlu repot-repot bersosialisasi dengan mereka. Berpura-pura beramah tamah.
Sungguh pelajaran yang membosankan. Aku ingin segera mengakhiri pelajaran ini dan pulang secepatnya. Tapi apalah daya diriku yang hanya seorang siswa. Yang tak berhak mengatur kapan berakhirnya pelajaran.
Triiinggg..
Setelah dengan sabar menunggu, akhirnya bel yang kutunggu datang. Segera saja aku mengemasi barangku dan bergegas keluar kelas.
Dikoridor kelas, banyak siswa berlalu-lalang sambil bercengkerama. Ada segerombol siswi yang samar kudengar sedang merencanakan ingin berbelanja bersama.
Diujung koridor, ada sepasang kekasih yang, entah sedang melakukan apa. Aku malas melihatnya. Dan disamping tangga, juga ada sekelompok siswa yang kurasa sedang membully seorang siswa yang memakai kacamata tebal.
Dan setelah menuruni tangga kelas 11, diujung koridor dekat pintu keluar gedung. Sean disana. Menungguku seperti biasa. Aku menghampirinya.
"Antarkan aku ke toko buku," dia berkata sambil memberiku sebuah permen lolipop. Kurasa dia menyuapku.
"Aku ingin membeli buku paket soal." jelasnya
Aku hanya mengikutinya sambil mengulum lolipop pemberiannya. Beginilah aku, kemanapun Sean pergi, selalu saja aku ikut dengannya.
Kami ke toko buku berjalan kaki. Kenapa tidak menggunakan kendaraan pribadi? seperti anak SMA yang sering diceritakan di novel-novel mungkin?
Karena sekolah kita melarang seluruh siswa membawa kendaraan pribadi ke sekolah. Aku tidak tau apa tujuannya. Dan, mau tak mau aku harus mengikuti aturan di sekolah ini.
Sesampainya di toko buku, Sean dan aku langsung berpisah. Sean yang menuju rak panduan soal dan aku yang menuju rak manga (komik jepang).
Setelah semua keperluan beres, kami langsung pulang. Kami berjalan menuju halte terdekat dan menunggu bus datang.
Sekarang pukul 17.45. 15 menit lagi jadwal bus akan datang. Seperti biasa, Sean menyodorkan sebuah lolipop untukku. Dengan senang hati kuterima. Entah sejak kapan itu sudah menjadi kebiasaan kami.
Bus datang, dan kami pun naik dan memulai perjalanan pulang. Dalam perjalanan tidak ada yang berbicara, mungkin kami sama-sama lelah.
--
"Bundamu belum pulang kan? Mau ikut numpang makan?" kata Sean saat kami sudah berada di depan rumah.
"Yah, nanti aku ke rumahmu setelah membersihkan diri. Daah"
Akupun memasuki rumah yang sepi. Setelahnya, aku langsung membersihkan diri dan bersiap ke rumah Sean.
"Sini Dek, ikut makan," ajak Kak Dira saat aku sampai di depan ruang makan.
Aku mendekatinya dan duduk disampingnya.
"Papa kemana Kak? Kok ngga ikut makan?" tanyaku saat menerima sepiring nasi dengan lauk pauk.
Aku memang memanggil orangtua Sean dengan sebutan Mama dan sama seperti Sean dan Kak Dira."Biasa Dek, Papa mah suka lembur" jawab Kak Dira.
Dan kami pun makan dengan keadaan tenang. Sesekali diselingi obrolan ringan. Setelah makan, aku pamit pulang. Sean mengantarku.
Aku selalu seperti itu, jika dirumah tak ada orang, aku akan pergi ke rumah Sean. Entah untuk numpang makan, nonton TV, ataupun tidur. Mungkin sudah mirip seperti rumah kedua.
Sampai di kamarku, Sean menyuruhku tidur. Saat kurasa dia akan beranjak pergi, aku melarangnya.
"Jangan pergi sebelum aku tertidur," ucapku saat membaringkan diri di tempat tidur.
"Hm" Sean mengangguk mengurungkan niatnya untuk pulang dan menyelimutiku sampai sebatas leher. Dan dia naik ke ranjang di sampingku. Ikut memasukkan kakinya kedalam selimutku. Kebiasaan kami ketika aku akan tidur.
~~
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL(IA)
FantasyBagaimana rasanya menjadi seorang pahlawan? Kau tahu? Aku merasakan banyak sekali perasaan. Seperti? Mungkin senang? bangga? Bingung? Sedih? Takut? Terkejut? Dan.. Entahlah Yaaah, yang perlu kalian tau, menjadi pahlawan itu memiliki banyak rasa. W...