"Bundaaaa.. aku pulang" teriakku sambil berlari memasuki rumah dan langsung menuju ke kamarku.
"Aku tidak ikut makan malam, aku sangat lelah dan ingin segera tidur, jangan ganggu aku yaa!!" Lanjutku sambil menutup pintu. Samar kudengar teriakan bunda, mungkin menjawab teriakanku tadi.
Aku tak menghiraukannya.
Didalam kamar, aku langsung melempar tasku dan berganti pakaian tidur. Aku berjalan dan menaiki ranjang dan duduk disana. Segera kukatupkan telapak tanganku dan memejamkan mataku.
Aku mulai berdoa.
"Wahai Dewa Tidur, semoga aku dapat bertemu dengannya kali ini. Aku sangat ingin bertemu dengannya. Tolong kabulkan permohonanku ini" ucapku didalam hati.
Selesai berdoa aku langsung saja berbaring dan menutup seluruh tubuhku dengan selimut. Aku mulai memejamkan mataku. Tapi entah mengapa sangat sulit untuk tertidur.
Sungguh, tak sabar aku untuk bertemu dengannya.
BRAAAK
Kubuka mataku dan beranjak dari ranjangku.
'Aku sudah berada di alam mimpi ya? Kurasa iya. Akhirnyaaa. Aku bisa bertemu dengannya.' Batinku saat melihat jendela kamarku yang terbuka lebar. Langsung saja aku menuju jendela kamarku yang terbuka, berniat menutupnya.
Saat berjalan, langkahku mendadak terhenti. Aku melihatnya. Dia disana. Diam berdiri memandangku.
Saat aku akan menghampirinya, tiba-tiba saja dia sudah ada didepanku.
"Akhirnya aku bertemu denganmu. Kau tahu aku-
Brugh
Ucapanku terpotong saat tiba-tiba dia mendorongku dan menahan bahuku. Aku terbaring diatas tempat tidurku. Tentu saja aku sangat terkejut.
Belum sempat aku bertanya apa maksudnya mendorongku, aku kembali dikejutkan dengan tindakannya.
Cup
Aku hanya diam mematung saat dia mencium keningku. Agak lama dia menahan ciuman itu. Aku juga tak sadar jika ada sekelebat cahaya yang terang menyilaukan mata. Spontan aku memejamkan mata. Saat dia bangkit berdiri dan memandangku, saat itulah aku membuka mata dan sadar apa yang terjadi.
"Apa yang ka-
"Aku sudah menyalurkannya kepadamu. Tinggal menunggu waktu kau akan menguasainya"
Ucapanku terpotong oleh perkataannya.
Saat aku berniat kembali bertanya, dia sudah tak ada didepanku. Aku memandang sekelilingku. Kosong. Dia tak ada disini.
Aku diam dengan pikiran tak menentu. Kusentuh keningku dengan tanganku. Sesaat tak terasa apapun. Sampai beberapa menit, baru aku merasakan sesuatu pada keningku.
Panas. Sangat panas.
Aku ingin berteriak, tapi tak ada suara yang kuhasilkan. Aku hanya membuka dan menutup mulutku sambil memegangi keningku yang terasa terbakar.
Sungguh, ini sangat menyakitkan.
Saat keringat membanjiriku, saat itulah aku kehilangan kesadaranku. Semuanya kembali gelap kala aku menutup mataku.
Aah, apa yang sebenarnya terjadi?
~~
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL(IA)
FantasíaBagaimana rasanya menjadi seorang pahlawan? Kau tahu? Aku merasakan banyak sekali perasaan. Seperti? Mungkin senang? bangga? Bingung? Sedih? Takut? Terkejut? Dan.. Entahlah Yaaah, yang perlu kalian tau, menjadi pahlawan itu memiliki banyak rasa. W...