Typo bertebaran!!
---+----------+--"Ayaaah, Bundaaa, aku pulaaaang!!"
Saat masuki rumah, kutelusuri setiap ruangan yang ada. Tapi aku tak melihat seorangpun. Dimana semuanya?
"Mbok Juuuum"
"Iya non Audi, ada apa?," seorang pembantu rumah tangga mendekatiku dengan sedikit tergesa.
"Ayah sama Bunda kemana?,"
"Tuan dan Nyonya tadi pergi non, ada urusan mendadak katanya,"
Aku mengangguk takzim, "Ooh, gitu, yaudah. Mbok Jum masak ngga? Kalo ngga aku mau makan dirumah Sean aja,"
"Kebetulan saya ndak masak non,"
"Yaudah, aku kerumah Sean aja,"
Hampir saja tanganku menyentuh gangang pintu saat suara Mbok Jum menginterupsi, "Ganti baju dulu non,"
Tanpa banyak bicara aku langsung berbalik dan nerlari ke kamar untuk ganti baju.
~
"Halo Kak Dira, pada kemana?," sapaku saat aku memasuki rumah Sean, hanya kak Dira yang kutemui.
"Sean dikamar, habis ini pasti turun, kan mau makan malem, kamu ikutan kan dek?,"
"Ho'oh kak, ayah bunda ngga dirumah,"
"Yaudah, kedalem gih, panggil Sean suruh turun, makan,"
"Siyap ichik boss," aku berkata sambil meletakkan tanganku menempel dikening, seperti sedang hormat bendera.
Saat sampai didepan kamar Sean, tanpa babibu lagi aku langsung menerobos masuk.
Kulihat Sean sedang tidur membelakangiku, menghadap jendela. Kuhampiri dia, sedikit melongokkan kepala agar dapat melihat wajahnya.
Dia tidur.
Apakah harus kubangunkan? Tapi dia sangat nyenyak. Agak tak enak mengganggunya.
Kuputuskan untuk naik ke ranjangnya, ikut berbaring. Aku menghadap ke punggungnya.
Jika diamati baik-baik, punggung Sean ternyata sangat lebar. Jauh berbeda dengan saat masih kecil dulu. Punggung inilah yang selalu melindungiku.
Aku tersenyum.
Tanpa sadar aku melingkarkan tanganku dipinggangnya. Aku meluknya. Sangat nyaman ternyata. Saking nyamannya, tak terasa mataku memberat. Kurasa aku akan tertidur juga.
Aku tak yakin apa yang selanjutnya terjadi. Mungkin ini mimpi. Tapi terasa nyata.
Aku merasakan gerakan. Sean menghadap kearahku dan ikut memelukku. Sangat erat. Kepalanya ia sandarkan di puncak kepalaku, sedikit dapat kurasakan nafasnya diatas kepalaku.
Dia semakin merapatkan badanku ke tubuhnya. Menarik kepalaku agar memempel di dadanya. Tubuh kami menempel tanpa jarak. Aku dapat mendengar detak jantungnya. Sangat cepat? Apa dia mimpi buruk ya?
Mungkin aku yang sedang bermimpi disini.
Tak kupedulikan semua itu, aku melanjutkan tidurku yang nyaman ini. Aroma mint dari benda di depanku sangat menenangkanku.
Sangat nyaman.
Aku tertidur, memeluk sesuatu didepanku dengan erat.
~~
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL(IA)
FantasyBagaimana rasanya menjadi seorang pahlawan? Kau tahu? Aku merasakan banyak sekali perasaan. Seperti? Mungkin senang? bangga? Bingung? Sedih? Takut? Terkejut? Dan.. Entahlah Yaaah, yang perlu kalian tau, menjadi pahlawan itu memiliki banyak rasa. W...