Aku melangkahkan kakiku secepat mungkin. Berlari tanpa memedulikan teriakan orang yang ta sengaja kusenggol. Aku harus cepat kalau tak mau terlambat untuk kesekian kalinya.
Dengan nafas yang terputus-putus, akhirnya aku berhasil memasuki gerbang sebelum pak satpam menutup rapat gerbang itu. Tanpa babibu lagi aku bergegas menuju kelasku yang sudah sepi. Pasti yang lain sudah siap di lapangan upacara.
Setelah mengambil topi di tas, aku kembali berlari menuju lapangan utama sambil memakai topiku. Sesampainya disana, kuedarkan pandanganku untuk mencari barisan teman sekelasku. Saat pandanganku menangkap seseorang yang kukjenal sebagai anggota kelasku, langsung saja aku bergegas untuk ikut masuk ke dalam barisan.
Tak lama upacara dimulai. Upacara hari ini berlangsung dengan khidmat. Tapi entah mengapa aku tak dapat berkonsentrasi mendengarkan amanat dari pembina upacara. Pikiranku tak tahu kemana. Pandanganku juga terasa kabur.
Aku merasa mual dan pusing. Keringat membanjiri keningku, juga sekujur tubuhku. Telapak tanganku terasa dingin, tapi aku merasa panas dibagian dalam tubuhku. Ada apa sebenarnya? Aku merasa tak enak badan.
Kutengokkan kepalaku kesana kemari, mencari anggota PMR yang sekiranya dapat membantuku untuk berteduh dipinggiran. Saat mataku menangkap seorang anggota PMR, saat itu juga kurasakan pandanganku menggelap. Aku tak sadarkan diri.
~
Aku merasakan gosokan ditelapak kakiku, agak geli rasanya. an juga, aku mencium bau mnyengat, seperti aroma terapi mungkin? Yang jelas aku mencium aroma itu tepat didepan hidungku. Perlahan kubuka mataku.
Yang kulihat adalah aku berada disebuah runangan, dengan tirai hijau putih disekelilingku. Aku juga melihat ada minyak kayu putih tepat berada didepan wajahku. Ada seseorang juga yang kuyakini sebagai anggota PMR berada didekatku.
Aku yakin aku berada di UKS sekarang ini.
Setelah melihatku telah sadar, gadis PMR didepanku langsung membantuku duduk dan bersandar pada kepala ranjang UKS. Setelah itu, dia mengambil air putih yang berada di nakas, memberikannya padaku. Aku meminumnya, tapi terasa enek di mulut dan perutku.
"Kurasa asam lambungmu naik, pasti kau tak sarapan pagi ini?," setelah menerima gelas dariku, gadis itu menanyakan hal itu dengan penuh perhatian.
"Ya, aku terburu-buru tadi, lupa tak sarapan jadinya,"
"Setelah ini kau harus mengisi perutmu, besok-besok lagi kau harus sarapan, apapun yang terjadi kau tak boleh meninggalkan sarapan, ingat itu,"
Aku tak terlalu mendengarnya, karena sekarang mataku terfokus pada wajahnya. Ya, tak salah lagi. Dia gadis yang kuincar. Reina Putri. Aku harus menanyakannya langsung padanya tentang tato itu.
Saat ia beranujak dari duduknya, segera kutahan lengannya. Dia terlihat agak kaget, tapi setelahnya dia dapat menormalkan wajahnya.
"Kenapa?," dia berkata santai sambil mentap lengannya yang kutahan.
"Bisakah.. Bisakah kita bertemu?,"
"Kita bahkan sudah bertemu dari tadi,"
" Bukan itu maksudku, bisakah kita berbicara? Ada hal penting yang ingin kubicarakan padamu,"
Tak ada respon. Dia hanya diam menatapku. "Kumohon, tak akan lama," ucapku meyakinkannya.
Akhirnya dia mengangguk walau terlihat agak enggan. "Kapan dan dimana?,'
Aku tersenyum mendengarnya. "Nanti sepulang sekolah, di kafe depan sekolah saja, kutunggu disana," ucapku masih dengan senyuman.
Dia hanya mengangguk takzim dan melepaskan pegangan tanganku, lalu berbalik meninggalkanku seoarang diri di UKS.
Yeah!! Reina Putri. Aku mendapatkanmu.
~~
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL(IA)
FantasyBagaimana rasanya menjadi seorang pahlawan? Kau tahu? Aku merasakan banyak sekali perasaan. Seperti? Mungkin senang? bangga? Bingung? Sedih? Takut? Terkejut? Dan.. Entahlah Yaaah, yang perlu kalian tau, menjadi pahlawan itu memiliki banyak rasa. W...