6

31 12 6
                                    

Ah, aku berada ditempat ini lagi. Seperti biasa. Dengan keadaan yang hancur. Kacau balau.

Aku tau ini mimpi. Tapi, masih ada tanda tanya dipikiranku. Kenapa akhir-akhir ini aku memimpikan hal yang sama?

Tempat yang sama.

Keadaan sekitar yang hancur, porak poranda.

Suasana aneh yang sama.

Dan, suara-suara yang sudah tak terdengar semenakutkan seperti pertama kali kudengar.

Dengan rasa penasaran yang tinggi, aku menelusuri setiap tempat disini. Benar-benar kacau.

Tapi, mengapa tak ada seorangpun kecuali aku disini?

Kembali kuedarkan pandanganku ke sekitar.

Mataku terbelak saat melihat sepasang sayap? Apa itu benar sayap? Milik siapakah? Hantu? Memikirkannya saja aku langsung merinding.

Tapi rasa takut itu kalah dari rasa penasaranku. Nekat saja kudekati benda aneh nan indah itu.

Aku berada tepat satu langkah dibelakang benda itu. Satu langkah lagi aku berjalan. Aku kembali dikejutkan karena sepasang sayap itu melekat pada punggung seseorang.

Kuberanikan untuk menyentuhnya. Orang itu-itupun jika benar dirinya orang-menoleh dengan tersenyum lembut.

Aku tertegun melihatnya. Dia sangat tampan. Sangat menawan. Kutarik kata-kata ku yang menyebutnya hantu. Dia lebih mirip dengan malaikat. Walaupun aku tak tahu wujud sebenarnya malaikat itu sendiri.

"Akhirnya kita bertemu, Audi" dia berkata tanpa menghapus senyumnya. Entah mengapa setelah melihat senyum itu wajahku memanas.


"Kau... Siapa?,"


"Jika aku berkata aku seorang Dewa apakah kau akan percaya?,"

Dia masih saja tersenyum. Oh ayolah, aku jadi salah tingkah hanya dengan melihatnya. Ada apa denganku?


"Kurasa aku percaya?," kataku ragu dengan jawabanku sendiri.

"Kenapa kau percaya?," katanya sambil menatapku lebih dalam.

"Apa karena aku tampan?," katanya dengan nada dan wajah yang sama-sama datar.


Ingin sekali kucakar wajah papannya itu.

"Bukan, mungkin karena kau punya sayap," kataku mencoba menyangkal bahwa dirinya memang tampan.


"Baiklah, apa menurutmu sayap hanya dimiliki oleh malaikat?,"

"Bunda sering bercerita tentang malaikat saat aku kecil. Bunda juga mengatakan kalau sayap malaikat itu sangat indah. Jadi, aku percaya saja padanya" aku berucap panjang lebar sambil memandang sayapnya yang memang sangat indah.


"Begitu ya," dia berkata dengan wajah datarnya lagi. Kemana senyum menawan yang kau perlihatkan tadi?

"Lalu, dimana ini? Dan apa yang terjadi?" tanyaku sudah sangat penasaran.

"Aku akan menjawabnya nanti, sekarang bangunlah. Bukannya kau harus sekolah?,"

"Nanti? Jadi, kita akan bertemu lagi?"

"Yah, tentu saja Audi"

"Baiklah, tapi bolehkah aku mengetahui namamu?"

"Tentu, kenapa tidak?,

"Jadi, siapa namamu ?"

"Panggil aku Marcel"

Seketika cahaya terang menyilaukan datang. Membuatku mengernyitkan mata. Dia hilang, bersamaan dengan hembusan angin lembut yang menerpa wajah.

Dan aku terbangun dari mimpi aneh itu. Apakah aku akan bertemu dengannya lagi? Atau itu hanya imajinasiku?

Sudahlah, jika mimpi itu benar adanya, maka saat aku tertidur aku akan kembali bertemu dengannya.

Sang Dewa tampan bersayap.

Marcel.

~~

ANGEL(IA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang