Chapter 2 : 'Mouth Hunch'

280 10 0
                                    

(Hai Guys author update lagi ey! Kali ini author menambahkan lagu biar ga jenuh)

(Dalam cerita ini lagu ini menjadi dasar bagaimana sebuah Cinta bisa tertipu akan penampilan mereka yang mirip....  kalau kalian penasaran silahkan baca 😃😀)

Yuri pov

Hari ini semua keluargaku telah berkumpul seperti biasa kami mengadakan makan bersama dan itu hukum wajib oleh papa mertuaku, aku hanya senyum senang karena kedua anakku hari ini terlihat akur.

Setelah sarapan mereka berpamit melakukan kegiatan masing-masing bahkan diriku harus membantu semua para pelayan dalam kegiatan rumah, ini sudah menjadi keputusanku menjadi ibu rumah tangga malahan levi mendukung tindakanku alasannya sih biar tidak ada lelaki lain yang menyentuhku ada-ada saja dia, aku hanya senyam senyum sendiri sambil menjemur baju di halaman tak tahu-tahu aku merasakan sebuah pelukan dari belakangku, aku lirik siapa yang aku peluk ternyata suamiku.

"Kenapa dari tadi senyam senyum sendiri ah! Ada apa? Denganmu kau ingin sesuatu"

"Tidak levi sayang, aku hanya merasa bahagia bahwa kedua anak kita akur hari ini tanpa aduk mulut, aku merasa bahagia sekali"

"Kalau kau bahagia seperti itu, sekarang giliran kamu membuatku bahagia"

Mendengar kata-kata itu aku hanya menonjok sikuku keperutnya "dasar mesum" .

Meskipun kami memiliki rumah sendiri aku merasa kesepian setelah dua anakku tumbuh besar karena kegiatan mereka membuatku meminta dan merajuk levi untuk kembali kerumah keluarga besarnya, awalnya dia menolak tapi karena aki terus membuat ekspresi sedih dan kesepian berkepanjangan akhirnya dia menyerah dan kami tinggal kerumah besar keluarganya kembali, sedangkan rumah kami dijadikan villa jika sewaktu-waktu aku merasa bosan ditempat ini aku akan berkunjung ditempat ini bersama suamiku dan kedua anakku.

Yuki pov

Hari ini terasa berat bagiku semua berkas-berkas menumpuk dimejaku membuatku pusing, dasar si ayah yang selalu saja pulang cepat dan melampiaskan perkerjaan kantor kepadaku membuatku kesal dan muak karena penyakit rindu nya itu, AAAAHHHH! CAPEEEEE, tanganku bergerak keatas kepalaku membuat rambutku acak kadut frustasi sampai aku tidak sadari bahwa ada seseorang masuk keruangan sambil menatapku aneh dan jengkel.

"Ada apa paman?" Ujarku kepada pamanku Farlan.

"Paman hanya mengasihkanmu laporan saja kok marah" paman Farlan pun menyerahkan sebuah berkas dokumen yang paling penting untukku dan aku hanya meresponnya dengan helaan nafas.

Paman farlan kemudian duduk dihadapanku meski aku tidak minta, dia terus memandangku membuatku risih , pergerakan tanganku berhenti seketika aku mulai menatap kearah paman kayanya dia terus memandangku, dasar lelaki kalau sudah ada pemandangan yang Indah pasti tidak mau disia-siakan, Eh! Tunggu aku ini laki-laki bukan perempuan menyebalkan.

Pluk!

Suara pulpen yang keras membuat lamunan paman farlan terbuyar.

"Eh..."

"Sudah ngelamunnya. Kalau tidak ada hal penting meningan paman pergi ke ruangan Paman gih! Aku takut tante Petra marah padaku karena wajahku melebihi kecantikannya"

Mendengar perkataanku paman farlan hanya terkekeh geli lalu dia berdiri sambil mengusapkan matanya habis ketawa "maaf yuki, habisnya kau itu seorang lelaki seharusnya, gagah, tampan dan maskulin tapi dirimu kau seperti perempuan kaya adikmu itu, cantik , imut menggemaskan dan tubuhmu itu kaya ga ada otot-ototnya ramping" ujarnya membuatku cemberut.

"Udah komplain nya?!" Mendengar nadaku kesal paman farlan langsung meminta maaf kepadaku atas perkataannya tadi selepas itu dia pergi meninggalkan ruangan.

My Husband is Devil [END][#SEQUEL2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang