Satu bulan telah berlalu aku telah kembali kerumah akan tetapi Raka belum kembali dari liburannya. Sebelumnya kan dia bilang dua bulan. Tetapi aku sudah sangat rindu. Kali ini tidak seperti biasanya hatiku gelisah, sangat gelisah. Pembantu di rumah ku ijinkan cuti. Cuti satu malah ikut cuti tiga-tiganya. Katanya cuma satu minggu sebelum Raka kembali karena jika Raka ada mereka tidak punya kesempatan untuk sekedar mengunjungi keluarga saja.
Tak ada seorangpun di dalam rumah hanya dua security berjaga di depan rumah. Aku tidur terlentang diantara dua kursi yang berdempetan sambil menonton televisi. Jam telah menunjukan pukul sepuluh malam. Mataku terpejam.
Tiba-tiba ku dengar langkah kaki pelan. Mungkin itu pak Redi security rumah ini. Mataku masih terpejam tiba-tiba aku terkejut seseorang telah menindih badanku. Seseorang berbadan kekar dan berotot.
"Raka? " tanyaku padanya.
Tanpa menjawab dia malah memelukku lebih erat. Wajahnya tenggelam di pundaku sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya.
"Kamu bukannya masih lama ya pulangnya? " tanya ku lagi.
Tidak ada jawaban. Sebelah tangannya malah menyusuri ke area bawah membelai area pahaku.
"Kamu ganti parfum? Kok baunya lain? " tanyaku yang mulai aneh karena Raka tidak menggunakan parfum menyengat seperti ini.
"Jangan-jangan ini bukan raka? " jeritku dalam hati.
Aku mencoba melepaskan tubuhku yang masih tertindihnya. Aku menggigit lehernya kuat sampai dia bangun dari atas tubuhku.
"Cewek berengsek! " ucapnya sambil menamparku.
Aku sangat terkejut dan kaget. Itu bukan Raka, itu Rinto orang yang selalu memberikan wanita-wanita itu pada Raka. Aku berdiri dan menjauh tetapi dia mengejarku, memegang tanganku kuat-kuat. Dia menariku ke sebuah ruangan karoke yang terletak tidak jauh dari tempat menonton TV.
"Jika mau teriak, teriak saja di sini! " ucapnya sambil mendorongku ke tempok.
Tidak tempat ini kedap suara, seseorang tidak mungkin mendengar suaraku di dalam sini.
Aku terus melawannya. Menghindar dari segala tindakannya. Dia mendorongku ke sofa besar di sana. Tenaganya besar sekali aku tidak kuat melepaskan diri.
"Raka..!!! " jeritku sambil menangis kencang.
"Aku takut, sangat takut. Siapapun tolong aku. " ucapku dalam hati.
" percuma kamu manggil-manggil dia, dia itu sedang bersenang-senang dengan Tasya.. Hahahaaa...! " ucap Rinto tertawa.
"Daripada teriak-teriak seperti itu lebih baik layani aku sekarang tidak usah jual mahal gadis lajang..!! " bentak Rinto padaku.
Aku terus berteriak-teriak memanggil nama Raka. Rinto terus menertawaiku, menamparku berkali-kali bahkan menjambak rambutku kuat. Dia merobek bejuku sampai lengan bajuku koyak. Dia menyingkapkan rok yang ku pakai sampai ke atas. Dia merober bajuku di bagian depan sampai buah dadaku terpampang jelas. Saat di sibuk di daerah sana aku mengambil pot bunga di atas meja dan memukulkannya ke kepalanya.
"Ahh setan kau..!!! " jeritnya memegang kepalanya yang berdarah karena pukulanku yang keras.
Dengan cepat aku berlari ke ruangan lain. Ruangan yang tidak kedap suara. Dia terus mengejarku sambil memegang kepalanya. Aku mulai menaiki tangga tetapi kakiku sangat berat. Sebelah kakiku di tariknya sampai aku jatuh di anak tangga. Di menariku sampai bawah. Dia menindihku di lantai. Dia duduk di atas perutku dan mulai membuka sabuk dan kaitan celananya. Dia menindihku sangat kuat saat membuka celananya lalu melemparkannya ke sisi kiri. Aku terus berontak. Jantungku terasa copot dari tempatnya saat dia merobek celana dalamku dengan kuat.
Aku terus berteriak memanggil nama Raka sambil menangis dan meronta. Tamatlah riwayatku. Apa yang harus ku katakan saat dia pulang. Tidak aku milik suamiku, aku mau Rakaku tuhan. Setelah itu aku tak tau apa yang terjadi. Aku tidak sadarkan diri karena takut.
*****
Perasaanku tidak karuan. Aku terus mengingat rumah. Aku ingat Andhinie. Tidak seperti biasanya, kali ini aku sangat khawatir. Aku pulang diam-diam saat Tasya tidur di kamarnya. Aku menyewa pesawat pribadi agar cepat sampai ke Indonesia. Aku sampai berlari saat turun dari mobil.
"Ibu mana? " tanyaku pada salah satu security di rumah ini.
"Di dalam tuan, di dalam juga ada teman tuan mas Rinto. "
Aku langsung berlari saat mendengar nama Rinto. Aku mendengar ada keributan di dalam. Ku lihat Rinto menindih Andhinie di lantai di bawah tangga. Andhinie memanggil-manggil namaku berteriak menangis. Aku segera menarik Rinto dari atas tubuhnya. Aku memukulnya berkali-kali sampai ia jatuh di lantai.
"Kamu bukannya masih... "Ucap Rinto yang terhenti karena aku memukulnya lagi.
"Jadi ini alasannya mengapa kamu menanyakannku kapan aku pulang hah? " ucapku sambil memukulnya lagi.
Aku melihat Andhinie yang pinsan dan kini mulai membuka matanya lagi. Dia menangis dan menjerit sambil berjalan mundur.
"Kau begini pada sahabatmu sendiri? " ucap Rinto tertawa.
"Kamu lebih membela gadis lajang itu di bandingkan aku yang sahabatmu dari dulu. " ucapnya lagi meyakinkanku.
"Persetan dengan persahabatan kita. Kau sudah melukai gadisku. " ucapku marah.
"Hahaa... Sejak kapan kamu hanya inginkan satu perempuan? " ucap rinto tertawa.
" sejak aku mengenalnya. Pergi dari sini jika tidak aku akan membunuhmu. " ucapku berteriak padanya.
Dia pergi meninggalkan kami dengan banyak luka.
"Andhinie! "
Aku berlari ke arahnya. Andhinie sangat terpukul. Dia duduk di lantai menenggelamkan wajahnya ke tembok. Bahkan dia menjerit saat aku menghampirinya.
"Tenanglah ini aku, Raka! " ucapku menggenggam tangannya yang beberapa kali dia tepiskan.
Dia bahkan tidak mau melirik ke arahku. Dia terus menangis memanggil-manggil namaku. Aku memaksanya untuk melihatku. Saat dia sadar jika itu aku, dia langsung memelukku dengan erat.
"Tolong aku, aku takut dia ingin memperkosaku. " ucapnya menangis sambil memeluk lemas lalu pingsan.
Aku menggendongnya. Membawanya ke kamar. Aku mengganti pakaiannya yang sudah koyak. Menyelimutinya dengan selimbut tebal di ranjang.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH YOU ( TAMAT )
RomanceBudayakan vote sebelum membaca !!!! Kisah ini menceritakan kisah seorang gadis yang bertemu dengan pria kaya penikmat kepuasan dunia. pria yang punya segalanya namun dia telah berikrar tidak akan pernah menikah dengan gadis manapun. karena dengan u...