Hari ini hari minggu, hari setelah pertempuran semalam. Raka dan Andhinie duduk bersebelahan di rangjang tanpa saling berbicara. Mereka hanya saling melirik satu sama lain lalu diam lagi.
Raka sesekali memukul kepalanya dengan guling yang di peluknya. Melihat Raka seperti itu Andhinie hanya mengerutkan dahinya sambil melirik Raka dan tersenyum kecil.
"Sudah ku bilang kan jangan macam-macam, !" ucap Raka tiba-tiba sontak membuat Andhinie terkejut.
"Dih siapa yang macam-macam? " tanya Andhinie mengerutkan dahi sambi meliriknya.
"Semalam kamu merayuku kan? " tanya raka dengan sorotan matanya yang tajam.
"Dih orang kamu yang memulai kok. " ucap Andhinie mengerutkan dahi.
"Anggap aja tidak terjadi apa-apa kalau begitu. " ucap Raka melangkah menuju ke kamar mandi.
"Gak terjadi apa-apa gimana? Paling kamu akan menjadi ayah. " ucap Andhinie tertawa kecil sambil mengikutinya dari belakang akan akan tetapi Raka segera menutup pintu kamar mandi dengan cepat.
Andhinie mengetuk pintunya berkali-kali.
"Apasih berisik! " ucap Raka seraya membuka pintu. "Memangnya kamu mau ikut aku ke dalam sini? " lanjutnya.
"Ini kamu lupa bawa handuk. " ucap Andhinie sambil memberikan handuk yang dia pegang.
"Memangnya kamu mau mengijinkanku jika aku ikut masuk kesana? " tanya Andhinie meledek.
"Gak! " ucap Raka sambil langsung menutup pintu kembali.
Raka masih berdiri di belakang pintu. Wajahnya seperti di rendam air panas hampir matang. Jantungnya berdebar tak karuan, pikirannya tak bisa di jernihkan. Tanpa pikir panjang Raka langsung membuka pintu kamar mandi dan menarik lengan Andhinie kuat sampai dengan secepat kilat Andhinie sudah berada di dalam kamar mandi bersamanya.
Andhinie tersenyum simpul, sedangkan Raka menatapnya serius seperti singa yang ingin menerkam mangsanya. Seperti tidak ada rasa takut Andhinie terus tersenyum padanya.
"Aku menerima tantanganmu. " ucap Raka mendorong Andhinie ke dinding dekat pintu.
"Tantangan apa?" tanya Andhinie polos.
"Kamu harus bertanggung jawab karena membuatku seperti ini! " ucapnya sambil menunjuk ke bawah sana.
Wajah Andhinie memerah saat melihatnya. Melihat sesuatu yang sudah menegang di bawah sana. Raka menariknya masuk ke bathtub yang masih kering belum terisi. Bathtub yang cukup luas apalagi hanya untuk dua orang. Raka menyandarkan Andhinie disana dan mulai mengisi bathtub dengan air hangat.
Andhinie menyandar terlentang sambil menumpangkan salah satu kaki ke kaki sebelahnya yang lain. Raka menyandar di sampingnya.
"Bolehkah kita melanjutkannya disini? " tanya Raka sambil membelai pipi kiri Andhinie dengan tangan kanannya.
Tanpa menjawab apapun Andhinie langsung menyenderkan badannya ke badan raka. Tetapi Raka kemudian mengangkatnya dan memposisikan Andhinie duduk di pangkuannya.
Andhinie memeluk dan membelai bagian belakang lehernya membuat Raka semakin bersemangat menciumnya. Mereka bercinta di bathtub yang hampir terisi air hangat setengahnya. Setelah puas mereka berendam bersama dan memulai obrolan kecil.
"Jadi cuma aku keluargamu sekarang? "Tanya Raka setelah mendengar cerita tentang Andhinie yang di jawab dengan anggukan kepala."Jadi apa kamu pernah berhubungan intim sebelumnya?" tanya Andhinie.
"Tidak. " jawabnya cepat.
"Kenapa? Bukannya kamu sering gonta-ganti pasangan? " tanya Andhinie.
"Aku hanya meringankan beban di ototku saja, lagian aku tidak pernah tertarik sedikitpun. Belum pernah ada satu wanitapun yang membuatku berdebar. " jawabnya sambil memegang dadanya sendiri.
"Jadi, apa aku membuatmu berdebar dan ingin melakukannya? "
"Bukan hanya ingin melakukannya tapi tidak bisa menahan diri untuk terus melakukannya. " ucap Raka sambil mencium kembali bibir Andhinie dengan lembut.
"Bolehkah aku mencintaimu? "Tanya Andhinie lagi.
"Jangan jika kamu melakukannya kamu akan sakit sendiri. "
"Kenapa? Apa karena kamu tidak mencintaiku? " tanya Andhinie heran.
"Aku tidak ingin mencinta lagi. " ucap Raka bangkit dari tembat berendamnya dan membungkus badannya dengan handuk.
Andhinie melihatnya melangkah keluar dari kamar mandi. Andhinie menangis di sana. Rasanya seperti di tolak Cinta, sakit. Ingin sekali ia menenggelamkan kepalanya ke air rendaman untuk selamanya sampai tak bernapas lagi. Agar rasa sakit itu cukup berhenti sampai disini.
Tetapi dia harus tetap di samping pria itu yang sifatnya bisa berubah dalam beberapa detik saja. Tiba-tiba marah, manis, dingin dan marah lagi.
"Aku sudah memulainya, jadi aku harus mengakhirinya dengan happy ending. Ya, Raka harus jatuh Cinta juga padaku. Agar aku tak sakit sendirian. " ucapnya dalam hati.*****
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH YOU ( TAMAT )
RomanceBudayakan vote sebelum membaca !!!! Kisah ini menceritakan kisah seorang gadis yang bertemu dengan pria kaya penikmat kepuasan dunia. pria yang punya segalanya namun dia telah berikrar tidak akan pernah menikah dengan gadis manapun. karena dengan u...