Aku keluar dari kamar mandi dan masih mengenakan kimono. Aku melihat Raka memandangku kaku. Rasanya seperti masa lalu terulang kembali. Wajah Raka yang kaku serta pandangannya yang beku meminta di hangatkan agar perlahan mencair.
Aku mendekatinya duduk di tepi ranjang di depannya. Dia masih menatapku lekat. Aku tersenyum menatapnya.
"Kamu mau mandi? " tanyaku.
"Memangnya,, jika aku tidak mandi kamu tidak mau tidur denganku? " tanya Raka membuatku takut sekaligus tertantang.
"Ih.. Kamu kok genit sih? " ucapku memukul dada bidangnya perlahan.
Dia dengan cepat meraih tanganku yang sudah terlanjur memukulnya. Dia menarik tanganku membuat tubuhku semakin mendekat dengan tubuhnya. Dia memandangku tersenyum membuatku malu sekaligus berdebar.
"Emmhh.. Jadi beneran gak mandi? " tanyaku mencairkan suasana.
"Kenapa tadi tidak mengajaku? " tanya Raka melepas genggamannya.
"Ih tadi aku kan udah ngajakin. Terus kenapa tadi udah masuk balik lagi? " jawabku memasang wajah cemberut.
"Habis kamu tidak menahanku. " ucapnya.
"Yasudah aku mandi dulu yah. Nanti kamu kebauan. "
"Aku gak bilang gitu loh sayang.. "
"Cup..!! " dia menciumku cepat lalu pergi masuk kamar mandi.
*****
Aku selesai memasak untuk makan malam tetapi aku tidak melihat Raka turun dari kamar. Apa dia masih belum selesai mandi? Tetapi ini sudah hampir dua jam.
"Raka..! " aku mencarinya ke kamar.
Aku melihatnya terbaring di tempat tidur. Aku mendekatinya. Ku lihat dia terpejam.
"Raka... " ucapku pelan.
"Hmmm.. " jawabnya pelan.
"Makan dulu yuk! Dari sore kamu belum makan loh. "
"Sebentar lagi. " ucapnya menarik lenganku.
"Aku lapar loh.. " ucapku.
"Yasudah ayo kita makan !" ucapnya bangkit dari tempat tidur.
Aku mengikutinya dari belang. Aku senang kini dia sudah berubah mau mendengarkanku.
"Makan yang banyak. " ucapku.
Dia tersenyum menganggukan kepalanya.
Setelah selesai makan kami duduk berdua sambil menonton TV. Kami berbincang banyak sekali. Aku senang melihatnya berubah. Kini dia lebih manis dan hangat.
"Tidur yuk! Aku ngantuk. " ucap Raka menariku ke kamar.
Aku mengikutinya tanpa membantah satu katapun. Sebetulnya jantungku berdebar kencang sekali memikirkan apa yang akan terjadi setelah ini. Mungkin seharusnya aku tidak segerogi ini karena aku pernah melakukannya dulu dengan orang yang sama.
"Kenapa kok diam saja? " tanya Raka menariku duduk di tempat tidur.
"Aku.. Aku tidur duluan yah. Badanku rasanya gak enak. " ucapku mengalihkan perbincaraan.
"Kamu... Yasudah tidur saja. " ucapnya.
Aku memakai selimbutku sampai ke leher, memejamkan mataku. Meski mataku berusaha di pejamkan tetapi aku masih tidak bisa tertidur. Aku melihatnya masih duduk di tepi ranjang dengan kedua tangannya menangkup wajah. Apa yang harus ku lakukan, mungkinkah ia marah atau kecewa? Hatiku terasa sakit seketika entah mengapa.
"Raka? Kamu belum tidur? " tanyaku masih dalam keadaan berbaring.
"Apa sekarang kamu menyesal bersamaku lagi? " ucapnya membuatku bangkit dari tidurku.
"Kamu ngomong apa sih? " tanyaku mendekatinya.
"Jelas sekali sedari tadi kamu menghindari aku bukan? "
"Raka... Aku.. Aku tidak mungkin begitu. " ucapku.
"Apa aku memang tidak pantas buatmu? Apa kamu benar sudah mencintai orang lain?! " ucap Raka menekan suaranya kasar.
"Aku tidak mencintai orang lain selain kamu. " ucapku menangis.
"Bohong..! " ucapnya lalu pergi.
Aku menangis melihatnya pergi dari hadapanku. Apa yang harus ku lakukan? Seharusnya aku tidak menghindarinya tadi. Aku tidak mau kesalah pahaman ini terus berlangsung dan berakhir seperti dulu. Aku mengejarnya, mengikutinya sampai ke depan pintu rumah.
"Raka tunggu. " ucapku menahannya pergi.
Dia hanya menolehku lalu berjalan lagi. Aku mengejarnya tanpa sadar kakiku terkilir dan jatuh.
"Ahhh...!! " jeritku.
"Andhinie.. " ucap Raka berlari ke arahku.
"Kamu tidak apa-apa? "
"Kakiku sakit.. "
Tanpa bertanya lagi dia langsung menggendongku masuk ke dalam rumah dan mendedekanku di sofa.
"Sini aku lihat. Duh kamu tergilir. Aku pijit ya. " ucapnya.
Dengan perlahan dan lembut dia memijit kakiku yang terkilir. Aku meringis menahan sakit. Tetapi rasa sakit ini tidak seberapa di banding jika Raka meninggalkanku.
" Raka, aku tidak menghindar. Tetapi.. Aku gugup. Aku tidak tau harus bagaimana. Jantungku terus berdebar kencang. " ucapku menunduk.
"Maaf ya, aku egois. " ucap Raka memandangku.
"Tidak. Aku yang egois, aku tidak seharusnya menghindari suamiku, aku seharusnya.. "Ucapku tidak bisa melanjutkan perkataanku.
Aku menangis. Dia memelukku, membelai rambutku, mencium keningku.
"Aku mengerti. Tapi terimakasih karena telah berdebar untukku. " ucapnya semakin memelukku.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIED WITH YOU ( TAMAT )
RomanceBudayakan vote sebelum membaca !!!! Kisah ini menceritakan kisah seorang gadis yang bertemu dengan pria kaya penikmat kepuasan dunia. pria yang punya segalanya namun dia telah berikrar tidak akan pernah menikah dengan gadis manapun. karena dengan u...