18. Masalah Baru

3.9K 213 1
                                    

Andhinie sangat senang karena perlahan kondisi Raka membaik. Meski sifatnya begitu, tetapi sia sangat mengerti karena rupanya ingatan yang muncul cuma ingatan yang buruknya saja. Dia hanya mengingat pernikahannya yang terpaksa. Dan dia begitu marah setelah mengetahui Tasya sudah meninggal. Dia hanya mengingat masa-masa Indah bersama tasya saat selama pacaran dan saat liburan bulan lalu.

Tetapi kini Andhinie sangat sedih, bukan karena Raka tidak ingat jika mereka saling mencintai dan bukan juga karena ia harus tidur di lantai karena Raka tak mau berbagi tempat tidur. Tetapi karena akhir-akhir ini Raka sangat kasar padanya.

"Apa sih?  Ingat ya kamu ini cuma istri di atas kertas jadi jangan pernah berpikir aku mau denganmu. Jangan karena Tasya sudah tidak ada lagi kamu bisa punya kesempatan. " ucap Raka marah hanya karena Andhinie tak sengaja memeluknya karena tidak tahan melihat Raka murung karena tahu Tasya sudah meninggal dunia.

" oh apa aku ceraikan saja kamu yah?  Untuk apa aku punya istri tak berguna. " ucap Raka mendorong Andhinie sampai hampir jatuh ke lantai.

Ucapannya membuat air matanya mengalir tak tertahankan. Dia tidak sanggup menatap Raka yang masih menatapnya jengkel. Kemarin dia merasa sangat bahagia, tetapi rasanya cuma sekilas seperti mimpi. Terasa baru kemarin Raka memeluknya, menciumnya dan bilang mencintainya. Tapi kini tiba-tiba dengan sekejap semuanya hilang.

"Harusnya gadis seperti aku tidak boleh bermimpi banyak. " ucapnya dalam hati menangis.

"Akan ku urus surat cerainya besok. " ucap Raka sambil pergi.

Andhinie mengepal kedua tangannya erat sambil menahan tangis yang semakin di tahan semakin menyewakan. Selama ini dia tidak pernah menangis karena dia tidak pernah sesedih ini. Bukan tidak  pernah tetapi dahulu dia tidak pernah merasa bahagia sehingga tidak tahu rasa sedih itu seperti apa.

*****

"Selamat ya ibu hamil. "

Ucapan seorang dokter kandungan yang memeriksanya kemarin terus terngiang di telinganya. Itu membuatnya semakin sedih, karena harus menerima kenyataan jika Raka akan menceraikannya.

"Hai putriku.. " ucap Ayah mertuanya yang tiba-tiba sudah di depannya.

"Ah ayah, kapan datang? " tanya Andhinie langsung menghapus air matanya  segera.

" kalian bertengkar ya?  Sabar ya anakku, mungkin saat ini Raka tidak mengingat sepenuhnya tetapi nanti jika ia ingat ia pasti akan sangat menyesalinya. " ucap Ayah mertua sambil menepuk-nepuk bahunya.

" Ayah, bagaimana jika Raka tidak mengingatku lagi, bagaimana jika dia menceraikanku? "

"Itu tidak akan terjadi. Jika iya akan ayah sita semuanya agar dia mengerti .beraninya dia seperti itu pada Putri ayah. "

"Terima.. Kasihh.. " ucap Andhinie.

Tetapi entah mengapa kata-kata ayah mertuanya malah membuat hatinya semakin tertekan.

"Dia belum pulang juga ya, yasudah ayah mengnap saja. Mau tidur di kamar tamu. " ucap ayah mertuanya sambil pergi menuju kamar tamu dan menutup pintunya.

" kamu sudah pulang? " tanya Andhinie menghampiri Raka yang baru tiba di rumah.

" mau makan? " tanya Andhinie lagi.

" tidak usah sok baik, mulai hari ini kamu bukan lagi istriku. Aku sudah mengurusnya. " ucap Raka sambil melemparkan amplop coklat yang berisi surat cerai.

" kita bicara disana. " ajak Andhinie takut ayah mertuanya mendengar.

"Kamu makin gak tahu diri ya, beraninya menyuruhku seperti itu meski sudah bukan istriku lagi..! " ucap Raka setengah berteriak.

"Bukan istri lagi? Apa maksudnya? " tanya Ayahnya yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

"Ayah kapan kesini? " tanya Raka gugup.

"Dari siang. Jangan mengeleas kamu. Apa maksudnya bukan istri lagi? "

"Kami sudah bercerai. "

"Apa?!  Dasar anak berengsek, bahkan Andhinie sedang mengandung anakmu.! " ucap Ayahnya meneriaki Raka sambil mencengkeram kerah baju Raka.

" apa sih?  Sejak dulu aku tidak ingin menikahinya. Ayah yang memaksaku. Ayah bilang dia hamil?  Aku yakin itu bukan anakku. " ucap Raka menekan kata-katanya.

"Beraninya kamu..!! "

BHUGGHKK...!!!

Ayah memukul Raka tepat di wajahnya membuat Raka berhenti berbicara.

" pergi dari rumahku. " ucap ayahnya.

"Cukup ayah, jangan lakukan itu. Biar aku yang pergi. " ucap Andhinie.

"Kamu masih saja membelanya. " ucap ayah Raka pergi.

"Ini karena kau..!  Pergi sana jangan pernah kembali. Dan ingat itu bukan anakku. "

"Aku tahu ini bukan anakmu. Ini anak suamiku dan kamu bukan. " ucap Andhinie pergi.

Entah mengapa saat mendengar jawaban Andhinie Raka merasakan perasaan yang aneh. Seperti ada petir tak terlihat tetapi terdengar menyakitkan.

*****

Rasanya sakit, benar-benar sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasanya sakit, benar-benar sakit. Bagaimana dengan anakku, bagaimana jika nanti dia lahir tanpa ayah. Bahkan kini aku tidak tahu harus pergi kemana. Malam sudah sangat larut, aku tidak berani pulang ke panti dalam keadaan seperti ini.

Aku terus melangkahkan kakiku tanpa arah dan tujuan. Rasanya sangat menyedihkan. Aku bahkan tidak punya keluarga bahkan teman hanya untuk menghibur atau meringankan rasa sakit ini sedikitpun.

*****

MARRIED WITH YOU  ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang