24. Perasaan ini

4K 191 1
                                    

Setiap hari Raka menemuiku bahkan beberap hari dalam seminggu ini dia sengaja menginap di rumah ayah dengan alasan tidak bisa tidur sendirian di rumah padahal disinipun dia tidur sendiri di kamar tamu. Sikapnya yang manis membuatku bingung dalam bersikap.

" kamu belum tidur? " tanya Raka padaku yang duduk sambil menonton TV.

"Belum. " ucapku.

Aku melihatnya duduk di sampingku aku pura-pura tidak melihatnya.

"Hai. " ucap Antoni datang.

"Wah kamu udah kesini aja. Ayo sini duduk. "ucapku menepuk sofa agar Antoni duduk di sampingku.

"Iya terimakasih. " ucapnya langsung duduk di sampingku.

"Ini aku bawakan pesanannya. " ucap Antoni menyodorkan makanan pesananku.

"Wah makasi ya. Maaf tiba-tiba aku ngidam beginian. " ucapku.

" gapapa kok aku senang. " ucapnya mengelus perutku.

" kamu ngidam kenapa ga ngomong sama aku. Aku kan bisa belikan. Lagiankan itu anaku bukan anak dia. " ucap Raka menarik lenganku.

"Oh ya kamu sudah makan? " tanyaku pada Antoni tanpa memperdulikan Raka.

"Sudah kok. "

"Aku makan ya. Wah kelihatan enak sekali. " ucapku sambil memakan makanan yang Antoni bawakan.

"Kamu mau? "

"Boleh. " ucap Antoni.

Aku menyuapi Antoni beberapa suapan. Ku lihat wajah kesal Raka. Dia pasti sangat merasa jengkel karena ulah kami.

"Kamu kok makannya belepotan sih sayang.. " ucapku sambil membersihkan bibir Antoni dengan tisu.

"Aku tidur duluan. " ucap Raka beranjak pergi dari tempat duduknya.

Tidak lama kemudian aku melihat Raka keluar lagi dari kamarnya. Dia menatapku penuh kecewa sebelum ia pergi mengendarai mobilnya.

" kamu sengaja ya? " ucap Antoni.

" maaf ya. Kayaknya aku ngantuk deh. " ucapku.

"Yasudah aku pulang yah. Kamu istirahat ya. " ucap Antoni mengelus rambutku.

"Maaf Antoni. " ucapku menghindar saat Antoni mencoba mencium keningku.

Ku kira dengan membuat Raka marah aku akan merasa senang. Tetapi aku jadi tidak bisa tidur semalaman karena memikirkannya. Aku melangkahkan kakiku ke kamar tamu yang di tiduri Raka. Ku lihat Raka belum kembali. Kamarnya masih kosong. Aku melentangkan tubuhku di atas Ranjang besar itu. Rasanya nyaman sekali. Saking nyamannya aku tertidur disini. Wangi selimut yang ku pakai aromanya menenangkan. Ini aroma dari minyak Wangi yang selalu Raka gunakan.

Dengan masih memejamkan mata aku merasakan aroma itu semakin kuat. Sampai ku sadari ada napas yang beradu di depan wajahku. Saat ku buka mataku perlahan aku melihat Raka sedang duduk menatapku begitu dekat sampai wajah kami sejajar.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MARRIED WITH YOU  ( TAMAT )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang