18

2.8K 108 4
                                    

Di sisi lain tak disangkan saat air mata Allan  menyentuh bibir Vina, tiba tiba air mata Vina jatuh, hingga beberapa menit kemudian kedua kelopak mata itupun  terbuka secara perlahan bahkan snagat pelan.

Yang Vina pertama di tatapnya hanya sebuah boneka teddy besar berwarna biru kesukaannya disampingnya. 

"Allan" gumam Vina dengan suara kecil seraknya. 

Lagi lagi sama, wangi bunga mawar, lily memenuhi ruang dan saat mata Vina mengedar, betapa bahagianya Vina karna ruang rawatnya dipenuhi dengan vas kaca berisi seluruh bunga kesukaannya.

Seketika Vinapun menangis haru 'apa ini dari Allan' batinnya berteriak merindukan Allan hingga.

"Nona Vina anda sudah sadar" Ucap Dr Barry tersentak kaget, lalu dengan gesit menyodorkan minum ke Vina, yang hanya diteguk satu tegukan, itupun dengan sedotan.

"Berapa lama saya disini, dan siapa yang menungguku kenapa saya sendiri?" tanya Vina bingung, perlahan iapun memposisikan tubuhnya agar lebih nyaman berbaring l, sebari masih menghalau pening yang menyerang kepalanya.

"Yang lain mengiramu sudah tak tertolong, kecuali Tuan Allan yang masih menganggapmu ada, bahkan ia rela ikut mati dan mengancam semua orang yang mau mencabut alat bantu kehidupanmu pada masa koma Nona" ucap Barry, hingga seluruh ceritapun mengalir, bahkan mimik wajah Vinapun terus berubah ubah hingga.

"Telfon Allan katakan aku dalam keadaan kritis, bisakah tutupi aku dengan selimut saat Allan datang" Ucap Vina seluruh rencananya, seketika terbesit dengan cepat, saat matanya menatap tanggal, karna hari esok adalah ulang tahun kekasihnya.

Jam 7 malam Allanpun datang dengan wajah gusar, dan  langkah seribjnya berubah menajdi langkah sejutanya, akibat rasa khawatir mengebu gebubya, hjngga saat menatap Vina sudah dipasangkan berbagai macam alat yang makin memenuhi tubuh Kekasihnya.

Allanpun menatap sedu Vinanya sebari mengelus pipi pucat nan tirus tersebut, sedih "Nona dalam masa keritis mohon tunggu diluar" Ucap Berry sebari menahan tawany mati magian menatap mimkm wajah lesu dan tersiksa Allan .

Dan benar saja semuanyapun sontak terkejut saat Barry mengabarkan rencana Vina hingga mereka hanya mengangguk pasrah, dan ebrtanya bagai mana reaksinya nanti.

Awalnya semua berjalan lancar Allan masih tetap setia, sebari memijit keningnya letih, dan gelisah, dicampur khawatir karna dokter hampir sudah hampir 4 jam memeriksa kekasihnya.

Hingga bankar kasur Vinapun dipindahkan dari Icu kembali ke kamarnya.

VVP1.

Jampun terus bergerak hingga tak terasa sudah menunjukan 11.55.

Allanpjn masih setia duduk di samping gadisnya, yang entah sejak kapan tangannya berubah memeluk boneka teddy yang diberikan Allan saat ulang tahun gadisnya yang saat itu tengah tertidur akibat koma.

"Hingga"

"HBD Sayang" Ucap Vina sontak Allan terjungkal ke belakang saking terkejutnya.

Matanya membulat sempurna, rasa senang,  kesal plus marahpun seketika mendominasi.

Hingga "Apa apaan ini!!!" Bentak Allanmenatpakan raut wajah emosi yabg tak lama lagi akan meledak tiba tiba Allanpjn kalah.

Saat mimik wajah Vjminanya masih nampak phcat dengan swnyum yang dipaksakan.

Allan menatap dengan perasaan campur aduk "Aku khawatir dan kalian membohongiku" Ucap Allan dengan nada mulai merrndah walau masih terdengar sedikit sinis, hingga.

Semuapun hening, dan setetes air mata jatuh dari mata Vina.

Sontak Allanpun panik bak kesetanan memeluk Vina "maaf maaf aku terlalu mengkhawatirkan mu sayang...." ucap Allan sangat lembut akibat panik bahkan terus membenamkan kepala Vina di dada bidangnya, seakan mohon maaaf atas segala perbuatannya.

EquincoupL (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang