2

5.9K 222 1
                                    

Bel keluar berbunyi sedangkan Alvina pun dengan wajah lesu masih mengoreksi semua kesalahan dan memilah nya menjadi kesalahan berat kah? Atau ringakah bagi Allan.  Vina berjalan tanpa arah hingga sampailah di taman depan sekolah.

Dengan wajah lesunya Alvina memejamkan matanya merasakan hembusan angin dingin karna hari ini seketika cuaca siang itu berubah menjadi berawan dan sedikit mendung agin dan rumputpun menari hingga rasanya hati Alvina kesal.

"Kau menari bahkan saat aku bersedih dasar rumput sialan" Umpatnya menginjak injak injak rumput liar tak bersalah tersebut berualang ulang kali.

"Rumput itu tak bersalah Al kenapa kau malah kesal padanya" Ucap seorang laki laki dengan tawa nakalnya menatap Alvina aneh.

Seketika wajah Alvinapun menjadi kesal "apa...  yaya aku gila menurutmu,  yaa aku gila puas... " teriak Alvina frustasi sebari berjalan menghentakkan kakinya kesal kehadapan pria tersebut.

"Hua..... Yaya aku gila,  sengklek, oon,  bodo puas hah hah.... " teriak Vina lagi lagi makin meninggi.

Hingga tawa Jose pun makin keras "sadarkah kau mengumpat hal yang sama 2kali di waktu yang sama dengan kata kata yang sama" ucap Jose sebari tertawa lepas

"Maybe" ucapn Vina memutar otaknya mengingat lagi apa yang ia lakukan barusan.

"Kau lebih cocok dipanggil barbar" ucap Jose seketika.

"J. O. S. E aku gak barbar" teriak kesal Alvina bak toa menatap kesal sekaligus mendengus pada Jose.

"Sialan kalian sama aja yang satu kek Lukisan yang satu sableng nya gak ketulungan bikin pengen ng bacok isss... " gerutu Vina sebari berjalan meng hentak-hentajan kakinya kasar

'Apa salah hayati bang pacar ngambek, punya friend jahanam, kakak gak berperasaan mati lama lama gue' gerutu Vina terus menerus hingga tanpa sadar ia sudah sampai di depan ruang osis.

"Eh kok sampe kesini" ucapnya hingga.

Klontang....

"Hwaaaa..... "

"Ouch..... "

Terdengar lah suara bising tersebut hingga Vinapun kepo tingkat dewa.

'Nape tu? Dia jatuh in apaan?  Tv LCD,  Gelas atau nyawanya dead,  atau gone?' batin Vina tak jelas hingga.

Sedikit demi sedikit di bukanya pintu ruang Osis dan nampak lah seorang Lelaki tengah meniupi luka perempuan tersebut sebari menatap gadis itu dengan pandangan anehnya.

Dan Degh...

Degh....

Seketika senyum aneh tampak di wajah Vina hingga seketika Vinapun masuk.

"Thanks hadiahnya,  semoga makin deket dan cepet jadian" ucap Vina sebari mencomot cake di atas meja ruang Osis.

"Alvina" suara bariton berat itu seolah menginterupsi seakan memerintah Vina untuk berhenti dan berbalik tapi.

"Kayaknya gua mau PMS udah mendidih nie" ucapnya sebari Vina memutar kepalanya 180 derajat menampakkan tatapan tajamnya pada Gadis yang terluka dan laki laki tembok tersebut.

"Kak tadi kak Al nol-" ucapnya terpotong akibat ceroscos Vina

"Gak papa dek pura pura jatuh juga ga papa byar sekalian jatuh cinta siapa tau di bales bagus kan" ucap Vinapun melenggang pergi.

Dengan wajah kesal dan apes nya bak peribahasa sudah jatuh ketiban tangga pula,  Alvina memasang wajah 3x lipat makin lecek duduk di depan pancuran taman sekolah sebari mendengarkan lagu headset dengan Volume tertinggi bahkan suara orangpun tak bisa di dengar Alvina.

EquincoupL (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang