Twenty One

2.3K 89 2
                                    

Pagi menyambut Vinapun bangun pukul 8 pagi, dengan mata sembab dan kepala yang pening.

Dengan wajah datar melihat jam lalu segera mandi tanpa sarapan otw kampus.

Matanya membulat saat ia menuju ke lapangan ternyata Allan, dengan wajah angkuhnya memberi pengumuman, dan dengan wajah pucat Vina mengalihkan pandanganya, berjalan menuju ke BEM yang membina Gugusnya.

"Maaf kak saya telat, kemaren kemaleman tidurnya, saya gak bawa apapun yang diharuskan dibawa. Jadi harus di hukum" ucap Vina santai sebari menunduk lesu.

"Yaudah, hukumanmu nanti Kakak serahin ke Panitia aja" Ucapnya lalu pergi.

Sedangkan Vina hanya diam berdiri dibawah teriknya matahari, karna jujur ia memang sangat telat bahkan sudah 1 setengah jam.

Hingga tiba tiba BEM itupun kembali dengan wajah pucat "maaf kamu ditugaskan oleh Pres BEM keruangannya, membersihkan seluruh ruangannya, dan membereskan lemari dokumen Pres BEM, itu orangnya, namanya Allan, maaf saya gak bisa bantu, dan sebaiknya kamu dengan cepat mengikutinya sebelum ia marah" Ucapnya lalu Vinapun mengaguk tanda mengerti.

Dengan wajah menunduk Vinapun menuju orang tersebut, jujur kepalanya pening, perut lapar dan ia masih marah.

Hingga Vinapun mendapati beberapa cibiran.

"Rasain di hukum Pres BEM, biar kapok"

"Main main ama gue lo"

"Ih kasian"

"Untungg gue telatnya gak kek dia"

"Idih enak banget di hukum Pres BEM" begitulah ucapan miring mereka dan dijawab diam Vina.

Hingga tak sadar ia sudah sampai di depan pintu bertuliskan Presiden BEM, lalu ikut masuk menyusul Laki Laki tersebut.

Saat ia mendongak Bersih. 'Apa yang gue bersihin' batin Vina.

Ruangannya sudah sangat bersih, hanya saja dokumen di meja Allan sangat menumpuk bahkan hingga berceceran di lantai.

"Vina" Ucap Allan mendekat berniat menyentuh Vina, sontak ia mundur dan.

"Menjauh!" Ucap Vina keras

"aku kecewa aku marah.....!!!! ya ya aku marah ama kamu, kamu posesive tapi aku gak boleh posesive juga, jika disaat pemikiranku terbukti aku yang gak salah dan kamu gek percaya aku, jangan berharap aku kasi kesempatan lagi!!, sudah cukup hancur kamu buat akun seperti setahun yang lalu, sakit banget Al" Ucap Vina lirih lalu berjalan menuju sofa,? dengan santainya duduk sebari melepas sneakernya dan menaikan kakinya duduk dengan nyaman tanpa malu.

"lanjutin aja kerjaan kamu yang numpuk, jangan anggap aku ada, dan untuk urusan gak kenal. Tenang aja aku akan berusaha sampe di ambang batasku" Jawab Vina lalu menyandarkan tubuhnya di sofa, mulai memejamkan matanya.

"Maaf maaf, besok akan aku umumin kita tunangan ke semuanya seantero sekolah bila perlu pernikahan kita akan ku majukan" Ucap Allan sebari menghampiri Vina, lalu menarik kursi duduk di depan Vina.

Tangan Allanpun menagkup kedua pipi Chubby Vina, dan sesekali ibu jari Allan mengelusnya lalu menatap teduh Vina "Gak ada Valeri yang lain hanya kamu aku percaya kamu sayang, maaf aku menyesal membentakmu, mulai detik ini, saat ini prioritas utamaku kamu hanya kamu." Ucap Allan dengan wajah teduh lalu mengecup bibir Vina singkat.

Dengan wajah memerah tomat Vinapun mendengus, membuang wajahnya ke kanan "Telat kenapa gk bilang kemarin aku udah terlanjur marah kecewa, nikah? gampang banget ngomong. Aku gak mau nikah sebelum kamu buktiin keseriusanmu, kepekaanmu ama aku,  semengerti apa kamu tentang aku, dan satuhal dipihak mana kamu berdiri jika ada saat nyata nyata bukti bohong menusukku aku tak perlu kata kata cukup kepercayaan" tegas Vina, lalu menyingkir kan tangan Allan yang menagkup kedua pipiny dengan kasar.

EquincoupL (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang