Twenty Nine

2.1K 76 0
                                    

Terlihat Vinapun terus menatap tiap detik pergerakan jarum jam di jam tangan biru dongkernya, matanyapun tak henti menatap ke pintu, nampak wajah kesal dan malasnya.

"Dimana sih!, katanya mau duduk bareng, semuanya udah di kelas kok belum nyampe juga, bahkan dosenpun udah dateng sial!" Ucap Vina dengan mimik wajah, amat sangat lecek bak jemuran kering yang makin di remas makin makin dan makin lecek.

Imvinapun menghela nafasya  saking kesalnya, Vinapun menelungkupkan kepalanya dan.

"Maaf" Ucap Allan datar sedatar triplek, lalu dijawab anggukan santai Mr Collen,  biasa mahasiswa kesayangan plus sang anak dari pemilik Univ mah mana mungkin di tegur. 

Dengan wajah berseri sekaligus menahan kesal Vinapun menatap diam Allan hingga.

Semua matapun membulat saat melihat sang Pres Bem yang biasa mengusir siapapun dari bangkunya, kali ini malah duduk tanpa basa basi di sebelah seorang gadis.

Hm....

Dehem Allan dengan nada yang hanya di dengar Vina, membuat si empunyapun menengok dan.

Menatap Allan kesal sebari menghela nafasnya kasar lalu berucap "lama" ucap Vina lalu mengaluhkann tatapannya ke arah depan.

Seketika Allanpun menarik buku Vina "Maaf Babe" tulis Allan pada bagian belakang buku gadisnya, lalu menggesernya dan mennyenggol lengan gadisnya.

"Hm" balas Vina jujur ia malas menulis karna memmang pada dasarnya vina memang benar benar kesal pada Allan.

Hingga Allanpun melirik Vina yang masih dengan mode diamnya.

"Janjimu Babe akan ku utarakan sekarang pertama aku akan berubah dengan perjanjian List lama,  kedua berhentilah mendiamiku itu membuatku khawatir" tulis Allan hingga Vinapun menengok bahkan matanyapun melotot sempurna.

Seketika dengan bak kesetanan menahan kesal mati matian, Vina menulis di bukunya dan memberikamnya agak kasar ke Allan "No way, hanya pihakmu yang memiliki banyak keberuntungan dan aku, itu tidak tak adil,  big no!!! " Balas Vina lalu melempar penanya ke badan Allan seakan tanda penolakan keras.

"Curang" desis Vina datar dan Allanpun hanya mengedikan bahunya tanda tak peduli dan dijawab dengusan Vina.

"Kita bicarakan dirumah" jawab Vina dan jawaban Allan.

"Y" seketika Vina lagi lagi melirik dan

"Kamu... Seperti itu, itu dan itu... Flat" Ucap Vina sebari menunjuk papan, kaca, tembok secara bergantian dengan tatapan sinisnya.

Sedangkan Allan hanya menggeleng geleng , menghadapi tingkah gadisnha, lalu bel tanda matkul selesai pun berbunyi, hingga Vinapun tersenyum riang.

"Liy, Der, Han duluan yaa... gue mau go home trus  bocan deh" Ucap Vina lalu dengan cepat berlari di sepanjang koridor hingga tiba tiba.

Brukkkk.....

Tubuhnya menabrak pria berbadan besar dengan wajah songongnya.

"Maaf" Ucap Vina sopan sebari membungkuk sedangkan Senior itu.

"Lo bawa bencana buku gue rusak sebagai ganti rugi lo bakal ikut gue" Ucap Pria tersebut menarik Vina hingga.

Tiba tiba "Lepas... " desis Allan dan seketika yang awalnya kejadian itu dianggap masalah sepele, berubah menjadi kericuhan bagaimana tidak tiba tiba saja sang Pres BEM tak tersentuh tiba tiba membela seorang Maba.

Lalu dengan wajah tegas, laki laki tersebutpun melepas Vina dan cup... Sontak Vina melotot saat tangannya dikecup pria entah siapa.

"Kita akan berjumpa lagi girl" ucap Laki laki genit itu hingga bukannya takun Vinapun bergidik negri dan jijik.

Bugh......

"Mulai detik ini kau di D.O" Ucap Allan lalu menyeret Vina pergi hingga tanpa disadari oleh merak berdua, seluruh mahasiswa memandang terkejut bahkan laki laki itupun menatap dengan mata bulatnya bahkan seakan matanya akan keluar siapa yang gak kaget tiba tiba di D. O cuma karna nyium tangan perempuan.

Dengan wajah garangnyapun Allan menyeret Vina kembali ke ruangannya dan kali ini banyak para BEM yang melihat kelakuan kasar Allan.

"Astaga sakit kamu nyeret sepatuku licin All..... " pekik Vina sebari terus meringis di sepanjang koridor menuju ruang Pres BEM.

Bahkan banyak para anggota BEM yang menatap heran sang Pres Bem yang terkenal dingin dan tegas, ternyata bisa kasar juga, hingga dengan kasar Vina menepisnya, lalu yang terjadi malah Vina jatuh terpeleset dan dengan mulusnya pantatnya menyentuh dinginnya lantai koridor.

Sedangkan Allanpun melengos hingga "Allaaannnnn brengsekk...... " teriak Vina yang makin mengundang mata seluruh anggota BEM yang sedang nongkrong dan jawabannya Allan merajuk plus cemburu.

Dengan wajah kesalnya Vina beranjak berdiri lalu melepas flat shohes licinnya iapun menentengnya dengan wajah kesal "sepatu bawa sial" umpat Vina lalu masuk dan.

Blam.....

Dengan wajah kesalnya Vina melempar flat shohesnya "kenapa sih cemburu, mesti ya kalo cemburu nyeret aku ngeselin tau All tanganku sakit ni merah liat.. liat...nohh!!" Kesal Vina sebari menunjukan pergelangan tanganya yang merah ke depan wajah Allan yang sedang fokus pada tambletnya

"Al... " panggil Vina

Senyap.

"All" panggilnya lagi

Senyap(2)

"Allannnn kamu tuli, budek apa aku perlu teriak di telingamu!" seru Vina dengan wajah kesal.

Lalu dengan wajah benar benar kesal iapun kembali memungut flat shoesnya yang ia lempar, mengambil dengan geakan kesar kunci mobilnya di meja Allan, lalu melempar konci mobil Allan asal.

"Aku mau pulang dasar flat PHP" teriak Vina lalu segera mengambil sketboardnya dan menenteng flat shoesnya "bawa pulang tuh harus" Ucap Vina melempar tasnya ke sofa lalu kembali menatap tajam Allan.

"Pulang 1jam lagi gak pulang aku tinggal, aku mau ke rumah Mama, dan kalo telat, jangan harap sampai seminggu kedepan kamu bisa tidur bareng aku" Ucap Vina sebari tersenyum manis lalu kembali dengan wajah datarnya.

"Hukuman, Al" Ucap Vina lalu berjalan keluar dan.

Blam...

"Vinaaa.....!!!" geram Allan menggelegar denagan mimik wajah kesal dan rasa cemburu yang melyap luap, hingga mata merekapun tak pernah berpaling mematap Vina maba yang suka bikin masalah tiba tiba deket sang Pres BEM siapa dia?

Itulah pertanyaan para mahasiswa seantero kampus pertanyakan saat ini.

Dan yang tau jawabannya hanya mereka berdua.

Dan yang makin membuat tercengang tiba tiba dengan wajah datar dingin dan mata tajamnya sang Pres BEMpun keluar ruangannya sebari menenteng tas Vina yang barusan dipakainya.

Dengan tampang tanpa malu sedikirpun dan tak peduli, Allan nampak santai menenteng tas Vina hingga tatapan aneh para BEM pun tampak dan.

"Tas siapa Lan?" Tanya Jerry kepo.

"Pembuat onar" jawabnya lalu pergi melanjutkan jalannya.

"Ada hubungan apa merekaa?" tanya Jessy dengan wajah cemberut dan kesal sedangkan gadis satunya lagi hanya bergidik ngeri.

'Gabakal nyari masalah untuk kedua kalinya' batinnya lalu pergi.

Dan benar saja sampai di rumah Vianpun benar benar emosi, belum lagi ia baru tau ia sedang PMS pantas saja sejak pagi perutnya lapar melulu.

.......

Semoga makin suka bagi pembacaku bagi yang follow aku makacih yaa...

Makasi para pembacaa...

Maafkan jika masih ada typo.... Minta juga kritik saran ok..

Ditunggu ya next chap... Selanjutnya....

You are the best🤗🤗🤗

EquincoupL (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang