34

1.9K 75 1
                                    

Brukkk.....

Dengan kasarnya Allan melempar tubuh Vina ke ranjang.

Seketika Vina menangis, iapun menatap Allan dengan wajah teduhnya "kumohon" ujar Vina dengan suara benar benar merendah dan memohon.

Tapi Nihil Allan masih saja di kuasai oleh emosinya dan dengan tanpa pedulinya merobek pakaian Vina dengan kasar hingga, nampaklah luka sayatan yang membekas di lengan Vina.

Hingga Vinapun menarik dagu Allan "Kumohon All, aku mencintaimu tapi jangan begini" Ujar Vina tapi sama saja tetap Nihil hingga.

Brak.....

Dengan mata terpejam Vinapun meraih pisau buah di nangkas dan menodongkannya ke lehernya "kumohon atau.... " ujar Vina penuh rasa ketakutan hingga Allanpun mundur lalu berdiri di depan pintu walk in closet.

Dan tanpa Aba aba dengan hanya memakai bra dan celana pendek Vina beranjak lalu berjalan dengan lemah ke hadapan Allan dan tiba tiba Vinapun bersimpuh di hadapan Allan.

"Kumohon tidak untuk saat ini kumohon, kau melakukannya maka aku tak tau aku akan menggap diriku sekotor apa berapa banyak beban yang akan masuk, atau mungkin mentalku akan benar benar hancur" ucap Vina seketika Allan diam lalu segera pergi sebari membanting keras pintu kamar.

Vi apun hanya diam, sebari menghela nafasnya kasar, dan kali ini kepalanya kembali berdenyut, diikuti dengan suhu badan Vina yang mulai meninggi.

Vinapun segera memasuki toilet tak dihiraukannya pening dan demam yang menyerangnya, Vinapun tanpa peduli mengguyur tubuhnya dibawah shower yang memang di stel air dingin.

Menangis hanya itu yang hanya ia bisa saat ini,  terkadan memang mencintai itu bahagia tetapi setiap hubungan pasti ada rintangan,  dan Vina kali ini benar-benat merasa direndahkan, dan ia benar benar merasa kecewa, marah, kesal dan benci akan perlakuan Allan.

Dan dengan tanpa sadarnya 2jam sudah Vina mengguyur dirinya di bawah shower,  setelah itu Vinapun berjalan ke dapur membuat mie ramyun untuk dimakannya.

Dan dimana Allan entahlah ia menghilang.

......

Malam makin larut, dan Allanpun tak nampak juga entah dimana dan sedang apa. Jujur saat ini memang dirinya egois ingin dipelukan Allan tapi ia benar benar masih trauma akan ditingalkan, dan dibuang.

Belum lagi kenyataan tentang siapa orangtuanya, dan kali ini Allan benar benar marah karna sifat kekanakan,  dan manjanya, apalagi Vinalah yang selalu membuat Allan naik pitam, entahlah hari ini benar benar hari yang membuat Vina mati matian menahan rasa gilanya, kepalanya sudah seakan berteriak untuk menggoreskan pisau ke nadinya, dan iapun bahkan sudah menghayal menenggelamkan dirinya ke Kolam renang, Vina takut.

Kepalanya mulai pening halusinasi, melakukan bunuh diri sudah menggerogoti fikirannya, rasanya seperti mau meledak, penuh!.  Semua memori seakan berantakan memori menyakitkan,  dan keinginan bunuh dirinya itu bak kaset rusak berputar putar dikepalanya, tawa sinis, ejekan, kata kata Dadnya sudah mengacak- acak seluruh fikirannya.

Vinapun makin dan makin keras menarik rambutnya, rasanya kepalanya akan pecah, hatinya teremas remas bak ditusuk ribuan belati bahkan didalam dirinya seorang gadis tengah tertawa aneh melihat dirinya.

Vina hanya menangis bahkan matanya sudah makin memerah entah berapa lama lagi ia akan menangis tubuhnya semakin bergetar dan suhu tubuhnya benar benar tak teratur, nafasnya mulai sesak hingga.

Hanya Allan, kepalanya hanya mengingat sosok pria yang dicintainya hingga.

Vina dengan tangan gemetaran, tubuh benar benar sudah tak karuan, mata sudah memerah, kepalamya sudah benar benar seakan mau pecah, lalu dengan sisa tenaganya mencari kontak Allan, bahkan sesekali Vina terjatuh panggilanpun tak kunjung masuk.

"Kh.. Uu.. Moo.... Ho. On ang.. Kkkhhtty... " ujar Vinna dengan kesadarannya yang benar benar sudah mulai menipis.

"Khuu... M.. Mohhon.. All" ucap Vina sudah benar benar diambang ke sadarannya hingga.

Panggilannyapun terhubungg.

"All.... I... M.. Iiishhh. Yyooo. Uuu, mmmhhhhaaa... Aaaffg... Hhhh... Hheelpphhh..." dan seketika

prraanggggg........

Tubuh Vinapun benar benar jatuh dari ranjang dan tanganyapun menyenggol lampu tidur hingga kesadarannya benar benar musnah.

"Maafhh.... "

..........................

Wesss udah ada yang komen lajut.
Next yap aku jawab...

Aku Nexttt..... Makasi komennya yapssss....

Maaf gak panjang ok....

Inget di kritik saran syapa tau  ceritanya makin keren karna sarna kalian nantinya,  karna kepalaku mulai buntu wkwkw...

Se...... yaaa.... Next chap...

Minta 50 vote aku bakal up lagi ok....

Im promiseee.....

EquincoupL (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang