Seventeen

2.7K 99 1
                                    

Malam makin larut Allan sudah sunggu tak tahan ia merindukan Vinanya rumahnya bahkan rasa sayangnya dan cintanya hanya untuk Vina.

Hingga tanpa sadar dengan wajah pucat dan bau alkohol yang memenuhi jas kerjanya Allan menuju Apartmen Vina.

"Allan!!" seru Vina saking terkejutnya bahkan hampir terjungkal ke belakang.

Dengan wajah datar Allan masuk "aku tak tahan kembalilah, kembali padaku, aku sudah kaya apapun yang kamu mau akan ku berikam, kembali padaku Alvina, aku bisa sanggup tanpamu" Ucap Allan sebari menangis memeluk erat tubuh Vina, bahkan terus menciumi puncuk kepala Vina berulang ulang tanpa rasa bosan hingga.

Dor......

"All.... Akh akhku... Me. Me rindukhk... An Mhu...." Ucal Vina hingga seketika tangan Allan merasa aneh saat bau anyir menusuk hidungnya dan.

mata Allan makin melotot saat seorang laki laki dengan senyumnya di jendela segera pergi "ia menanmbak dengan perdam suara" gumam Allan seketika Allan membopong tubuh Vina ke Rumah sakit.

Kalut

Gelisah

Panik

Khawatir

Rindu

Semua itu sudah menyatu sejak 1tahun yang lalu, tapi kali ini rasa itu seakan menghancurkan Allan dengan ditambahnya kondisi gadisnya yang membuatnya benar benar kacau, terbaring lemah dengan tulang punggung yang retak, dengan keadaan koma....

Keluarga Vinapun sudah pasrah dengan kondisi putrinya yang memiliki kesempatan hidup yang makin tipis.

Berhari hari, tak peduli ras alelahnya, Allan selalu datang menemani Vina entah mengganti bunga di ruanganya agar lebih sejuk, melakukan pekerjaannya, bahkan memeluk mencium Putri tidur kesayangannya.

Sakit, sedih, benci, rasa bersalah, rindu, gelisah, bahkan semua bentuk penyesalan telah memenuhi relung hatinya hanya satu hal yang diinginkannya.

"Buka matamu lalu katakan, aku mencintaimu lalu pergi begitupun tak apa" Ucap Allan dengan parau, sebari mencium bibir pucat Vina, yang terbaring semakin kurus di bangkar rumah sakit.

Seminggu.....

2minggu.....

3minggu......

Sebulann.....

2bulan....

Lamanya Allan sudah menunggu, bahkan kedua orang tua Vinapun makin prihatin dengan keadaan Allan, yang hidupnya sudah bak robot menunggu pujaan hatinya bangun dari tidurindahnya, kerjaannya hanya kantor, kampus dan rumah sakit.

Ikut organisasipun tidak bahkan saat ini ia sudah menginjak smester 5 dan cintanya belum kunjung bangun juga.

Perubahan dirinya makin menjadi jadi Allan sekarang sangatlah dingin, tak tersentuh, pemarah, arougant, seenaknya, bahkan siapapun yang mengungkit nama Vina ia tak akan segan menghajarnya hingga puas dan kepuasan itu tak akan pernah datang sampai Vina sendiri yang menghentikannya.

..........

Pagi cerah Allan terbangun dengan wajah datar, tanpa ba bi bu be bo matanya menatap layar di kamarnya yang menghubungkan ke CCTV yang ia pasang di RS.

Bangkit berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, lalu mengunakan pakaian sekenannya, bahkan membiarkan rambutnya makin gondrong hanya membersihkan bulu halus di sekitar dagu, rahang dan bawah hidung saja.

Dengan Lamorgini mewahnya Allan sampai di kampus dengan wajah paling flat, cuek, bahkan tatapannya sangat tajam pada gadis yang sesekali meliriknya.

Maka dari itu semenjak kenaikan smester ini, semua orang angkat tangan walau hanya untuk menyapa, ataupun menegur, bahkan guru dan dosen sekalipun tak berani berkutik, apalagi menasehati Allan.

Pihak keluarga sudah pasrah, padahal hati keluarga Vina sudah mantap, membiarkan putrinya pergi, tapi apa daya jika alat media penunjang hidup Vina di cabut, Allan bersumpah akan ikut mati jika tidak, ia akan menghancurkan semua ornag termasuk keluarganya yang membiarkan cintanya mati.

Maka dari itu semuanya hanya bisa pasrah dan diam.

Sudah hampir jalan 6 bulan Vina sudah koma, rambutnyapun juga sudah makin memanjang, bulumatanya makin lentik, jari kukunya makin memanjang dan sesekali bahkan telah dipotong Allan.

Berhari hari, berbulan bulan, sudah berlalu, setiap detiknya kemanapun pergi Allan selalu membawa Hp, Foto bahkan memakan perment mint yang disukai Vina.

"Kapan kamu membuka matamu Sayang, aku merindukanmu, jika kau ingin pergi ucapkan salam perpisahanmu dulu, serta berpamitan padaku, barulah ku izinkan pergi jika tidak kau akan tetap begini hidup bersamaku, aku benar benar sudah gila, aku sayang, cinta dan sangat posesive, bahkan cinta inipun makin besar, hingga obsesipun ikut menyatu dengan cintaku hanya untuk menjadikan kau satu satunya milikku" ucap Allan sedu di Rumah sakit sebari mengelus lembut pipi chubby Vina.

Tetes demi tetes air mata Allan sudah berulang kali turun, hingga kali ini Tetes itu jatuh tepat di bibir pink Vina dan itu tak di sadari Allan.

Hingga Allan pergi setetes air mata turun dari mata tertutup Vina.

............

Langkah Allan berhenti di depan ruang rapat BEM "Bulan depan akan ada penerimaan Mahasiswa baru dan kali ini kau menjadi ketua penitianya ku harap kau tam menolak ini permohonan langsing dari DEKAN" Ucap Reno dengan serius.

"Aku tau kau sedang sibuk tapi ku mohon terimalah kau tau BEM di sini semua memandang apapun hanya denga kekayaan, kami pun tak mau kejadian tahun lalu terulang saat pemilihan Maba hancur hanya akibat Putri pengusaha yang menjadi BEM jatuh sakit akibat kelelahan, dan tuntutan akibat pembulian BEM pada MABA." Ucap Reno memohon tulus.

Hingga dijawab anggukan oleh Allan hingga Allan masuk ke ruang BEM seketika semuanya bersorak dan Giopun maju.

"Posisi ketu BEM akan ku kembalikan, aku akan menjadi wakilmu" Ucap Gio dan seluruh BEM yang ikut bahagia sedangkan Allan jika ditanya.

Bahagia?

Ya dia sedikit bahagia tapi tidak sebahagia jika Gadisnyabangun hingga....

Dr Berry is calingg....

"Ah... Apa..... Eh.. Yaya.... Ga ga gawat tuan Nona Vina kejang jantungnya makin melemah ia terus menyebut namamu.... " Ucap Berry gugup.

"Apa kau harusselamatkan dia...!!!. " teriak Allan panik.

"Nona memanggilmu terus tuan cepatlah kembali tak ada waktu lagi Nona ingin mengatakans sesuatu padamu" Ucap Berry.

Hingga tanpa basa basi Allan bak kesetanan berlari keluar sekolah membawa mobilnya denga kecepatan penuh menuju rumah sakit.

Bahkan seluruh anggota BEM pun hanya melngok dan jujur kepo saat melihat pertamakalinya sang Pres BEMnya panik.

.......

Bener bener makasi yang udah bacca ya tapi boleh kan minta votenya pleasee yyaaa.....

follow jg Igku ya ana_pusv klo minats...

Se youu.... Next Chapterrr.........

Thxx.....

EquincoupL (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang