Veranda memutar badannya begitu mendengar apa yang akan dibahas Ayahnya, untuk saat ini dia tidak ingin membahas tentang pasangan, patah hati yang dia rasakan beberapa waktu yang lalu membuatnya sedikit trauma dan meragukan cinta.
“Kalau hanya ingin membahas tentang pasangan, aku pergi” ujar Veranda dan meninggalkan tempat itu
Ayahnya mendengus kesal, dia bukan menuntut anaknya untuk memiliki pasangan tapi dia ingin anaknya tidak larut dengan patah hati yang tak kunjung selesai, cinta memang tidak selamanya indah tapi tak selamanya buruk juga.
Veranda menatap malas adiknya yang tak sengaja berpapasan dengannya di pintu masuk.
“Kakak mau kemana?” tanyanya
“Menghirup udara segar”
Veranda membuka pintu mobilnya kemudian masuk kedalam, meninggalkan rumahnya yang terasa memusingkan untuknya. Shani yang masih berdiri di depan pintu, menatap aneh kakaknya yang pergi begitu saja.
“Ada apa lagi dengannya” gumam Shani
***
Keynal melempar amplop coklat yang berisi foto-foto wanita yang memungkinkan blind date dengannya.
“Aku tidak butuh itu”
Vino menggaruk kepalanya yang tidak gatal kemudian mengambil amplop coklat itu.
“Kakak ini pasti akan kau butuhkan” ujar Vino dan menyodorkannya kembali pada Keynal
“Tidak perlu”
“Lalu sampai kapan kau akan sendiri?”
“Aku sendiri ataupun berdua tidak akan mempengaruhi hidupmu”
Vino menatap malas Keynal, dia hanya ingin membantu tapi kenapa Keynal menolaknya dengan begitu kasar, kenapa Keynal enggan sekali untuk menjalin hubungan, mungkinkah Keynal memiliki kelainan.
“Apa kau Gay?”
Pertanyaan Vino membuat Keynal menatap tajam.
“Kenapa? Aku tidak salah kalau menyangkamu seperti itu, kau tak pernah sekalipun dekat dengan wanita bahkan melihat wanita saja tidak”
Keynal mendekati Vino, duduk disamping Vino kemudian merangkul pundak Vino.
“Aku menyukaimu, kalau kau ingin tahu” bisik Keynal membuat Vino menelan ludahnya
Vino terdiam dengan sikap Keynal membuat Keynal tersenyum, Keynal mendekatkan wajahnya hingga deru nafasnya sangat terasa di telinga Vino membuat Vino merinding takut.
“Kakak!!!”
Vino mendorong Keynal hingga Keynal menjauh darinya, Keynal tertawa melihat Vino yang sedikit ketakutan dengannya.
“Vino” panggil Keynal begitu mesra
Vino berdiri, menatap Keynal dengan tatapan takut.
“Berhenti disana kak” perintah Vino tapi Keynal mengabaikannya dia terus mendekati Vino hingga Vino membentur tembok dan terkunci dengan lengan Keynal.
“Kakak!!” bentak Vino dan Keynal semakin menjadi
Keynal menatap Vino, Vino menundukkan kepalanya. Keynal memukul pelan kening Vino dan Vino menatap Keynal.
“Kau pikir aku benar-benar gay?”
Vino menghela nafasnya begitu Keynal melepaskannya.
“Kau membuatku takut Kak”
Keynal tertawa, salah sendiri kenapa menyangka dirinya gay.
“Aku akan menemukan wanita yang cocok denganku, jangan sekali-kali membuatkanku blind date, itu sangat memuakkan”