Setelah makan malam yang sangat biasa, Veranda dan Keynal duduk diatas mobil menghadap sungai yang begitu tenang. Kenyataan kencan mereka malam ini jauh dari expectasi Veranda, dia membayangkan Keynal akan melakukan sesuatu yang romantis dan mungkin akan mengatakan sesuatu yang selama ini dia tunggu, tapi dari awal pergi hingga sekarang tidak ada yang special, hanya makan malam biasa dan kemudian duduk diatas mobil.
“Ini kali kedua kita melakukan ini”
Veranda melirik Keynal.
“Yang pertama saat kau melihat mantan kekasihmu bersama sepupunya dan kau terlihat sedikit menyedihkan”
Keynal sangat berhati-hati mengatakannya takut Veranda akan mengamuk.
“Sepupu?”
“Jangan katakan kalau kau tidak tahu kalau Naomi sepupu Steve ?”
Veranda menggelengkan kepalanya karena dia memang tidak tahu kalau Naomi sepupu Steve.
“Kau begitu dekat dengan keluarganya tapi tidak tahu hal kecil itu”
“Aku tak pernah bertanya tentang keluarga dia satu persatu”
“Seharusnya tidak bertanyapun dia mengatakanya, seperti yang Naomi lakukan padaku”
Veranda merengut mendengarnya.
“Tapi sikap mereka seperti bukan sepupu, seperti sepasang kekasih”
“Karena mereka begitu dekat, sangat dekat sekali, aku bahkan pernah cemburu melihat mereka”
“Kenapa jadi membicarakan mereka”
“Kau yang memulainya”
“Ya ya karena aku yang memulainya”
Keynal menggeser duduknya lebih dekat pada Veranda.
“Dan kau bagaimana hubunganmu dengan Steve?”
“Biasa saja”
“Tapi berulang kali aku melihatmu pergi dengannya”
“Kau mengikutiku?” tanya Veranda dan langsung menatap Keynal
Veranda tidak menyadari kalau Keynal menggeser duduknya hingga saat dia berbalik, wajahnya tepat di depan Keynal, mereka saling bertatapan dan tak lama kemudian Veranda memalingkan wajahnya, tiba-tiba wajahnya merona setelah menatap Keynal begitu dekat.
“Tidak, hanya tak sengaja melihat”
“Dia memang sedikit berusaha mendekatiku lagi”
“Benarkah? Seharusnya kau senang bukan?”
“Harusnya tapi nyatanya biasa saja, mungkin dendamku sudah terbalas hingga sudah tidak ada perasaan lagi yang tersisa untuknya”
Keynal tersenyum senang mendengarnya, peluang dirinya jauh lebih besar.
“Ada satu tempat yang ingin aku tunjukkan padamu, ayo pergi”
Keynal turun, dia berdiri disamping Veranda mengulurkan tangannya untuk Veranda raih, Veranda memegangnya kemudian turun, Veranda hampir terjatuh saat meloncat dan Keynal dengan sigap menangkapnya hingga mereka berpelukan, sesaat mereka hanya saling bertatapan, wajahnya merona karena posisi yang begitu dekat, jantungnya pun berdetak lebih cepat. Sadar dengan apa yang terjadi Veranda menjauhkan dari Keynal, wajahnya sudah memanas, Keynal tersenyum.
Veranda mengerutkan keningnya saat mobil Keynal berhenti disalah satu pekarangan rumah kosong, dia menatap Keynal dengan sedikit horor.
“Ini rumahku bukan rumah hantu” jelas Keynal dan Veranda bisa bernafas lega.