21.

1.7K 138 0
                                    

Veranda memakan makan siangnya dengan melamun, dia masih membayangkan yang terjadi tadi malam bersama dengan Keynal . Hubungan mereka semakin jauh dan dia tak mengerti apa yang dia kejar dari hubungannya dengan Keynal,  masalahnya dengan Steve sudah selesai.

“Kau kenapa?” tanya Shania

Veranda melirik Shania, tersenyum kaku kemudian menggelengkan kepalanya.

“Shan menurutmu kalau suatu hubungan sudah tidak jelas lagi tujuannya apa masih pantas di pertahankan?”

Shania mengerutkan keningnya

“Apa kau dan Keynal sedang bermasalah?”

“Tidak ada hubungannya denganku”

“Lalu siapa?”

“Aku hanya bertanya tapi kenapa kau malah balik bertanya”

“Tentu saja aku penasaran siapa yang kau maksud, tapi kalau masih saling mencintai masih pantas untuk dipertahankan”

“Masalahnya tidak ada cinta”

“Hubungan macam apa itu?”

Veranda mendengus, bertanya pada Shania tidak memberikan jawaban apapun. Veranda menenggak minumnya kemudian beranjak meninggalkan Shania, Veranda terdiam saat melihat Steve yang ada di hadapannya. Veranda menatap Steve yang tersenyum padanya.

“Bisa kita bicara?” ujar Steve

Veranda mengangguk, Steve dan Veranda menuju kursi kosong, mereka duduk dengan saling berhadapan. Rasanya aneh untuk Veranda saat Steve tiba-tiba datang menghampirinya.

“Keluargaku dari China datang dan dia menanyakanmu” ujar Steve to the point

“Hubungan kita sudah berakhir Steve”

“Aku tahu, tapi mereka begitu menyukaimu dan ingin bertemu denganmu, bisakah kau menemui mereka besok?”

Veranda terdiam menatap Steve.

“Tidak ada salahnya bertemu meskipun kita sudah tidak memiliki hubungan bukan?”

“Oke, aku akan menemuinya”

“Thank you” ucap Steve

Veranda hanya tersenyum tipis.

***

Pagi sekali Keynal sudah bangun dan bersiap diri, Vino yang baru selesai olahraga menatap Keynal dengan tatapan aneh.

“Kau mau kemana kak?”

“Kencan”

Vino mengangguk, dia berlalu meninggalkan Keynal yang masih bersiap. Begitu semua sudah selesai, Keynal pergi meninggalkan rumahnya dan menuju rumah Veranda.

Keynal menghentikan mobilnya dan terdiam melihat Veranda masuk kedalam mobil Steve, hal mengganjal tentang Veranda dan Steve masih teka-teki dan Keynal  belum sempat untuk bertanya tentang hubungan mereka. Keynal kembali menyalakan mobilnya begitu mobil Steve meninggalkan rumah Veranda, Keynal mengikuti mereka dari belakang.

Veranda dan Steve turun dari mobil dan Verand langsung disambut oleh keluarga Steve. Keynal menggigit bibirnya melihat Veranda begitu akrab dengan keluarga Steve, dia sadar siapa dirinya. Keynal meninggalkan rumah Steve, perasaannya sedikit marah melihatnya.

Bukan hal yang mengherankan Veranda dekat dengan keluarga Steve, Veranda  mengurus dan membantu Steve saat lelaki itu pindah ke Indonesia, kedua orangtuanya sangat percaya dengan Veranda, hanya saja mereka tidak tahu kalau hubungan mereka sudah berakhir.

Veranda memangku keponakan Steve yang baru berumur 2 tahun, berulang kali mencium dan mencubitnya dengan gemas. Steve memperhatikan Veranda yang begitu dekat dengan keponakannya, dia tahu kalau Veranda menyukai anak kecil.

Steve menghampiri Veranda, memperhatikan Veranda yang begitu perhatian padanya. Steve merasa bersalah sudah bersikap kasar dan menuduh Veranda yang tidak-tidak karena pada kenyataannya bukan Veranda yang salah bersikap tapi dia yang tidak memahaminya, dia tidak memahami kalau Veranda begitu posesif dengan sesuatu yang dia punya, dia akan menjaganya sepenuh hati, memperhatikannya dengan sangat baik, mungkin dia saja yang merasa sangat risih dengan sikap Veranda yang justru dia sesali sekarang karena sudah salah menilai.

Veranda tersenyum menatap Steve, dia menawarkan makanan yang dia pegang, Steve bukannya mengambil, dia malah memajukan wajahnya dan memakannya, bersikap kalau Veranda yang menyuapinya.

Steve menemani Veranda yang bermain dengan keponakannnya, rasanya berbeda saat Veranda sudah menjadi mantan kekasihnnya. Mungkin benar kalau ada pepatah yang mengatakan kita akan merasa kehilangan setelah benar-benar kehilangan.

***

Steve mengantar Veranda hingga di depan rumah Veranda, dia sangat berterima kasih karena Veranda masih bersikap baik padanya meskipun dirinya begitu jahat pada Veranda. Steve sedikit menyesal sudah bertindak seperti itu pada Veranda.

“Terima kasih” ujar Steve

Veranda mengangguk

“Mungkin aku tidak mengenalmu dengan baik, atau mungkin aku terlalu menutup diri tentang dirimu, aku minta maaf, kau tidak seburuk yang aku pikirkan”

“Semua sudah terjadi, sudah berlalu, lupakan saja”

“Thanks” senyum Steve dan Veranda mengangguk

Steve masuk kembali kedalam mobilnya dan meninggalkan Veranda, Veranda beranjak masuk kedalam mobilnya.

“Ve”

Veranda membalikkan badannya dan menatap Keynal yang berjalan menghampirinya, Veranda melupakan Keynal, dia bahkan mengabaikan semua telepon dan pesan Keynal.

“Apa yang kau lakukan dengan Steve“ hanya menemui keluarganya”

“Kau sudah kembali padanya?”

“Hanya menemani bukan kembali”

“Apa bedanya?”

Keynal tak bisa menahan cemburunya melihat Veranda dan keluarga Steve yang begitu dekat. Veranda menghela nafasnya.

“Sangat beda, kau harusnya tahu itu”

“Tapi menurutku tidak ada bedanya, apalagi melihatmu begitu dekat dengan keluarganya, kau bahkan melupakan janjimu padaku”

Veranda merutuki dirinya, kenapa dia bisa lupa kalau dia sudah berjanji bertemu dengan Keynal.

“Sorry Key, aku..”

“Oke, aku tahu hubungan kita palsu” potong Keynal

“Dan aku mengerti kenapa kau memilih pergi dengan Steve”

Veranda tiba-tiba merasa kepalanya pusing.

“Kalau begitu kita akhiri perjanjian kita”

“Kenapa? Agar kau bisa kembali padanya?”

“Bukan seperti itu”

“Aku yakin seperti itu”

Keynal tersenyum miris.

“Congrats” ujar Keynal dan berjalan menjauh dari Veranda

Veranda menatap kepergian Keynal, ada apa dengan Keynal kenapa sikapnya seperti itu, seolah dia kekasihnya yang merasa terhianati. Veranda memijit pelan keningnya kemudian masuk kedalam rumahnya.

TBC

Follow @vampirele

Cinta & Benci (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang