Keynal berdiri di balkon rumahnya, memandang bulan yang tak nampak dengan pikiran yang tak menentu. Sakit hati itu terasa kembali, setelah sekian lama dia menghindarinya tapi akhirnya terasa juga. Ini memang salahnya karena sudah bermain-main dengan cinta, keyakinannya yang tidak akan jatuh cinta justru mengantarnya pada kenyataanya yang sebaliknya.
Keynal menarik nafasnya, yang terasa menyesakkan dada. Mungkin cara terbaik untuk menghilangkan semuanya adalah dengan mengakhiri hubungan palsunya dengan Veranda, Dia sudah bertindak terlalu jauh, sudah terlalu menganggap nyata hubungan mereka.
Vino yang melihat Keynal melamun di balkon akhirnya menghampiri dan menemani Keynal.
“Apa yang kau pikirkan kak?” tanya Vino
Keynal melirik kemudian tersenyum.
“Hanya berfikir kenapa bulan tidak muncul”
“Bulannya malas melihatmu kak jadi dia sembunyi” canda Vino
Keynal menarik nafas dalam, Keynal memutar badannya hingga dia berhadapan dengan Vino.
“Apa hubunganmu bermasalah?” tanya Keynal
“Asal kau tahu hubunganku dengan Veranda tidak senyata itu”
“Maksudmu?”
“Hubunganku dengannya hanya sebuah perjanjian”
Vino menatap Keynal dengan tidak percaya, apa maksudnya sebuah perjanjian.
“Dia memanfaatkanku untuk membalaskan dendamnya pada mantan kekasihnya dan aku memanfaatkannya karena aku sudah muak dengan blind date yang kalian buat” jelas Keynal
“Dan kau sekarang jatuh cinta padanya?”
Vino menatap Keynal, tidak mendapat jawabanpun dia sudah tahu jawabannya.
“Maybe, kurasa aku hanya sedang bingung dengan perasaanku”
“Kau tidak perlu menjelaskannya kak karena siapapun yang melihat kalian akan menebak kalau kalian sepasang kekasih”
“So what should I do?”
“Keluar dari perjanjian bodoh kalian dan mulai kehidupan yang baru”
Keynal menghela nafasnya, menyentuh lengan Vino kemudian masuk kedalam.
“Ayo masuk, disini semakin dingin”
Vino menatap Keynal yang berlalu begitu saja.
***
Veranda membuka selimutnya saat terbangun dari mimpinya, yang dipikirannya sekarang adalah Keynal, kenapa Keynal sering menghantuinya, Veranda mengingat jelas wajah Keynal yang terlihat kecewa dan marah saat dirinya pergi dengan Steve, wajah yang tak pernah Keynal tunjukkan padanya.
“Aku harus mengakhirinya”
Veranda turun dari kasurnya dan menuju kamar mandi. Selesai bersiap Veranda menuju dapur untuk sarapan.
“Morning” sapa Shani
“Hm”
Veranda duduk disamping Shani, Shani memperhatikan wajah Veranda yang tertekuk, dia teringat apa yang dikatakan oleh Vino. Hubungan kakaknya sedang bermasalah dengan Keynak.
“Kak Ve hari ini aku mau menemui kak Vino, apa kau mau ikut? Kau bisa bertemu dengan kak Key”
Veranda menggelengkan kepalanya, dan menyuapkan roti ke mulutnya. Ayah Veranda mengerutkan keningnya menatap Shani, Shani mengangkat bahunya, seolah berkata kalau dia tidak tahu apa yang terjadi.
Selesai menghabiskan rotinya, Veranda beranjak meninggalkan meja makan.
“Aku berangkat” pamit Veranda
Dia berlalu begitu saja, membuat keluarganya penasaran apa yang terjadi dengan dirinya. Di depan pintu Veranda melihat Keynal yang sudah ada di depan rumahnya, Veranda menghela nafasnya kemudian menghampiri Keynal.
Veranda masuk kedalam mobil Keynal saat Keynal membuka pintu mobilnya. Mereka terdiam sejenak.
“Kita akhiri hubungan ini” ujar Veranda dan Keynal melirik
“Tentu, karena itu yang ingin aku katakan padamu, kita akhiri semuanya sekarang”
Veranda tersenyum tipis, ada rasa tidak rela saat Keynal mengiyakan permintaannya. Keynal menyalakan mobilnya kemudian meninggalkan rumah Veranda dan mengantarnya menuju kantor.
TBC
Follow @vampirele