05.

1.6K 143 6
                                    

Begitu sampai bandara, Veranda dan Shani langsung menghampiri Keynal dan teman-temannya yang sudah siap berangkat. Veranda melirik Keynal yang tersenyum kearahnya, Veranda sedikit terpaku melihat Keynal menggunakan kaos, biasanya dia melihat Keynal dengan tampilan yang begitu rapih dan formal dan sekarang melihat Keynal hanya menggunakan kaos dan celana jeans membuat tampilan Keynal sedikit berbeda dari biasanya.

“Ready?” tanya Keynal dan mengambil beberapa barang Veranda

“Hm”

Keynal merangkul Veranda, Veranda melirik tajam kearah Keynal membuat Keynal kembali tersenyum.

“I’m your boyfriend”

“Aw sepertinya ada yang sedang di mabuk cinta” sindir Vino yang melihat Keynal merangkul Veranda

“Akhirnya Keynal kembali ke jalan yang benar” ujar Lidyo

“Thanks god sudah mempertemukanku dengan Veranda, karena kalau tidak sudah pasti aku berada di jalan yang salah” canda Keynal

Veranda hendak muntah mendengar apa yang dikatakan oleh Keynal.

“Kau memuakkan Key” cibir Boby

Keynal tersenyum bodoh.

“Kekasihmu tidak datang Bob?”

“Shania akan menyusul, dia harus mengurus sesuatu dulu”

“Ayolah jangan banyak bicara, kita tak akan sampai hanya dengan bicara” timpal Yono

Dan akhirnya mereka menaikki pesawat dan duduk dengan saling berpasang-pasangan, seperti yang sudah diatur mereka sebelumnya. Pesawat mereka lepas landas, meninggalkan Jakarta dan menuju pulau indah yang sedang mereka nantikan.

***

Keynal membawa sepeda ke hadapan Veranda, dia membunyikan bell sepeda itu hingga membuat Veranda terganggu dengan suaranya.

“Tak bisakah kau menghentikannya Key?”

Dan sekarang Keynal memutar sepedanya, mengitari Veranda yang sedang duduk bersantai di bibir pantai, menikmati sore indah dengan deburan ombak dan hembusan angin.

“Kau tidak tertarik pakai sepeda?”

“Aku tidak bisa memakainya”

Keynal menghentikan sepedanya dan menatap Verandaa dengan sedikit tidak percaya

“Benarkah?”

“Ya”

Shani dan Vino melewati mereka menggunakan sepeda dan saling berpegangan tangan, terlihat begitu manis, Keynal memperhatikan mereka kemudian tersenyum jahil.

“Apa perlu aku mengajarimu?”

“No thanks karena aku tidak tertarik”

“Kau kalah dengan Shani, dia saja bisa”

“Itu karena Shani berani”

“Jadi kau tidak berani?”

Veranda menghela nafasnya, sebelumnya dia merasa damai berjemur di sore hari menikmati indahnya pulau Bali dan sekarang Keynal mengganggunya dengan hal yang sama sekali tidak penting.

“Diam Key, sebelumnya aku merasa tenang disini dan kau datang merusaknya”

Keynal turun dari sepedanya, berdiri disamping Veranda, menatap Veranda dengan menundukkan kepalanya.

“Jita untuk liburan disini, sayang sekali kalau hanya untuk berjemur dan nanti kulitmu akan gosong kalau terlalu lama berjemur, kau tidak akan terlihat eksotis dengan kulit hitam, sangat tidak cocok untukmu”

Keynal mengulurkan tangannya.

“Qku akan mengajarimu”

Veranda menatap Keynal yang memintanya untuk mengikuti kemauannya.

“Ayolah, aura vampiremu akan hilang kalau kulitmu menghitam”

“Yah!”

Keynal tersenyum, berhasil membuat Veranda marah padanya, sekarang Keynal mempunyai hobi baru, membuat Veranda marah.

“Come on”

Keynal menarik tangan Veranda dan menuntunnya menuju sepedanya. Veranda duduk di kursi sepeda, memegang stang dan mencoba untuk mengayuhnya, Keynal memegang bagian belakang sepeda itu. Dengan sempoyongan Vernada mengendarai sepedanya, dia berusaha santai dan tenang tapi tangannya begitu kaku hingga membuatnya membelok tidak jelas.

Awalnya Keynal dengan sabar melatih Veranda tapi Veranda tidak belajar dengan cepat membuat Keynal menyesal menyuruhnya untuk belajar sepeda. Keringat di dahi Keynal mengalir dengan derasnya, Keynal benar-benar lelah mengajari Veranda yang masih belum bisa mengendarai sepeda.

“Aku lelah, belajar sendiri”

“Yah! Putra kau yang memintaku belajar dan sekarang kau menyerah”

“Itu karena kau sangat lambat belajar, kau pikir aku tidak lelah, lihat keringatku saja sudah seperti hujan, turun dengan derasnya”

Keynal mengusap dahinya yang penuh dengan keringat, "dan kau harusnya bisa bersikap lebih sopan padaku, aku lebih tua darimu”

Sepertinya mengajari Veranda adalah pilihan yang sangat tidak baik untuk Keynal karena akhirnya dia tersulut emosi.

“harusnya kau seperti Shani, bisa belajar dengan cepat”

“yah! Berani kau membandingkanku dengan Shani”

“kenapa?” tantang Keynal

“faktanya adikmu jauh lebih baik”

Keynal pergi meninggalkan Veranda yang terlihat sekali marah, hal yang paling  Veranda benci adalah dia direndahkan dan dibandingkan dengan orang lain, apalagi yang menjadi perbandingannya itu adalah adiknya sendiri, sejak kecil Veranda  selalu di bandingkan dengan Shani oleh orang-orang sekitarnya membuat Veranda begitu marah dan kesal. Dia tahu adiknya jauh lebih cantik, lebih segalanya  dibanding dia tapi mereka dua orang yang beda, sekalipun sama tidak berhak untuk menyamakan mereka, itu sungguh membuatnya sakit hati.

Veranda menendang sepedanya, dia benar-benar tersinggung dengan ucapan Keynal, bahkan matanya mulai berkaca-kaca, nafasnya saja sudah mulai terasa sesak dan sudah dipastikan beberapa detik kemudian dia akan menangis.

Veranda terduduk disamping sepedanya, tangannya menutup wajahnya yang sudah mengeluarkan airmata. Tak pernah sekalipun dia direndahkan dengan begitu jelas seperti ini.

TBC

Jangan lupa IKUTI akun @vampirele jika suka ceritanya.

Thanks 💕

Cinta & Benci (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang