13.

1.4K 131 1
                                    

Keynal memarkirkan mobilnya begitu sampai di depan rumah Veranda, mereka terdiam sesaat.

“Thanks for to night” ujar Veranda

Keynal tersenyum lebar dan mengangguk, dia yang seharusnya mengucapkan terima kasih, karena malam ini dia benar-benar merasa senang dengan segala sikap Veranda padanya.

Veranda hendak membuka safety beltnya tapi tangan Keynal menahannya, Veranda menatap Keynal bingung, Keynal melepas safety belt Verada, wajah mereka begitu dekat sangat dekat membuat Veranda gugup.

“Key apa yang kau lakukan?” tanya Veranda setengah berbisik

Keynal menatap Veranda yang sedikit gugup membuat Keynal tersenyum jahil.

“Aku hanya membuka ini”

Keynal melepaskan safety beltnya tapi belum merubah posisinya.

“Kau tidak berfikir aku akan melakukan hal yang aneh kan?” tanya Keynal dengan begitu menggoda

Veranda semakin gugup karena wajah Keynal semakin mendekat, hingga deru nafasnya terasa diwajahnya. Veranda bergerak merubah posisi, maksud hati ingin menjauhkan diri dari Keynal tapi ternyata tindakannya justru malah membuat dia mencium bibir Keynal secara tidak sengaja.

“Yah!”

Veranda mendorong tubuh Keynal menjauh darinya, Keynal tersenyum.

“Bodoh” rutuk Veranda

Veranda menyentuh bibirnya.

“Salah sendiri kenapa bergerak”

“Itu karena kau…"

“Karena kau?” tanya Keynal

“Aku tidak tau” kesal Veranda

Wajah Veranda begitu merah padam dan Keynal tersenyum senang. Veranda membuka pintu mobilnya dan keluar. Keynal tertawa melihat Veranda, dia benar-benar senang melihat Veranda salah tingkah. Keynal ikut turun dari  mobil dan mengejar Veranda.

“Hei”

Keynal menyentuh lengan Veranda.

“Kenapa?” tanya Veranda sedikit gusar, dia tidak mau Keynal melihat wajahnya yang merah padam

“Maaf  aku tidak bermaksud seperti itu”

“Sudahlah, pulanglah”

Keynal mengangguk, dia menahan dirinya untuk tidak tertawa lepas melihat wajah Veranda.

“Oke aku pulang”

Dengan sengaja Keynal mencium pipi Veranda dan setelahlah berlari masuk kedalam mobilnya, menjauh dari Veranda yang mungkin akan marah padanya.

Veranda diam mematung setelah mendapatkan ciuman pipi dari Keynal, jantungnya berdetak tidak karuan dan perasaanya begitu tidak menentu.

***

Keynal terlihat gusar saat lampu merah tak kunjung berubah menjadi hijau, dari tadi dia menahan buang air kecil dan Keynal langsung mencap gasnya begitu lampu berubah hijau, dia mencari tempat untuk buang air dan langsung membelokkan mobilnya begitu menemukan.

“Ah leganya”

Keynal keluar dari toilet merasa lega setelah mengeluarkan yang dia tahan. Keynal masuk ke mini market yang ada di sebelah toilet membeli minuman. Keynal memilih minuman dan secara tak sengaja seseorang menabraknya membuat Keynal menatap orang itu. Keynal terdiam melihat siapa yang menabraknya, mata mereka bertemu, sama-sama terkejut.

Setelah sadar, Keynal dengan segera menjauh dari orang itu, tapi orang itu mengejar Keynal dan menahan tangan Keynal. Keynal menghela nafasnya, mau tak mau dia harus berurusan dengan orang itu..

“Ada apa?” tanya Keynal ketus

“Bisa kita bicara sebentar?”

Keynal membalikkan badannya dan melepaskan pegangan tangan orang itu.

“Untuk apa? Urusan kita sudah selesai”

“Setidaknya biarkan aku meminta maaf”

“Say it”

Orang itu menghela nafasnya.

“Sorry Keynal, aku …”

“Cukup, aku sudah memaafkanmu”

Keynal pergi begitu saja meninggalkan orang itu yang takjub dengan sikap Keynal yang begitu dingin.

TBC

Follow @vampirele

Cinta & Benci (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang