Keynal sedikit tidak sabar menunggu Veranda, dia datang terlalu awal membuatnya harus menunggu sedikit lama. Keynal melihat jam ditangannya, 30 menit lagi Veranda akan tiba dan apa yang harus dia lakukan untuk membunuh kebosanannya.
Keynal memperhatikan seorang wanita yang terlihat kesusahan dengan barang bawaanya, Keynal berjalan menghampirinya kemudian membantu wanita itu menuju kursi yang tidak jauh darinya.
“Terima kasih” ujar orang itu tersenyum
Keynal membalas tersenyum
“Namaku Keynal”
Keynal mengulurkan tangannya, orang itu terlihat bingung tapi kemudian menerima uluran tangan Keynal.
“Namaku Sinka”
“Akan pergi ke suatu tempat?” tanya Keynal
“Iya, aku harus kembali ke Jepang”
“Tinggal disana?”
“Iya, aku baru pindah ke Jepang dan harus membawa beberapa barang dari Indonesia”
“Ah pantas saja barangmu sangat banyak”
Keynal terus mengajak Sinka berbicara untuk membunuh rasa bosannya menunggu Veranda. Baru berkenalan beberapa menit yang lalu saja Keynal sudah akrab dengan Sinka, mereka bahkan terlihat seperti sudah mengenal lama.
Keynal tidak menyadari kalau seseorang yang dia tunggu sudah datang dan memperhatikannya sedang berbicara dengan wanita, wajahnya ditekuk melihat Keynal yang terlihat akrab.
“Sayang” panggil Veranda dengan begitu manja membuat Sinka meliriknya dengan sedikit risih
Veranda menatap Sinka dengan tatapan tidak suka dan sepertinya Sinka mengerti arti tatapan Veranda, dia menggeser duduknya sedikit menjauh dari Keynal.
Veranda menyentuh pundak Keyn saat Keynal tidak menyahut panggilannya, repleks Keynal menolehkan kepalanya dan sedikit terkejut melihat Veranda sudah dibelakangnya.
“Kau sudah tiba?” tanya Keynal basa basi dan Veranda hanya memberikan isyarat
“Sedang apa? Kenapa tidak menungguku?”
Veranda mengalungkan tangannya dileher Keynal membuat Sinka merasa tak nyaman karena tatapan Veranda tak lepas darinya dan Veranda menunjukkan kalau Keynal miliknya.
“Ah ini Sinka, aku mengobrol dengannya”
Keynal menunjuk Sinka dan Sinka mengangguk sopan, Veranda hanya mengangkat alisnya.
“Sepertinya penerbanganku sebentar lagi, aku permisi” pamit Sinka
Tatapan Veranda terlalu menusuk membuat Sinka benar-benar tidak nyaman. Setelah Sinka pergi, Keynal memperhatikan tangan Veranda yang masih dilehernya, dia menatap Veranda dan memintanya untuk melepaskannya, dengan segera Veranda menarik tangannya dan tersenyum bodoh pada Keynal.
“Apa aku tak salah dengar?” tanya Keynal dan Veranda mengangkat alisnya tak mengerti
“Sayang?” ejek Keynal dan Veranda tersenyum
“Itu karena kau menggoda wanita lain”
“Menggoda? Aku membantunya dan sedikit berbicara dengannya, aku merasa bosan menunggumu, lagipula dia cantik sangat disayangkan membiarkan wanita cantik begitu saja”
Veranda memukul lengan Keynal.
“Sakit, aaissh kau ini” kesal Keynal
“Ayo pulang, aku lelah”