08.

1.5K 136 2
                                    

“Ve apa yang sedang kau lakukan?”

“Ve kenapa vas bunga ini kosong?”

“Ve kenapa kau tidak mengganti bunga yang sudah layu?”

“Ve kapan kau selesai bekerja?”

“Ve aku bosan”

“Yah!”

Veranda menggebrak meja, dia tidak bisa konsentrasi karena Keynal terus bertanya hal tidak penting padanya. Keynal  melirik Veranda dengan bingung.

“Apa kau tidak bisa diam?”

“Kenapa? aku hanya bertanya”

“Sangat mengganggu” ujar Veranda penuh penekanan dan menahan emosi

“Oke”

Keynal mengunci mulutnya kemudian duduk di depan Veranda dan memperhatikan Veranda yang sedang menyelesaikan pekerjaannya. Keynal menyangga dagunya dengan kedua tangan, memperhatikan Veranda yang begitu serius dengan pekerjaannya, Keynal menatap Veranda dengan tidak berkedip. Veranda menghela nafasnya, dia benar-benar terganggu dengan Keynal.  Keynal tersenyum saat Veranda menatap kearahnya.

“Kenapa?” tanya Keynal

“Bisa kau biarkan aku menyelesaikan dulu pekerjaanku?”

“Tentu, apa aku mengganggu?”

“Sangat”

“Maaf” senyum Keynal

“Boleh berbalik badan?” tanya Veranda

“Untuk?”

“Agar aku tidak melihat wajahmu, rasanya uuh susah dijelaskan”

Keynal cemberut.

“Oke”

Keynal membalikkan badannya, Veranda melanjutkan pekerjaannya.

“Kau tahu Ve, aku punya hobi baru” tanya Keynal tanpa merubah posisinya

“Hhmm, I don’t care”

Veranda menggertakkan giginya, dia tidak mengerti kenapa Keynal terus mengajaknya berbicara, padahal dia sudah memintanya untuk diam dan Keynal menyetujuinya tapi dia mengingkari apa yang dia setujui.

“Kau harus tahu karena hobi ini berhubungan denganmu”

“Kalau aku bertanya kau akan diam?”

“Of course”

“Oke, apa hobimu?”

“Menganggumu, rasanya menyenangkan menggodamu, mengganggumu”

Veranda mengambil ballpoint kemudian melemparnya pada Keynal.

“Aw.... Sakit” ringis Keynal

“Jangan berbalik dan diam disitu, bergerak sedikitpun aku bunuh kau”

“Kejam” dumel Keynal tapi dia menurut dengan permintaan Veranda dan dia tersenyum senang karena berhasil menggodanya

Keynal menganga begitu melihat Ayah Jessica berada di depan pintu, dia tidak menyadari kapan Tuan Tanu  berada disana. Keynal membungkuk dan tersenyum kaku.

“Apa aku mengganggu?” tanya Tuan Tanu menggoda

Veranda melirik kemudian menggelengkan kepalanya.

“Masuklah”

“Kenapa kau belum pulang?”

“Pekerjaanku masih banyak”

“Tapi Keynal menunggumu”

Dan Keynal mengangguk, setuju dengan apa yang dikatakan Ayahnya, Veranda menatap sebal.

“Dia datang sendiri, aku tidak menyuruhnya jadi bukan salahku, dan aku ingin pekerjaanku selesai hari ini, ada apa?”

“Besok kau harus ke Jepang, ada sesuatu yang harus diurus”

“Kenapa tiba-tiba?”

“Sebenarnya sudah seminggu lalu aku ingin mengatakannya tapi aku selalu lupa”

“Huft, oke”

“Sekarang pulanglah untuk bersiap”

“Oke”

Veranda mematikan komputernya. Lalu Ayah Veranda keluar dari ruangan Veranda.

“Kau akan pergi meninggalkanku?” tanya Keynal

“Kau sudah mendengarnya bukan?”

“Aku pasti kesepian”

“Ck kau ini”

“Ayo pulang, aku akan mengantarmu”

Keynal  merangkul pundak Veranda dan meninggalkan ruangan Veranda.

***

Pagi sekali Keynal sudah ada di rumah Veranda, dia ingin mengantar Veranda menuju bandara, setidaknya selama beberapa hari ke depan mereka tidak akan bertemu dan Keynal pasti kehilangan karena tidak ada orang yang bisa dia ganggu.

Keynal mengambil koper Veranda dan memasukkannya ke dalam mobil. Veranda berpamitan pada kedua orangtuanya dan juga adiknya kemudian meninggalkan rumah mereka. Di dalam mobil Veranda hanya diam,  sesekali melirik Keynal  yang serius menyetir mobil, dan tumben sekali Keynal  tidak banyak bertanya  atau usil bertanya hal yang tidak penting padanya.

“Apa kau sakit?”

“Tidak, aku hanya merasa kehilangan, kau akan pergi selama beberapa hari dan tidak ada orang yang bisa aku ganggu”

“Jadi aku mainanmu?”

“That’s right”

“Eh no” ralat Keynal tapi tersenyum jahil

“Kata pertama jauh lebih jujur”

“Ah kau tahu juga, hehehe”

Veranda mendengus kesal.

Keynal memarkirkan mobilnya begitu tiba dibandara, mereka turun dan masuk menuju ke pintu pemberangkatan. Veranda menatap Keynal saat dia sudah berada di pintu.

“Pergilah, selamat sampai tujuan dan kembali utuh”

Veranda mengangguk, dia mengambil kopernya, Keynal menatap Veranda kemudian secara tiba-tiba memeluk Veranda.

“Qku pasti akan merindukanmu”

Keynal melepaskan pelukannya membiarkan Veranda pergi, Veranda tersenyum sebelum benar-benar meninggalkan Keynal .

Dan Keynal diam mematung melihat senyum Veranda , pertama kalinya dia melihat Veranda tersenyum tulus padanya.

***

Keynal menyandarkan punggungnya di kursi, beberapa waktu mengenal Veranda membuat Keynal merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya, dia tidak yakin kalau dia menyukai Veranda.

Keynal  berusaha membuang perasaannya, jujur saja Veranda sudah membuatnya jatuh hati, sikap Veranda membuat Keynal penasaran, sikap Veranda begitu random padanya, kadang begitu cuek, kadang begitu perhatian dan kadang begitu manis.

“Siapapun akan jatuh cinta jika kau bersikap seperti itu terus”

Keynal  mengacak rambutnya, dia merasa Veranda sudah menyentuh titik lemah hatinya.

“Ingat Key, ini hanya kontrak kerja, bertahan untuk 6 bulan dan lupakan semuanya”

Keynal memejamkan matanya, berusaha untuk melupakan semua yang terjadi antara dirinya dengan Veranda, melupakan semua yang mungkin akan membuat hatinya jatuh pada Veranda, tapi semakin dilupakan semakin ingat dan  dengan jelas membayanginya.

TBC

Silahkan IKUTI akun @vampirele jika suka ceritanya

Thanks💕

Cinta & Benci (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang