Setelah bersiap siap untuk sekolah deandra pergi ke bawah,di meja makan sudah ada rika dan niko yang sedang sarapan. Deandra duduk di kursi yang berada disamping mamanya,tak lupa gadis itu menyapa kedua orang tuanya dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Sambil memakan sarapannya,ia menceritakan kejadian tadi malam
"Iya,mama udah tau kok. Tadi pagi sebelum kamu bangun dia pamitan sama mama terus dia cerita dikit ke mama" deandra hanya mengangguk-anggukan kepalanya
"Dia temen sekelas kamu?" tanya papanya
"Iya pa,dia temen sekelas aku"
"Padahal baru kenal kan? Udah sebaik itu aja. Jangan jangan dia naksir lagi sama kamu"
"Ya engga lah pa,papa ada ada aja. Udah ah,dean mau berangkat ntar malah telat lagi" gadis itu berpamitan lalu menyalami tangan kedua orang tuanya.
.
.
.
Bel tanda istirahat akhirnya berbunyi,murid murid yang merasa jenuh dengan pelajaran langsung berhamburan keluar kelas.
"kantin kuy,laper nih" ajak maura
"ngga deh ra,gue lagi pengen dikelas" deandra tersenyum ramah kepada maura
"yaudah deh gue ke kantin dulu ya" deandra hanya mengangguk pelan
Saat ini hanya ada deandra dan arga didalam kelas,deandra menoleh ke belakang untuk melihat arga. Arga tau kalau deandra sedang memperhatikannya tapi ia tetap fokus dengan komik yang ia baca,fyi arga memang suka membaca komik.
"arga" panggil gadis itu pelan,sedangkan yang dipanggil hanya mengangkat satu alisnya dengan artian: apa
"makasih ya yang semalem" ucap gadis itu dengan nada yang pelan,arga melirik ke arah deandra sekilas lalu ia kembali fokus dengan komik yang ada di tangannya
Respon yang di berikan arga malah tambah membuat suasana diantara mereka semakin canggung,deandra bukanlah tipe orang yang pandai mencari topik. Tidak seperti yang maura bilang,arga tidak asik sama sekali. Dan sekarang hanya ada suasana awkward diantara mereka berdua
"umm,itu luka lebam lo masih sakit ga?" tanya nya basa basi
"sakit sih,tapi yaudahlah paling ntar lagi sembuh"
"nanti pas dirumah,lukanya di kompres aja lagi"
"bawel ah"
Deandra benar benar kesal melihat respon arga,dirinya seperti tidak dihargai. Baru kali ini deandra berhadapan dengan orang seperti arga. padahal niat deandra ingin berterima kasih,deandra membalikkan tubuhnya menghadap kedepan.
"Kenapa sih ada orang kayak gitu? Nyebelin banget" gumamnya
"Telinga gue masih normal" sahut arga. Deandra langsung menutup mulutnya dengan tangannya sendiri saat ia mendengar perkataan arga.
"Kalo ga suka sama respon gue,ya ga usah ngomong sama gue. kalo idup jangan di bikin ribet" kalimat yang baru saja keluar dari mulut arga itu benar benar menusuk hati deandra,kenapa dia sejudes ini? apakah deandra berbuat salah padanya? Deandra terus bertanya-tanya didalam hatinya. Gadis itu kembali menoleh ke belakang,ia melihat wajah arga yang sekarang sedang di tekuk
"Maaf,gue ga maksud bikin lo kesinggung sama omongan gue. gue bukan ga suka,tap-" omongan deandra langsung terhenti karena arga memotongnya
"yaudah,lupain"
Deandra mengangguk tanda meng-iyakan,ia bingung akan sikap arga. Maura bilang kalau arga asik tapi kenyataan nya tidak dan juga saat awal mereka berbicara arga tidak sejudes ini,ada apa dengan dirinya? tapi sikap arga yang seperti ini malah membuat deandra semakin penasaran dengannya

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY
Fiksi Remaja"gue cuma minta satu,jangan pernah pergi. gue ga mau kehilangan orang yang gue sayang -arga" Arga ivarel,seorang pria yang bisa dibilang tampan,asik tapi kadang menyebalkan,dan juga ia adalah kapten basket di SMA Garuda ia juga termasuk the most wan...