Rezki memenuhi janjinya sepulang sekolah ia langsung mengajak Nay jalan-jalan, makan dan menuruti keinginan Nay lainnya. Namun, belum sampai parkiran hujan sudah deras turun membasahi mereka semua yang akan bergegas pulang. Rezki berdecak kesal ia bukan tak suka hujan hanya saja ia malas akan mengenakan mantel, ia lebih suka basah-basahan saja, tapi ia membawa Nay bagaimana mungkin Nay akan ia biarkan begitu saja? pikir Rezki sendiri.
Kelas Nay belum juga pulang mentor mata pelajaran lainnya masih memberinya pengarahan singkat terhadap cara belajar yang efektif agar bisa paham materi.
Pukul 13.40 kelas Nay pulang paling belakangan dan hujan semakin deras saja membuat para siswa bertahan disekolah tak bisa pulang.
"Tadi pagi cerah aja, nah sekarang ujan.. Jaket juga gak bawa" keluh Nay berbicara sendiri sambil mengadahkan tangannya merasakan gemercik hujan yang deras
"Hoi" teriak Gema
"Loe mau bikin gue mati muda ya?" teriak Nay menutup kedua telinganya
"Apa? Gue gak denger?" teriak Gema menutup kedua telinganya juga
"Hah?" teriak Nay
Percuma saja mereka berdua berteriak karna hujan begitu deras, Angga, Icha dan Al langsung menjitak kepala kedua sahabatnya ini yang terkadang "gila".
"Sakit bahlul" teriak Nay memegangi kepalanya
"Loe teriak-teriak telinga gue sakit pe'a" teriak Al kesal
"Hah?" teriak Nay
"Loe pe'a ya?" teriak Icha kesal
"Gue gak mau kue pai" teriak Nay
"Astaga... Pe'a jd pai" keluh Angga geleng-geleng kepala
"Eh ini kan hujan, seru nih" teriak Gema
"Lalu?" teriak Nay
"Main hujan lah" teriak Gema
"Loe aja, gue gak mau" tolak Nay mendorong Gema
Gema pun langsung terdorong kehalaman dan seketika ia basah kuyup.
"Woi asyik pe'a" teriak Gema sendirian di halaman sekolah
Sementara Gema jadi pusat perhatian siswa yang berteduh didepan kelas masing-masing.
Gema menghampiri ke-3 sahabat lainnya lalu menarik Al.
"Apa-apaan sih loe Gem jadi basah gue" ketus Al
"Hei, ini tuh wujud ekspresi diri. Kita harus nikmatin pe'a" teriak Gema menarik Al ke lapangan
Nay, Icha dan Angga geleng-geleng kepala melihat Gema menarik Al ke tengah lapangan dan jadi tontonan seluruh siswa satu sekolah.
"Jangan cuma nonton aja woi.. Tapi rasain gimana rasanya hujan turun langsung disini. Kita bisa lepasin beban kita selama ini kan? Kita ini cuma anak-anak yang butuh bermain dan berteman bukan dijadikan robot sama orang tua sendiri kan? Bener gak?" teriak Gema melampiaskan kekesalan yang ada dalam keluarganya
"Gema bener guys... Kita cuma anak-anak gak seharusnya kita diperlakukan kasar setiap hari. Kita berhak bahagia kan? Kita berhak berteman dengan siapa aja tanpa harus ada aturan ketat. Kita hanya anak-anak bukan robot" teriak Al juga ikut melampiaskan kekesalannya
Semua siswa menyoraki Al dan Gema yang mereka kira berteriak tidak jelas dilapangan, Nay, Icha dan Angga tentu tidak terima melihat kedua sahabat mereka disoraki seperti itu padahal mereka hanya melampiaskan kekesalan mereka itu tidak salah.
Nay langsung melepas tas ranselnya dan berlari ke tengah lapangan.
"Apa nyorak-nyorakin gitu hah? Kalian semua juga punya masalah kan? Masalah kita beda-beda... Tapi, kalian semua gak bisa mewujudkan kekesalan dan kemarahan kalian sendiri. Lalu, kalian mewujudkannya dengan membully orang lain.. Itu jelas salah? Sedangkan Gema dan Al hanya ngungkapin isi hati mereka disini dan kalian sorakin... Kalian juga punya masalah kan? Woi, jangan munafik" teriak Nay kesal
KAMU SEDANG MEMBACA
Blueblood (Selesai)
Random'Sequel Of The Sixth' "Jika kami ditakdirkan bersama mengapa kami harus dipisahkan?" - Blueblood Angga : Ini bukan keinganan kami seperti ini Tiba-tiba saja salah satu dari kami bisa melihat masa lalu. Rasanya mustahil? Tapi percaya atau tidak? Ini...