Lima Puluh Tujuh : *Bianglala*

864 155 15
                                    

Vote masih berlanjut ya gaes, msh d kasih waktu d postingan sebelumnya antara tamat atau nggaknya:) ada ditangan kalian sndri hehe:*

























"Nih.. Hadiah terakhir hari ini." Jun nyerahin gantungan kunci bear pada Yerin.

"Yahh.. Paan ni mah! Gue kan maunya boneka gede!" rengut gadis itu seraya menatap gantungan ditangannya.

Jun menoyor kepala Yerin,
"Lo pikir dua benda gede di belakang lo apaan? Kuciran fir'aun?" tunjuknya pada dua boneka besar, yang satu Teddy bear berbulu warna merah dan satu lagi boneka yang agak kecil dari yang pertama berbentuk keropi.

"Satu lagi lah biar lengkap gitu, sama panda noh! Gue belom dapet."

"Banyak mau ya, udah ah! Janjinya kan dapet boneka gede doang dan semua permainan itu udah gue lakoni. Sekarang tepati janji lo buat naik bianglala bareng gue." Jun menarik pergelangan tangan Yerin. Tapi Yerin menahannya.

"Ma-masa sih? Yakin gak ada yang kelewat?"

Jun menggeleng,
"Gak ada. Udah buruan keburu larut malem banget nih." dan menarik tangan Yerin lagi.

"Bentar! Bentar! Boneka gue!"

Jun berbalik dan menjinjing boneka keropi lalu menyerahkan boneka teddy pada Yerin kemudian kembali menarik tangannya menuju wahana bianglala besar. Mereka langsung masuk kedalam, Yerin memeluk boneka teddy nya dengan erat. Tangannya mulai mengeluarkan keringat dingin.

"Masih takut naik bianglala?" ledek Jun.

Yerin mendengus,
"Udah dibilang gue gak takut."

"Trus kenapa nolak mulu? Yang takut ketinggian dulu kan gue?"

"Nah itu yang gue bingungin Jun, lo kan takut ketinggian dulu? Tapi kok hobi banget naik bianglala?"

Jun terkekeh kecil,
"Gue juga gak tau. Mungkin berawal dari liat lo nangis waktu Ayah gue bawa lo naik ini bareng gue. Lucu aja gitu, kalo naik ini gue jadi kebayang wajah jelek lo waktu itu dan hal itu bikin gue gak takut, malah suka."

Penuturan Jun sukses bikin Yerin tertegun gak nyangka kalau dia lah alasan Jun gak takut naik bianglala dan malah jadi kesukaan cowo itu.

"Terus elo? Katanya gak takut? Tapi kok gak mau naik mulu bareng gue?"

Yerin menatap keluar sebentar lalu menghela nafas panjang. Dia tersenyum menatap Jun dihadapannya.
"Gue cuman jadi inget bokap gue aja. Soalnya ini tempat terakhir gue ketemu bokap gue, makanya naik ini bikin gue keinget sama dia mulu."

Jun terdiam menatap Yerin, dan Yerin meremas boneka teddy itu dengan erat.
"Ditempat ini dia dengan santainya nyuruh gue milih dia atau ibu. Trus besoknya pergi tanpa bilang apa-apa lagi. Ninggalin Ibu yang lagi sakit-sakitan, dan juga Seonho yang masih balita."

Yerin menunduk karena menyadari adanya bulir air dipelupuk matanya, ia mencoba menyembunyikannya dari Jun dengan tertawa kecil.
"Makanya gue benci naik ini, bukannya takut."

Jun menghela nafas panjang sambil ngeluarin tissue dari dalam saku jaketnya dan menyerahkannya pada Yerin.
"Tau gitu dari dulu gue paksa lo naik."

Yerin mendongak menatap Jun bingung.

"Gue gak akan minta maaf sama lo karena hal ini ya." lanjut pria itu.

"Lo gak merasa bersalah udah tau cerita sedih gue dan maksa gue buat ketempat yang jadi alasan kesedihan gue gitu?" gerutu Yerin sambil mengusap air matanya yang turun.

Jun dengan santainya menggeleng,
"Enggak. Ini bukan drama Yer, dan sebagai sahabat lo gue gak mau liat lo lemah dan larut dalam kesedihan cuman karena kenangan itu disini. Harusnya lo hadapi rasa sedih dan benci itu disini, jangan dihindari. Gue aja yang yang takut ketinggian bisa menghalau rasa takut gue karena lo, jadi yang harus lo inget disini bukan kesedihan tentang kepergian bokap lo tapi kenangan bahagia saat bersama bokap lo disini."

"2Personality" [TaeRin][End][✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang