confused

3.3K 372 30
                                        

Lelaki yang mengenakan piyama biru tua polkadot itu berbaring di atas kasur empuk miliknya.

seharian ini ia menghabiskan waktunya untuk berlatih dance serta bermain game bersama Jungkook hingga larut malam.

Raut lelah terlukis di wajah tampannya, tapi itu tak membuat dirinya ingin segera terlelap.

Ia beranjak pergi kedapur. Tenggorokannya kering, mungkin segelas air mampu menghilangkan dahaganya.

Saat tiba didapur, ia melihat laki-laki berbahu lebar yang ia tahu namanya Kim Seokjin, sedang berkutat di depan kompor, sepertinya lelaki itu terbangun karna perutnya minta di isi sesuatu.

"Hyung, Kau terbangun?" Taehyung mendekat kearah meja tepat di belakangnya,  mengambil segelas air dan meminumnya habis.

"Aku merasa lapar dan tidak dapat tidur, jadi kupikir aku akan membuat ramyun saja." Seokjin mematikan kompornya dan mengambil mangkuk di rak.

Taehyung mengangguk dan duduk di kursi pantry, Seokjin menghampirinya dengan semangkuk ramyun di tangannya dan duduk dikursi samping, "kau tidak tidur?"

Taehyung menggeleng, "aku tak bisa tidur, tenggorokanku terasa kering jadi aku kesini untuk mengambil segelas air."

Seokjin mengangguk-anggukan kepalanya sambil memasukan ramyun itu kedalam mulutnya.

Taehyung melihat Seokjin begitu lahap menyantap ramyun buatannya, pemuda itu tak memperdulikan Taehyung, "Hyung aku ingin menanyakan sesuatu padamu?"

Seokjin menatap kearah Taehyung, "tanyakan saja Taehyung." Ucap Seokjin tetap melanjutkan makannya tetapi memasang telinga mendengarkan penuturan Taehyung.

"Bagaimana pendapatmu tentang sebuah perbedaan?" Ucap Taehyung mulai bertanya.

"Perbedaan?...," Seokjin terlihat berpikir, menimang nimang jawaban yang tepat atas pertanyaan Taehyung, "Kita hidup dalam perbedaan, keindahan perbedaan bisa kita rasakan saat kita benar-benar hidup dengan banyak perbedaan. Hidup seperti itu harus mempunyai nilai penting yaitu toleransi dan saling menghargai."

Taehyung sedikit menggeser posisinya sekarang untuk lebih dekat dengan Seokjin, mendengarkan lebih jelas.

Seokjin menggeser mangkuk kosong ramyun yang telah ia makan habis tadi ke sisi kirinya, membuat akses lebih pada tangannya untuk berada di meja di hadapannya.

"Karna perbedaan juga kita mengenal hal baru yang belum pernah kita temui sebelumnya, perbedaan juga tak seharusnya menjadi penghalang bagi kita untuk mencapai sesuatu tetapi juga harus tahu batasannya." Seokjin berdiri mengambil mangkuk kosong di sisinya lalu menaruhnya di wastafel.

"Kenapa kau menanyakan itu Taehyung-ah?" Seokjin melirik ke arah Taehyung.

Taehyung juga tidak tahu kenapa dirinya tiba-tiba menanyakan hal itu. yang lelaki itu tahu, sekarang banyak sekali hal berputar memenuhi otaknya dan entah kenapa pertanyaan itu terlontar begitu saja.

"Gwaenchana, geunyang muleobwa." (Tidak apa-apa, hanya ingin bertanya). Taehyung bangkit, "hyung, aku kekamar dulu, jangan tidur terlalu larut, jjaljayo."

Seokjin mengangguk dan tersenyum, "jjaljayo Taehyung-ah." (selamat malam).

Taehyung berjalan kearah kamarnya, menutup pintu dan berbaring di atas ranjangnya.

Ia lirik anjing kecil yang tengah bermain-main di tempat tidurnya, anjing itu bermain layaknya anak kecil yang tak memiliki beban apapun. Begitu polos dan menyenangkan.

Different | kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang