Mata gadis itu terbuka perlahan.
Suara bising disekitarnya membuat tidurnya terganggu.
Cahaya terang menembus celah matanya.
Ia meringis, merasakan sakit di bagian tempurung kepalanya.
Tangan Haura bergerak, mencoba mencari sesuatu. kemudian, Sesuatu yang dingin menjalar di telapak tangan gadis itu.
Samar-samar ia melihat seseorang disampingnya.
Bibirnya terbuka, mencoba mengatakan sesuatu. "A-aku...,".
Haura menelan ludah, mencoba mengurangi rasa perih di tenggorokannya.
"...ingin air." Lanjutnya masih memandang lurus tembok putih dengan segala peralatan medis di sekitarnya.
Rasa sakit di kepalanya tak memudahkannya untuk bergerak bebas.
Haura mencoba mempererat genggaman tangannya pada seseorang di sampingnya. Setelah beberapa saat tak ada pergerakan.
"Kumohon." Ia mencoba mengatakannya sekali lagi.
Beruntung, seseorang disampingnya beranjak. Dapat Haura lihat dari sudut matanya, seseorang itu mendekat dan membantunya untuk duduk.
"Haura kau su-sudah bangun?." Ucap seseorang setelah menyodorkan satu gelas air pada Haura.
Haura menoleh, mencoba melihat seseorang yang baru saja mengatakanya.
Alisnya terangkat, "Taehyung-ssi? Kau?."
Taehyung tersenyum canggung sambil mengangguk "bagaimana keadaanmu?."
"kau tau aku disini?." Haura memegang kepalanya mencoba menahan sakit.
Taehyung kembali duduk di kursi samping gadis itu. "Eoh, aku yang...,"
Taehyung menepuk dahinya. "Taehyungie pabo, kau sendiri yang berjanji tak ingin memberitahunya, dan sekarang kau ingin mengatakanya sendiri? Aish." Gumam Taehyung yang dipandang bingung oleh Haura.
Laki-laki itu berdehem "ani, maksudku nyonya kang memberitahuku."
Haura mengeryit, bingung akan perkataan laki-laki berambut coklat madu dihadapannya.
"Untuk apa ibunya mengatakan ini padanya?." Batin gadis itu.
"Kau ingin sesuatu?." Ucap Taehyung mencairkan suasana canggung diantara mereka.
Haura menggeleng "gomawo." Ucap Haura pelan hampir tak terdengar. (Terima kasih)
"Ne?." Taehyung mengedipkan matanya berulang kali.
(Pardon?)"Untuk airnya." Ucap Haura tersenyum tipis.
Haura meringis, merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Badan gadis itu terasa panas dan lemah.
Haura kembali berbaring. Ia masih kesulitan untuk berlama-lama duduk dan merasa pusing ketika mencoba mengangkat kepalanya.
"Kepalamu masih sakit?." Tanya Taehyung khawatir.
Haura menggangguk pelan, matanya menelusuri setiap sudut ruangan seperti sedang mencari sesuatu.
Taehyung mencoba sebisa mungkin membuat gadis itu nyaman. "Ada yang kau cari?."
Lagi-lagi gadis itu hanya menggeleng, seperti enggan berbicara.
Sesaat kemudian, pintu terbuka. Seseorang berpakaian putih dengan kacamata minus bertengger di hidungnya masuk dan tersenyum ramah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different | kth
FanfictionPERHATIAN : Masih terdapat banyak typo, kesalahan penulisan, tulisan gak rapi, atau kesalahan dalam menempatkan titik, koma, dll. Akan direvisi setelah cerita TAMAT. Jangan bandingkan story ini dengan RL, karena ini murni imajinasi penulis saja.