Refleks, tubuhnya membeku ditempat.
Taehyung kaget bukan main. Kepalanya terserang kepusingan secara mendadak, mewanti-wanti bahwa dibalik tubuhnya bukan segerombolan paparazzi yang siap mengerayainya hidup-hidup. Namun, tidak tahu mengapa, suara itu cukup familiar ditelinga lelaki itu. Seperti pernah ia dengar disuatu tempat belum lama ini. Tapi. Siapa?
Meyakinkan diri, menarik napas dengan tegas. Taehyung perlahan membalik tubuhnya, mengoprasikan tepat dihadapan seorang lelaki jangkung berkulit putih dengan tas selempang besar yang digunakannya tengah berdiri di hadapan Taehyung. Raut wajahnya, lingkaran matanya yang hitam, bahu yang merosot. Sangat jelas bahwa Lelaki itu menghabiskan hari ini dengan susah payah.
"Rowoon-ssi?"
Rowoon mengangguk, lantas tersenyum tatkala ia memeluk Taehyung singkat sambil menepuk pundaknya, "Tubuhmu mudah dikenali, tak heran orang-orang sedari tadi memperhatikanmu." Katanya sambil memutar bola mata, mengisyaratkan Taehyung agar memperhatikan sekitaran. "Hati-hati, ya."
Mengikuti intruksi mata lelaki dihadapannya, Taehyung baru sadar bahwa beberapa orang. Terutama para gadis mulai mencoba mengeluarkan ponselnya, ingin memotretnya secara diam-diam. Juga tak sedikit para Ahjumma seumuran ibunya mulai berbondong-bondong melirik ke arah Taehyung, seperti memastikan Iya. Bukan.
Seketika itu pula Rowoon mengajak Taehyung ke sebuah restoran tradisional korea sehingga situasi tadi sedikit terkendalikan. Pemuda itu memesan wine korea dan semangkuk sup tahu pedas. Tidak ada yang memulai pembicaraan hingga Rowoon mengangkat gelas wine-nya lalu menawarkan pada lelaki dihadapannya, "Kau minum?"
"Tidak, terimakasih. Aku sedang tidak ingin mabuk." Ujar Taehyung menolak.
Rowoon mengangguk. Meneguk gelas pertamanya dengan cepat sementara Taehyung hanya diam terpaku. Menyadari sikap aneh dari lelaki itu. Dia ingin bertanya, namun rasanya terlalu canggung hingga dirinya harus menunggu hingga Rowoon membuka pembicaraan terlebih dahulu.
"Kenapa kau berkeliaran seorang diri di tempat ramai seperti tadi? Apa kau tidak merasa takut?" Kata Rowoon akhirnya, sambil mengaduk sup nya hingga ia berujar menambahkan, "Apakah tidak apa-apa?"
Taehyung ingin menjawab, sebelum ia menyadari sikap Rowoon yang berubah-ubah. Ia tetap ramah seperti biasanya. Namun dilihat dari sikapnya malam ini, Taehyung tahu bahwa lelaki itu sedang banyak pikiran. Dirinya pun tidak berniat menanyakannya secara langsung. Akan sangat lancang jika itu benar-benar terjadi. Bisa saja ia dihadapkan oleh tugas yang menumpuk di akhir semesternya, atau mungkin hanya prasangka Taehyung karena pikirannya sendiri yang tidak terlalu fokus sejak tadi. Sepertinya, opsi kedua lebih tepat mengingat kondisi dirinya yang bisa dibilang kurang bagus.
Meneguk cola yang dipesan ketimbang sebuah wine, Taehyung menjawab dengan ragu, "Hanya mencari pasokan udara lebih. Kau tahu? di dorm tidak ada hiburan, jadi aku memutuskan untuk keluar."
"Managermu tahu ini?"
"Jika tidak menimbulkan masalah, tidak akan apa-apa, kok. Untuk masalah fans. Aku tahu fans ku adalah orang-orang baik dan pengertian jadi aku tidak merasa takut sama sekali. Kecuali untuk sasaeng fan, kau tahu? mereka lebih mengerikan dari amukan Suga hyung." Jelas Taehyung sambil mendekatkan wajahnya ke arah Rowoon, memasang ekspresi ngeri yang di buat-buat.
Lelaki dihadapannya mengangguk-angguk, ikut memasang ekspresi yang sama. Sedetik kemudian mereka tertawa, nyaris menarik minat pengunjung lain untuk menonton adegan tawa mereka.
Tidak ada suara yang dikeluarkan, sementara Rowoon masih sibuk menghabiskan sup tahunya yang nyaris hanya setengah mangkuk lagi. Taehyung memandang jendela, irisnya menangkap titik-titik putih berjatuhan lambat dari awan di atasnya, apalagi biasan cahaya dari bulan malam ini cukup terang. Udaranya tidak terlalu dingin dibanding hari-hari sebelumnya, jadi ia memutuskan untuk melepas jaket tebalnya. Menyisakan kemeja garis coklat yang dikenakannya kebesaran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different | kth
FanfictionPERHATIAN : Masih terdapat banyak typo, kesalahan penulisan, tulisan gak rapi, atau kesalahan dalam menempatkan titik, koma, dll. Akan direvisi setelah cerita TAMAT. Jangan bandingkan story ini dengan RL, karena ini murni imajinasi penulis saja.