You

774 81 19
                                    


[Happy Reading 💕]

Busnya tidak terlalu penuh. Barangkali terasa longgar untuk hari-hari kerja seperti ini.

Supirnya memperlambat laju busnya, hal ini menandakan bahwa tempat penurunan pertama ada di depan sana. Tidak lama dari itu terlihat beberapa orang baru mulai menaiki busnya kembali.

Haura tidak terlalu fokus pada sekitarnya, ia sibuk memandang lalu lalang orang di jalan yang ramai dengan hamparan salju yang masih menyelimuti jalanan kota.

Pagi itu tidak terlalu macet, jadi Haura sangat menikmati hembusan angin yang ia hirup dalam-dalam tanpa peduli polusi yang bisa membuat pernapasannya terganggu.

Gadis itu hanya melepaskan rasa yang beberapa Minggu lalu mengganggunya.

Angin itu meniup penutup kepalanya yang berwarna pink cerah, berharap bisa mengalirkan kecerahannya pada suasana hatinya hari ini.

Musim dingin sebentar lagi berlalu, rintik putih itu akan menghilang tidak lama lagi. Tahun ini akan berganti tahun yang baru.

Haura hanya berharap kesedihan tahun ini akan terganti kebahagiaan di tahun yang akan datang.

Terlepas itu, tidak melupakan pada kejadian beberapa Minggu yang lalu, saat terakhir kali Haura betemu dengan Kim Taehyung di sungai Han sore itu.

Tae, jangan menemuiku lagi, ya?

Kata terakhir yang menutup perjumpaan sore itu. Dengan salju yang semakin turun dengan derasnya seperti tahu bahwa suasananya suram kala itu. Dinginnya menusuk tulang seperti ucapannya yang bohong jika dikatakan tidak membekas di hati.

Haura melirik ponselnya, benda mati itu berulang kali menerima pesan dari kontak bernama Tae Tae yang tak kunjung ia balas. Sebenarnya ingin, namun kembali mengingat apa yang ia lihat dari seseorang yang telah mengirimkannya sebuah foto yang menampilkan wajah Haura dan Taehyung semakin menyakinkan gadis itu bahwa itu adalah salah satu teguran bahwa ia telah melewati batasannya.

Tidak tau kenapa bisa berpikiran seperti itu, Haura hanya tidak ingin dirinya menjadi sumber masalah Taehyung nantinya jika foto itu akan disebar luaskan seperti deretan kalimat setelahnya.

Busnya kembali berhenti, menandakan tujuan Haura sudah sampai. Jadi, ia menunggu penumpang lainnya turun terlebih dahulu, kemudian disusul olehnya dibelakang menghindari desakan.

Baru menapakkan kakinya di jalan, suara familier menyambutnya di ujung jalan.

"Haura! Hei!"

Itu Ji Hun, gadis itu pagi-pagi sekali sudah menelpon dan mengatakan akan pergi ke kampus bersama-sama. Tapi dengan cara dia yang menunggu Haura tak jauh dari halte yang biasa Haura gunakan.

Jadi sekarang dengan sedikit terburu-buru, Haura melangkah mendekat ke arah sahabatnya itu.

"Sudah menunggu lama, Ji?" Ucap Haura sedikit merasa tidak nyaman karena membuat gadis itu menunggu.

Yang ditanya mendekatkan ibu jari dan telunjuknya, "sedikit sih, tapi masih ada waktu sebelum terlambat kelas pertama."

Mengecek jam di pergelangan tangannya, Haura mengangguk, "syukurlah, tadi aku membantu ibuku membuka toko sebentar jadi sedikit terlambat."

Kemudian mereka berdua berjalan menuju kampus, Seoul university memang tidak terlalu jauh jika ditempuh dari halte bus itu. Hanya lima menit jalan kaki dan gedungnya sudah terlihat.

"Kau tampak lebih cerah hari ini, apa efek penutup kepalamu, ya?" Ucap Ji Hun memandang Haura dengan wajah yang dibuat seperti menggoda.

Yang dipuji terkekeh samar, "kau pun tampak lebih ceria dari biasanya."

Different | kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang