Worst

2.7K 338 26
                                    

Langit telah berganti warna, menandakan malam telah tiba, udara dingin awal november terasa menusuk kulit.

Rambut laki-laki itu berayun-ayun sesaat angin itu menyentuhnya.

Taehyung memamasukan tangannya kedalam saku hoodie hitam yang ia kenakan.

Ia memandangi deretan gedung pencakar langit menjulang tinggi. Lampu-lampu kendaraan terlihat seperti semut yang berderet membentuk barisan.

Bintang mulai muncul dengan malu malu, Bulan membentuk sabit seperti menyuruh pemuda itu untuk tersenyum.

Taehyung duduk di kursi kayu di sebuah rooftop gedung. Kakinya berayun-ayun, jemarinya mengetuk-ngetuk kursi kayu.

Pandangannya kosong, ia menghela napas kasar, ditutup wajahnya menggunakan telapak tangannya sambil menunduk kebawah.

Pikirannya begitu kacau mencemaskan gadis itu. Ia ingin melihatnya sekali saja untuk mengurangi rasa gelisah pada dirinya.

Setelah tadi malam Taehyung tak dapat bertahan lebih lama lagi di rumah sakit karena manager   menyuruhnya untuk segera ke dorm dan beristirahat karena besoknya mereka harus melakukan rekaman untuk comback mendatang.

Rekaman tak berjalan lancar karena dirinya yang tidak dapat fokus sedikitpun. Sang leader terus menanyakan keadaannya dan tentunya Taehyung berbohong dengan mengatakan dirinya baik-baik saja.

Hal yang terjadi selanjutnya, produser mengatakan mereka harus mengundur rekaman kali ini setelah keadaan Taehyung jauh lebih baik.

Para member melakukan hal yang sama seperti yang rapmon tadi lakukan dan dijawab dengan hal yang serupa.

Rupanya mereka mengerti dan memberinya waktu sendiri terlebih dahulu.

Taehyung mengadah, ingin rasanya dirinya berteriak sekeras mungkin dan meluapkan kegelisan yang ada pada dirinya.

Mengapa dirinya terus berada di pikiranku?.

Siapa sebenarnya dia didalam hatiku?.

Siapa dirinya yang membuat seorang Kim taehyung sengsara karna mencemaskan dirinya?.

Pertanyaan itu bertubi-tubi berputar di kepalanya yang tak dapat ia cerna sedikitpun

AAAAARGH!!!

Ia berteriak, berteriak sekeras yang ia bisa, meluapkan segalanya pada teriakan itu.

Taehyung merasakan seseorang memegang pundaknya.

Taehyung menoleh dan mendapati sosok familiar dengan dua kaleng cola ditangannya memandang dirinya dengan kecemasan yang terpancar dari mata bulatnya.

Jungkook menyodorkan satu kaleng cola itu padanya dan diterimanya sambil tersenyum yang sedikit terpaksakan dari bibirnya.

Jungkook berjalan dan duduk tepat disebelah Taehyung, jungkook memandang lurus ke depan dengan badannya yang sedikit membungkuk dan pahanya sebagai tumpuan kedua tangannya yang memegang cola.

"Waeyo Hyung, jika kau ingin mengatakan sesuatu, aku sangat siap untuk menjadi pendengar yang baik." Ucap Jungkook tiba-tiba setelah beberapa detik diam.

Tehyung terdiam cukup lama hingga membuat kelinci di sampingnya menoleh sambil menyeruput minumannya.

"Tapi, jika kau tak mau tak masalah, aku mengerti." Ia tersenyum hingga memperlihatkan gigi kelinci miliknya, Raut wajahnya tampak kecewa.

Taehyung menghela napas untuk kesekian kalinya, mencoba sedikit lebih tenang. "Kook, aku juga tak bisa memahami diriku, jadi bagaimana aku menjelaskannya padamu?"

Different | kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang