Pada dasarnya cinta itu rumit sekali.
Banyak orang yang menganggap bahwa mencintai seseorang hanya berpatok pada dia menjadi milikmu.
Namun, sebenarnya cinta itu luas sekali maknanya, caranya, dan perwujudannya. Tidak hanya sekedar mengatakan 'aku mencintaimu' dan selesai. Tidak, tidak sesederhana itu.
Banyak pula yang beranggapan bahwa jika mencintai seseorang itu harusnya diperjuangkan, dikejar sampai dapat. Tapi jika dipikir lagi, cinta dan obsesi itu beda tipis sekali. Jika memaksakan hati kita untuk terus memperjuangkan orang yang sama sekali tidak membalas perasaan kita, itu namanya memaksa.
Memang, setuju jika kita harus memperjuangkan hingga akhir. Tapi, jika itu tidak hanya menyeret satu pihak saja ya, tidak masalah. Bagaimana jika hal terpenting dalam hidupmu harus direlakan demi cinta?
Keputusan sulit, bukan?
Setidaknya, Taehyung hanya ingin mencintai selayaknya orang banyak. Menemukan cinta sejatinya yang akan ia jaga hingga akhir hidup, membawanya bertemu kepada ibu dan ayah yang sangat dia cintai, memberitahu kepada semua orang dengan bangga, hingga mengikrarkan janji suci tali pernikahan atas nama Tuhan yang sama.
Bahkan, dulu sekali saat neneknya berdongeng untuknya sebelum tidur, sang nenek pernah menceritakan kisah pangeran dan tuan putri yang hidup bahagia setelah mengalami perjalanan yang panjang. Setidaknya, Taehyung ingin seperti itu.
Sebelum menyadari bahwa dongeng adalah imajinasi dari seseorang yang bisa dikendalikan ingin seperti apa. Bukan kehidupan nyata yang garis takdir sudah dibuat oleh tangan Tuhan bahkan sebelum dilahirkan.
Sampai saat ini, setelah kepulangannya dari acara Awards, menerima berita paling buruk yang pernah didengar, Taehyung belum memberi penjelasan apapun.
Rasanya dia tidak memiliki tenaga lagi untuk mengatakan seperti apa rasanya sekarang. Yang jelas dia tau para member khawatir sekali, beberapa kali mengirimkan pesan padanya untuk tidak melupakan makan dan istirahat yang cukup. Berusaha menghibur Taehyung dengan membawa burger dan cola.
Hingga, sekarang disinilah dia duduk. Berhadapan dengan PD-Nim lagi. Dengan kasus yang sama, namun dengan perempuan yang berbeda. Memikirkan itu saja sudah membuatnya muak sekali.
Terlebih, disampingnya-- RyuJin yang kini terlihat tenang sekali. Merapatkan kaki dengan tangan yang digenggam di atas paha.
"Jadi, tolong jelaskan padaku." Suara PD-Nim serius, kali ini sudah melepaskan kacamatanya.
Taehyung menunggu, menuntut jawaban pada gadis disampingnya.
"PD-Nim, sebelumnya saya meminta maaf telah membuat kericuhan saat acara tadi malam. Saya sama sekali tidak mengetahui bahwa akan ada berita semacam itu." RyuJin yang semula menunduk kini menatap wajah atasannya dengan hati-hati.
PD-Nim kini berbalik ke arah Taehyung, "aku tidak tau hubungan kalian seperti apa sekarang, tapi yang kutahu kalian berdua pernah menjalin hubungan dulu, kan?"
Pertanyaan PD-Nim barusan membuat Taehyung mengadah, kemudian mengangguk, "ya, kami memang pernah menjalin hubungan, PD-Nim. Tapi sudah lama sekali kami memutuskan untuk berpisah."
Ada rasa tidak nyaman di benak Taehyung saat kisah itu kembali di ungkit.
PD-Nim menyandarkan tubuhnya di punggung kursi, melipat tangan di depan dada, "lalu, untuk apa kalian pergi ke cafe berdua saja jika tidak menjalin hubungan?"
"Kami tidak sengaja bertemu." RyuJin menjawab, nadanya seperti dipaksakan sekali.
"Dan Taehyung, bukankah tempat itu tidak jauh dari perpustakaan kota?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Different | kth
Hayran KurguPERHATIAN : Masih terdapat banyak typo, kesalahan penulisan, tulisan gak rapi, atau kesalahan dalam menempatkan titik, koma, dll. Akan direvisi setelah cerita TAMAT. Jangan bandingkan story ini dengan RL, karena ini murni imajinasi penulis saja.