Start

2.5K 288 44
                                    

Sudah hampir seminggu semenjak gadis itu dirawat di Rumah sakit.

Kondisi fisik gadis itu jauh lebih baik, peningkatan yang terbilang cukup cepat dari perkiraannya.

Ia bersender di kepala ranjang yang ia tempati sejak seminggu yang lalu. Tangannya bergerak mengambil bantal di sampingnya dan menaruhnya tepat di atas pahanya.

Ruangan yang cukup lebar itu terasa sunyi, hanya Haura yang berada didalamnya. Rowoon dan nyonya kang pamit pulang mengambil beberapa pakaian Haura.

Mereka mengatakan akan kembali sebelum sore tiba.

Haura memandang ke langit-langit ruangan itu, memfokuskan pandangannya pada lampu yang menyala terang di atasnya.

Rasa sakit dikepalanya berangsur mengurang, walau kadang masih sangat menyakitkan jika ia terlalu banyak bergerak.

Tanganya terangkat, membenahi letak penutup kepalanya. Ia senang bahwa Dokter telah mengijinkannya untuk memakainya kembali.

Haura membuka selimut yang menutupi sebagian tubuhnya lalu beranjak dari tempat tidurnya. Ia berjalan kearah jendela kaca, sengaja untuk menikmati view kota Seoul pada siang hari dari lantai 7 rumah sakit.

Pandanganya fokus pada ratusan Daun maple berserakan memenuhi halaman rumah sakit, halaman itu sudah seperti lahan merah penuh dedaunan. Mengingat bahwa musim gugur akan segera berakhir.

Beberapa pohon sudah sepenuhnya menggugurkan daunya. Daun yang gugur bertumpuk memenuhi trotoar jalan.

Tak banyak mobil berlalu lalang, beberapa orang memilih untuk berjalan kaki dan menaiki sepeda.

Beberapa dari mereka berwajah asing, dengan kamera mengalung di lehernya. Sepertinya turis asing memilih Korea untuk dijadikan tujuan liburan akhir tahun mereka.

Haura memejamkan matanya sejenak, menghirup udara yang masuk melalui celah-celah jendela kaca itu, menikmati semilir angin yang hampir tidak ia rasakan selama beberapa hari.

Matahari tepat berada di depannya, memancarkan cahaya warna terang yang indah.

Ia terseyum tipis, matanya memandang lekat cahaya didepannya. Matahari yang selalu ia nantikan.

Pandangan Haura beralih pada koper hitam di ujung ruangan. Seketika jantungnya berdegup cukup kencang.

"Bukalah koper hitam yang kubawa".

Haura menggigit bibir bawahnya "bagaimana bisa aku lupa."

Gadis itu melangkah kearah koper itu kemudian segera membawanya ke arah sofa panjang di sudut ruangan. Haura duduk bersila di atas sofa dengan koper hitam di depan nya.

Gadis itu membuka kopernya dengan sangat perlahan.

Pandangan Haura tertuju pada sepasang potato head dari karakter film toy story. Alis Haura menyatu "eh? Dia memberiku ini?." Batinnya.

Haura mengambil sepasang potato head itu dari dalam koper. saat ia mengangkatnya, terdapat setangkai bunga mawar merah di bawahnya juga sticky notes yang tergantung di tangkainya.

Haura mengambil sticky notes itu dan menaruh mawarnya ke vas kosong di meja samping sofa.

Setelah ia mendapatkanya, Haura segera membaca pesan yang dituliskan pada sticky notes berwarna kuning itu yang hanya bertuliskan "cepatlah sehat."

Gadis itu tersenyum geli, tak pernah mendengar bahwa seseorang menghadiahkan mainan pada seseorang yang sedang sakit.

"Manusia langka." Ucapnya pelan.

Different | kthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang