5

455 45 0
                                    

"Bantulah sesamamu jika ingin hidupmu bahagia"

****
Pagi-pagi sekali aisyah mempersiapkan semua ke berangkatannya ke kota Malang tempat ia kuliah.
Rumah yang sudah ia bersihkan sebelum berangkat, sarapan yang telah tersedia di meja makan.
Aisyah begitu telaten dalam mengurus rumah, ia mewarisi sifat uminya.

"Assalamu'alaikum warahamtullahi wabarakatuh abah, umah, Jefri dan Jafar" sapa Aisyah kepada keluarga umah

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab semua keluarga

"Aunty aish mau kemana?" Tanya Jafar anak bungsu umah

"Aunty mau pulang sayang" jelas aisyah

"Teyus kalo aunty pulang jafa ngga ada temennya dong" rengek Jafar dengan suara khasnya

"Sayang, nanti aunty kesini lagi kok. Jafar kan ada kak Jefli" jawab aisyah menirukan gaya bicara Jafar

"Iyaa aunty, nanti jefri yang jaga adik jafar" terang Jefri

"Nah, itu baru pinter" jawab aisyah sambil mencium kedua adik-kakak itu

"Aish, hati-hati ya nak. Maaf sayang umah sama abah ngga bisa nganter ke stasiun" kata abah

"La'basa abah, nanti aish naik ojek pakai applikasi grabb" jelas Aisyah

"Na'am sayang, mari abah antar sampai depan pintu gerbang sembari menunggu driver"

"Na'am abah, syukron katsiron"

"Afwan nak"

Tidak menunggu waktu lama driver yang dipesan oleh Aisyah pun tiba dirumah.
Aisyah pun berpamitan dengan abah dan umah dengan tidak melupakan dua malaikat kecilnya.

"Aish, berangkat dulu umah abah. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh "

"hati-hati ya nak, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

Aisyah tidak langsung ke stasiun kota Prabumulih, tetapi aisyah datang ke suatu sekolah (SMA). Aisyah mengantarkan kartu pelajar Renata, remaja yang ia temui kemarin.
Melihat sekolah masih sepi oleh siswa-siswi Aisyah pun memberikan kartu pelajar dan kartu nama Aisyah kepada satpam sekolah.

"Alhamdulillahirobbil'alaamiin, terimakasih Ya Allah Engkau memudahkan jalanku"

****
Stasiun Kota Prabumulih.

Aisyah tiba di stasiun, ia pun langsung menuju ke kereta yang akan menjadi kendaraan perjalanan Aisyah.
Banyak yang harus Aisyah lewati didalam perjalanan menuju kota Malang, mulai harus naik kereta api sampai dengan bus

MP3 kecil berwarna hitam-putih menjadi teman setia Aisyah dalam perjalanannya.
Lantunan ayat suci Al-Qur'an serta sholawat nabi ia dengarkan.

5 jam perjalanan, Aisyah tiba di Kota Jakarta. Ia melihat jam ditangannya, pukul 14.15 WIB aisyah yang belum melaksanakan sholat dzuhur memutuskan untuk mencari musholla terdekat.
Hingga aisyah tiba disuatu mushollah yang ramai dipenuhi anak-anak kecil yang sedang mengaji.

Aisyah melaksanakan perintah Allah swt, ia tunaikan dengan khusyuk menghadap sang Illahi.
Perjalanan Aisyah kurang lebih 2 jam lagi untuk tiba di Kota Malang.

Aisyah tersenyum melihat anak-anak kecil yang begitu antusias sekali untuk mengaji.
Mengingatkannya dengan dua malaikat kecilnya, dan santri-santri ponpes.

Aisyah melanjutkan perjalanannya, ia langsung menuju ke Bandara Soekarno-Hatta.
Ia mengambil tiket yang ia beli melalui transaksi online. Zaman yang serba teknologi ini mempermudahkan masyarakat untuk melakukan aktivitasnya.

Aisyah mendapatkan tiket pesawat tujuan Surabaya, ia duduk dibangku nomor 21.
Ia menunggu di tempat penumpang, sambil mendengarkan informasi keberangkatannya.

tidak menunggu waktu lama, pesawat yang ditumpangi aisyah pun segera berangkat.
Aisyah langsung bergegas menuju pesawat, ia mencari bangkunya.

"Alhamdulillah, akhirnya ketemu juga" ujar aisyah sambil duduk dibangkunya.

Tidak ada tanda-tanda seseorang yang duduk disampingnya. Mungkin penumpangnya sedikit, pikir Aisyah.
Ia kembali memasang headseat ditelinganya, sambil menutup matanya menikmati suara sholawat yang dinyayikan oleh Sulis penyanyi religi asal Indonesia.

Begitu asyiknya aisyah tidak menyadari bahwa seseorang yang duduk disampingnya adalah seorang ikhwan.

"Assalamu'alaikum" ucap seorang ikhwan yang melihat kagum kearah Aisyah

"(Tidak ada jawaban dari Aisyah)"

Ikhwan pun bingung bagaimana caranya menyadarkan akhwat disampingnya. Akhirnya ia memberanikan dirinya untuk menyentuh pundaknya dengan menggunakan buku yang ia pegang.
Aisyah yang menyadari pundaknya dipukul, dengan cepat aisyah langsung membuka matanya dan melepas headset dari telinganya.
Betapa sangat terkejutnya Aisyah saat melihat seseorang yang memukul pundaknya itu adalah teman sekelasnya waktu SMA.

"Maasyaallah, antum?" Ujar Aisyah

"Aasif, anti siapa?" Ikhwan yang merupakan teman sekelas Aisyah bingung melihat aisyah

Aisyah lupa jika ia sudah mengenakan niqab, lantas saja teman ikhwan nya itu kebingungan dengan dirinya.

"Aasif jiddan, antum Raihan kan?" Kata Aisyah

"Na'am, saya Raihan. Anti siapa? Aasif saya lupa" jawab Raihan

"Ana Aisyah, satu kelas dengan antum saat SMA"

"Aisyah??" Ujar Raihan dengan ekspresi kagetnya

"Yaa Han,ini Aisyah"

"Subhanallah, anti sudah menutup aurat dengan begitu sempurna" puji Raihan

"Kewajiban seorang muslimah" jawab Aisyah

"Ohya, bolehkah aku duduk?" Pinta Raihan

"Maasyaallah, aasif Han aku sampai lupa. Silahkan duduk"

****
Note : 1. La'basa :tidak apa-apa
              2. Afwan: terimakasih
              3. Antum: kamu (laki-laki)
              4. Ikhwan : laki-laki
              5. Akhwat : perempuan

***
Bersambung dulu yaa ceritanya❤❤
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara kasih votenya ☆☆
Sampai bertemu dipart berikutnya..
Syukron, jazakallah khair readers. Semoga bermanfaat💕💕💕💕

Cahaya Cinta di Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang