13

341 36 4
                                    

Suara ambulans terngiang disetiap telinga warga yang mendengarnya.
Aisyah dan Nazwa juga supir taksi dibawa ke rumah sakit terkenal di Kota Malang.
15 menit perjalanan,  ketiga pasien dibawa suster kedalam UGD termasuk dengan Aisyah.

Aisyah dilarikan keruangan UGD karena ia begitu banyak mengeluarkan darah,  begitu pula dengan Nazwa.
Semua dokter berlari menuju ruangan Aisyah,  tak terkecuali dengan Gilang.
Ia tidak menyadari bahwa pasien yang ia tangani adalah Aisyah,  wanita yang diam-diam ia cintai.

"Cepat sus bersihkan wajahnya" perintah Gilang

"Apa penutup wajahnya dibuka juga Dok?" tanya salah satu suster

"Tentu saja,  lalu bagaimana kita akan mengetahui bagian yang terluka jika kita tidak membukanya" jawab Gilang dengan tegas

Akhirnya semua suster pun membuka penutup wajah Aisyah,  dan mulai membersihkan wajah yang penuh darah itu dengan kapas putih.
Wajah cantik Aisyah kini mulai terlihat,  kini wajah yang manis itu pucat pasi dan tak berdaya.

"Sudah dok" ujar salah satu suster kepada Gilang

"Baik.  Terimakasih sus"

Sungguh betapa terkejutnya Gilang saat melihat wajah seorang wanita yang terbaring tak berdaya itu adalah Aisyah.
Hatinya perih melihat wanita yang ia cintai terluka dan lemah tak berdaya.

"Aisyah" rintih Gilang sambil menatap wajah pucat pasi Aisyah

Gilang pun dengan cepat meminta semua suster untuk melakukan yang terbaik untuk Aisyah.
Dzikir yang terucap dari bibir Gilang menguatkannya.

'Ya Allah,  Engkau yang Maha Mendengar. Melalui keagunganMu hamba memohon bantu hamba untuk bisa menyembuhkannya YaRabb,  Sesungguhnya apa yang terjadi dimuka bumi ini adalah kehendakMu' kata hati Gilang sambil meneteskan air mata.

1 jam berlalu,  Gilang dan semua susternya selesai menangani Aisyah.
Gilang keluar dari ruangan, ia melepas jas putihnya dan meletakkannya diatas meja.
Pikirannya tidak tenang,  ia sangat mengkhawatirkan  Aisyah.

Adzan isya pun berkumandang,  Gilang dengan langkah pasti melangkahkan kakinya ke mushollah rumah sakit.
Ia meminta kepada Sang Khalik untuk kesembuhan Aisyah.

Ia kembali kedalam ruangannya,  ia menoleh kearah kanan mejanya.
Ia memandangi fotonya dengan sahabatnya,  Fatih yang merupakan kakak kandung Aisyah.

'Fatih harus tau keadaan Aisyah' ujar Gilang

Ia pun dengan cepat mengetik huruf demi huruf untuk mencari nama Fatih.
Ia menekan tombol hijau dilayar ponselnya, dan tuuttt..  Nada tersambung ke nomor Fatih

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,  hey apa kabar Gil.  Tumben nih  calling aku" ujar  Fatih

"Wa'alaikumussalam Warahmatullahi wabarakatuh, alhamdulillah baik" jawab Gilang dengan nada yang lemah

"Ada apa Gil,  kamu sakit? "

"Aisyah" dengan nada ya g lirih

"Kenapa Aisyah?? "

"Aisyah kecelakaan tadi sore dan sekarang kondisinya kritis" ujar Gilang sambil mengusap matanya

"Innalillahi,  kenapa bisa terjadi Gil? Dan kenapa Kamu bisa tau?" panik Fatih

"Ceritanya panjang,  kamu kabarin umi sekarang aku pesenin tiket besok pagi"

"Ta... "

"Udah,  kamu jangan khawatir aku yang akan jaga Aisyah.  Dia pasien aku,  sekarang urus semua keberangkatan kamu kesini"

"Baik.  Terimakasih Gil, tolong jaga Aisyah dan berikan yang terbaik" pinta Fatih

Gilang menutup ponselnya,  ia kembali menundukkan kepalanya. Ia mengambil foto berukuran kecil ia pun menatap seseorang yang ada difoto itu.

"Syah,  aku ngga akan biarin apapun yang terjadi sama kamu.  Aku akan selalu berusaha untuk kamu syah" ujar Gilang sambil menatap foto Aisyah yang mengenakan gamis berwarna biru.

*disisi lain..
Nazwa sudah dipindahkan keruangan rawat,  ia hanya mengalami luka ringan dibagian kepala dan tangannya akibat kaca mobil.
Matanya kini terbuka ia melihat ruangan putih,  ia memegangi kepalanya sambil mencari keberadaan Aisyah.

"Aa..iisayah" suara serak Nazwa

Farhan yang melihat Nazwa yang sudah sadar ia pun mendekati Nazwa.

"Syukurlah anti sudah sadar" ujar Farhan tanpa menatap ke arah Nazwa

"Ayna Aisyah? " tanya Nazwa kepada Farhan

Farhan hanya terdiam saat Nazwa bertanya soal Aisyah, ia khawatir jika Nazwa akan sedih saat tau keadaan Aisyah saat ini.

"Jawab kenapa antum hanya diam" ujar Nazwa sambil menangis

Farhan yang tak kuasa mendengar Nazwa menangis ia pun langsung menenangkan Nazwa.

"Anti harus istirahat dulu, ana janji besok anti bisa bertemu dengan Aisyah"

Nazwa yang mendengar penuturan Farhan ia pun mengerti jika Aisyah sedang dalam kondisi buruk.
Ia pun memohon kepada Farhan untuk membawanya melihat kondisi Aisyah.

"Ana tau jika Aisyah sedang dalam kondisi buruk,  make dari itu ana memohon agar antum bebaik hati untuk antarkan ana tengok keadaannya" pinta Nazwa sambil menatap mata Farhan

Farhan yang mengerti perasaan Nazwa saat ini,  ia pun terpaksa harus menuruti keinginan Nazwa.
Farhan mengambil kursi roda yang sudah tersedia disetiap kamar rumah sakit.
Ia membantu Nazwa duduk dikursi roda,  dan mendorong Nazwa ke ruangan Aisyah.

"Ini ruangan Aisyah" ujar Farhan sambil menunjuk kearah jendela kamar Aisyah

"Aisyah"

Nazwa yang melihat keadaan aisyah yang terbaring lemah tidak kuasa menahan tangisannya.
Ia menyesali kejadian ini,  ia terus menyalahkan dirinya.

"Ini salah ana,  harusnya ana tak suruh kau jemput aku tadi" isak tangis Nazwa sambil terus menyalahkan dirinya.

Farhan yang melihat Nazwa ia pun langsung membawa Nazwa kedalam kamarnya.
Ia menenangkan Nazwa dan memberikan Nazwa pengertian bahwa semua ini adalah kehendak Allah.

Farhan melantukan surah yaasin sambil menemani Nazwa.
Nazwa yang mendengar lantunan ayat suci dari Farhan hatinya pun menjadi tenang,  dan ia pun terlelap dalam tidurnya.

****

Ceritanya panjang😢😢😢
Author sedih gaes,  sangat.
Jangan lupa vote ya gaes,  tunggu part berikutnya.
Tetap stay disini ya,  jangan lupa tambahkan saran dan beri kritiknya yaa❤
Love you all💖

Cahaya Cinta di Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang