12

315 37 0
                                    

*flashback on*

"Ahda hari ini kau terlihat cantik dengan gamismu,  lukisanmu indah ahda. Selamat atas juaranya"

Aisyah berlari dengan kencang,  buliran air matanya terus membasahi pipinya.
Ia tidak menyangka pujian itu keluar dari mulut seorang ikhwan yang menjadi cinta diamnya selama ini.
Ia kini sadar bahwa Aisyah salah mengartikan kebaikannya,  ia salah mengartikan sebuah rasa.
Sejak saat itulah ia melupakan cinta diamnya itu,  dan mulai memintakannya lewat do'anya.

*flasback off*

Aisyah melihat keluar jendela kamarnya.
Suasana yang dingin karena turunnya hujan menambah suasana hati Aisyah begitu pilu.
Aisyah merindukan ikhwannya itu,  tapi lagi-lagi sebuah ingatannya yang membuatnya kembali tersadar bahwa rasanya itu salah.

Aisyah pun menatap kearah buku diarynya,  ia membuka setiap lembaran-lembaran diarynya.
Sampai disebuah lembaran Aisyah terhenti,  ia membaca tulisan itu dengan deraian air mata.

Lembaran 213
Untuk: Aisyah Tsaqaffiyyah
*Terimakasih YaAllah Engkau telah kenalkan aku dengan sosok wanita yang tangguh.
Yang bisa membuatku bersemangat dalam setiap harinya..

Aku sangat berharap,  semoga kelak Engkau jadikan dia partner pejuangan dalam hidupku untuk menuju surgaMu

Berilah aku kekuatan Ya Rabbi
Agar aku bisa melupakannya sejenak
Bukan berarti aku tidak mencintainya tetapi karena aku sangat mencintainya..

Lembaran 220
Lupakanlah aku Syah..
Berusahalah untuk mencariku kelak jika engkau mencintaiku..
Teruslah menjadi wanita yang tangguh dalam setiap keadaan
Jagalah rasa malu dalam dirimu karena itu adalah sebaik-baiknya perhiasan dalam dirimu

Lembaran 224
Ingat salah satu  cara menghilangkan suatu masalah bukan dengan teman tetapi cara keluarnya adalah memperbaiki hubungan dengan Allah

Lembaran 225
Aku pergi..
Tetaplah berada dijalan Allah

M. R. Fatahillah

Aisyah pun membuka lembaran baru dalam diarynya,  tangannya pun mulai menuliskan isi hatinya saat ini.

Lembaran 226

Fahillah..
Satu tahun aku melewati hari-hariku tanpa sosok dirimu
Ucapanmu memang benar adanya,  jika kita harus menyimpan rasa ini agar tidak jauh dari aturanNya.

YaRabb..
Bolehkah aku merindukannya?

Aisyah menutup diarynya dan meletakkannya didalam lemarinya.
Ia menyimpan diary itu dengan dalam seperti ia menyimpan rasanya.

****
#Liburan Kuliah Usai...

'Assalamu'alaika ya.. ' dering ponsel Aisyah

"Hallo..  Assalamu'alaikum syah" suara dari balik ponsel

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh,  siapa? " jawab Aisyah

Aisyah yang tidak sempat membaca seseorang yang menelponnya membuatnya bertanya terlebih dahulu.

"Maasyaallah aisyah,  anti lupe dengan ana. Padahal cume 3 bulan lah ana tak dengan anti"

Aisyah yang mendengar bahasa khas negara malaysia itu langsung menebak bahwa itu adalah Nazwa,  sahabatnya.

"Hehe..  Afwan lah,  ana lupe bace name anti lah" kata Aisyah sambil menirukan gaya bahasa Nazw

"Aiy,  tak salah dengarke? Anti bise cakap bahase ana? " tanya Nazwa

"Tentu sajelah,  haha"

"Sudehlah.  Aisyah ana nak minta tolong anti jemput ana dibandare sekarang ni

"Wahh,  alhamdulillah anti udah pulang"

"Yelah syah,  rindu dengan anti"

"Aku juga,  oke aku berangkat sekarang tunggu 20menit ya.  Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Oke.  Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"

Aisyah menutup ponselnya dan ia pun memakai niqobnya terlebih dahulu.
Niqob yang senada dengan gamisnya.

*skip*
20 menit kemudian..

Aisyah berada dibandara kota Malang,  ia mencari keberadaan Nazwa.

"Nah tu die" Nazwa yang lebih dahulu melihat Aisyah langsung memanggil Aisyah

"Aisyah,  ana ka' sini" ujar Nazwa  sambil melambaikan tangannya

Betapa terkejutnya aisyah saat ia melihat sahabatnya itu,  tampilan yang berbeda dari sebelumnya.
Kini Nazwa mengenakan niqob menambah keindahannya sebagai seorang muslimah.

"Maasyaallah,  benarkah ini anti? " tanya Aisyah sambil memegang tangan Nazwa

"Hmmm (hanya mengangguk) " ujar Nazwa

"Alhamdulillah..  Ana bahagia sekali" ucap Aisyah sambil memeluk Nazwa

Aisyah dan Nazwa pun larut dalam pelukan bahagia.

"Syah ayo balik ana lelah sangat" ujar Nazwa

"Maasyaallah ana sampai lupa,  ayo"

Aisyah membantu Nazwa membawa barang-barang bawaannya.
Mereka memesan taksi online menuju ke asramanya.
Diperjalanan Aisyah dan Nazwa berbincang-bincang mengenai liburan mereka.
Mulai dari Nazwa yang bertemu dengan santri diponpes dan mengajar disana dan banyak mendapatkan pelajaran.
Rasa rindu kedua sahabat ini terlihat jelas sekali. Mereka saling menatap dan memeluk satu sama lain.

Brakk.. Tringg
Tiba-tiba taksi yang mereka kendarai menabarak sebuah kayu besar yang ada dipinggir jalan.
Semua percakapan terhenti,  Aisyah terlempar dari dalam mobil.  Sementara Nazwa didalam mobil dengan jilbab yang penuh darah.
Nazwa dan supir tetap berada didalam mobil karena mereka mengenakan sabuk pengaman.
Namun,  nasib tidak berpihak kepada Aisyah,  ia lupa mengenakan sabuk pengaman dan membuat Aisyah terlempar jauh dari mobil.

"Aiissyaahh" suara serak dari Nazwa sebelum ia tak sadarkan diri.

****
Bersambung..
Sedih ya guys😢
Jujur ini part yang bikin author juga sedih banget..
Okee gengs bapernya kita mulai *assek* hehe

Jangan lupa kritik dan sarannya ya,  tinggalkan jejak readers jangan jadi pembaca rahasia hehe.
Oke sampai bertemu dipart berikutnya,  kejadiannya akan lebih seru lagi.

Semoga bermanfaat,  syukron❤❤

Cahaya Cinta di Langit BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang