"Wannie!! Ayo cepat, Oppa bisa telat kalau kamu seperti itu."
"Iya, sebentar. Aku kan sudah bilang, Oppa duluan saja. Aku kan bisa menyetir sendiri."
"Tidak. Oppa dengar sekarang sedang rawan penodongan. Bahaya buat gadis menyetir sendiri. Apalagi malam-malam pas kamu pulang."
Seungwan hanya bisa menghela napas mendengar ocehan Jin karena ia tahu alasan yang sebenarnya dibalik aksi kakaknya yang sok overprotektif itu. Dengan gontai Seungwan membuka pintu penumpang mobil Jin. Ia duduk dengan muka cemberut.
"Seatbelt."gumam Jin singkat.
Seungwan menurut tapi pandangannya lurus ke depan. Jin melirik Seungwan, mengamati ekspresi wajahnya. Tanpa bicara, ia pun melajukan mobilnya dan perjalanan itu mereka lalui dengan keheningan.
***
Seungwan memasuki lobi gedung 7 tingkat itu dengan ekspresi datar. Sebenarnya ia sedikit menyesal telah mendiamkan kakaknya, Jin selama di mobil tadi. Ia memang kesal tapi ia juga sadar bahwa sikap Jin seperti itu semata-mata karena kakaknya itu sangat menyayanginya."Seungwan! Good morning!"sebuah suara memanggilnya nyaring.
"Morning, Seul."sahutnya sambil menoleh dan mendapati seorang gadis bermata sipit melangkah cepat ke arahnya.
"Eh, tadi kamu diantar Jin Oppa lagi ya? Waah..enaknya punya kakak ganteng dan baik."oceh gadis bernama Seulgi itu.
"Ya sudah, buat kamu saja."kata Seungwan cuek.
"Beneran, Wan? Asyiiiik!!"
Seungwan menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan Seulgi. Mereka berdua sekarang sudah ada di depan lift yang akan membawa mereka ke lantai 3, kantor mereka berada. Setelah masuk lift, Seulgi mulai lagi dengan ocehannya.
"Ngomong-ngomong Wan hari ini pertemuan buat pemotretan edisi special jadi kan?"
"Heem, jadi. Kenapa memangnya?"
"Katanya fotografer kali ini si Iceman."
"Iceman? Siapa tuh? Kenapa tidak Ironman saja sekalian?"
"Ya ampuun kamu tak tahu Iceman Wan? Kamu ke mana saja sih?"seru Seulgi dengan ekspresi terkejut berlebihan. Matanya yang sipit membesar tiga kali lipat.
"Memangnya siapa si Iceman ini? Dia punya nama asli kan? Aku tak terlalu hapal julukan-julukan para fotografer."
"Dia tuh terkenal gara-gara sifat dingin dan sadisnya ke para model dan partner kerja yang tak sesuai keinginannya. Tapi tak ada orang yang yang berani nentang karena biasanya apa yang dia inginkan memang dibutuhkan untuk hasil terbaik."
"Baguslah. Berarti dia memang profesional."
"Iya juga sih. Makanya, Boss ngotot mau memakai jasa dia di pemotretan edisi special kali ini."
"Kalau begitu, tak masalah kan?Yang penting kita sama-sama profesional."
"Tapi sepertinya kita harus tetap waspada, Wan."Seulgi melirik Seungwan gelisah.
"Kenapa lagi?"tanya Seungwan tak sabar.
"Itu...karena pemotretan ini adalah yang pertama buatnya, setelah kecelakaan itu."ucap Seulgi hati-hati.
Seungwan mengernyitkan dahinya. Kecelakaan? Otak Seungwan memproses kata 'kecelakaan' itu.
Nyuuut...
Tiba-tiba jantung Seungwan seperti ditarik keluar dari rongga dadanya ketika otaknya berhasil menemukan 'kecelakaan' mana yang dimaksud."Wan, kamu baik-baik saja? Mukamu pucat."tanya Seulgi cemas.
" Tidak apa-apa Seul. Eh, siapa nama asli si Iceman itu?"
"Namanya....Min Yoongi. Kamu tahu kan sekarang?"
Min Yoongi. Ya, tentu saja ia tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love to Heal
FanfictionPepatah mengatakan "Waktu akan menyembuhkan segalanya." Gadis itu berharap pepatah itu benar. Namun, bagaimana akan sembuh jika ia harus mengorek semua luka itu untuk mengarungi sang waktu? Lelaki itu berpikir pepatah itu hanya omong kosong. Namun...