"Salam kenal Seungwan-ssi. Saya Jeon Jungkook. Tadi kita sudah diperkenalkan tapi apa salahnya kalau kita berkenalan secara pribadi,"ucap Jungkook sambil terkekeh genit.
"Salam kenal juga, Jeon Jungkook-ssi. Mohon kerja samanya,"balas Seungwan sambil tersenyum ramah.
"Tentu saja. Hmm..bagaimana kalau kita makan siang bersama supaya menambah keakraban?"tawar Jungkook.
Seungwan berpikir sebentar, ia tersenyum canggung melihat tampang berharap Jongkook. Sebenarnya ia tak masalah karena ajakan makan siang itu biasa dalam lingkup pekerjaannya. Namun kali ini ia merasa enggan karena menerima ajakan Jungkook berarti ia juga harus berhadapan dengan si Iceman.
"Emm...sepertinya untuk hari ini saya tidak bisa. Ada banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan,"tolaknya halus.
"Suho-ssi sudah mengijinkan,"tiba-tiba sebuah suara maskulin menyela pembicaraan mereka.
Seungwan menoleh dan mendapati lelaki bermuka datar itu berjalan mendekat. Sebuah sentakan terasa di jantungnya ketika pandangannya bertemu sorot mata Min Yoongi yang seolah menembus pikirannya. Seungwan merasa ditelanjangi oleh sorot mata itu sehingga ia mengalihkan pandangan kembali pada Jungkook.
"Siip...baguslah, Hyung! Seungwan-ssi, ada tempat makan siang yang kamu mau?"
Dengan perasaan yang tak karuan, Seungwan terpaksa menjawab, "Cafetaria di lantai 5."
***
Mereka bertiga memilih meja di dekat jendela kaca lebar yang mengarah ke bagian samping gedung. Tak ada percakapan di antara Seungwan dan Yoongi, suara hanya berasal dari Jungkook yang tak henti-hentinya menanyakan dan mengomentari ini itu serta Seungwan yang sesekali menanggapi. Masing-masing mereka sudah menghadapi nampan berisi makanan dan mulai melahapnya.
"Ngomong-ngomong, rasanya canggung kalau saling memanggil dengan bahasa formal. Umurku 22, Seungwan-ssi bagaimana denganmu?"tanya Jungkook dengan berani.
"Aku 26 tahun."jawab Seungwan pendek.
"Ohh..yang benar? Aku kira seumuran. Noona imut-imut sih. Boleh kan kupanggil noona?"
"Boleh, terserah Jongkook-ssi saja."Seungwan tersenyum tipis.
"Kalau begitu, jangan panggil aku 'Jungkook-ssi'. Jungkook saja, ya ya?"kata Jungkook dengan nada merajuk.
Seungwan yang melihat ekspresi Jungkook yang seperti anak anjing ditambah suara merajuknya tiba-tiba terkekeh geli.
"Baiklah..baiklah..Jungkook-ah. Kamu puas sekarang?"ucap Seungwan, senyum lebar terukir di wajahnya.
Yang tak disadari Seungwan ataupun Jungkook adalah Yoongi yang sedari tadi terdiam bagai batu bereaksi terhadap tawa dan senyuman Seungwan yang mendadak itu. Matanya yang tajam melahap sosok tersenyum Seungwan seperti pagi yang merindukan matahari. Telinganya menangkap suara tawa Seungwan dan merekamnya seolah-olah itu nyanyian seorang peri.
"Umurnya 28 tahun. Noona jangan kaget kalau melihat Hyung membatu seperti itu. Itu memang keahliannya selain menjadi fotografer. Ya kan, Hyung?"
Suara Jungkook yang bertanya padanya menyadarkan Yoongi dari kondisi setengah 'trance' gara-gara Seungwan.
"Ya.."jawab Yoongi ragu-ragu.
"Tumben ngaku.."Jungkook bergumam.
Seungwan tertawa kecil mendengar gumaman Jungkook. Sementara Yoongi yang baru sadar Jungkook mengerjainya hanya bisa mendecih sambil melemparkan tatapan mautnya kepada Jungkook.
"Yoongi-ssi. Saya harap kita bisa bekerja sama dengan baik untuk proyek ini. Mengenai jadwal pemotretan pertama dengan Choi Inha tidak ada masalah kan?"tiba-tiba Seungwan berubah serius dan berbicara langsung pada Yoongi.
Yoongi berusaha mempertahankan sikap tenangnya walaupun sangat sulit karena bola mata gadis itu kini terfokus padanya.
"Tentu saja. Lusa kita langsung bertemu di sana. Jam 9 pagi."sahutnya datar.
"Baik kalau begitu. Jika tak ada yang lainnya, saya permisi. Saya harus masuk kembali."Seungwan tersenyum kaku lalu beranjak dari kursinya.
"Yaah..Noona harus pergi sekarang ya?"Jungkook protes.
"Iya. Aku masih banyak pekerjaan Jungkook-ah. Mian. Annyeong."Seungwan tersenyum dan melambaikan tangan kepada Jungkook.
"Annyeong. Sampai ketemu lusa ya, Noona!!"Jungkook balas melambai.
"Fiuuh...Noona orangnya asyik juga ternyata. Tak sabar menunggu lusa. Hyung, kau sudah selesai makan kan? Ayo pulang."
Yoongi menanggapi Jungkook dengan berdiri, meraih tas kameranya, dan melangkah pergi. Jungkook menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan menyusul di belakangnya.
♡♡♡
22 Maret 2018
Hai...
Salam kenal semuanya😊😊😊...Setelah berpikir berkali-kali dan menimbang-nimbang akhirnya aku nekat mem-publish cerita pertamaku ini. Asli ga berharap banyak karena masih amatiran banget. Ada yang mau baca aja alhamdulillah, apalagi ada yang vote dan comment triple alhamdulillah. Jadi, makasih banget buat teman-teman yang sudah menyempatkan diri baca ceritaku ini. Mudah-mudahan baca sampai akhir😁😁😁..
Thank u so much😙😙😙
See you in the next chapter!!Love,
Uribluebell
KAMU SEDANG MEMBACA
Love to Heal
FanfictionPepatah mengatakan "Waktu akan menyembuhkan segalanya." Gadis itu berharap pepatah itu benar. Namun, bagaimana akan sembuh jika ia harus mengorek semua luka itu untuk mengarungi sang waktu? Lelaki itu berpikir pepatah itu hanya omong kosong. Namun...