"Barusan kau mengajakku apa, Min Yoongi-ssi?""Makan siang."
"Kau serius?"tanya Seungwan dengan nada tak percaya.
"Aku serius. Makan siang denganku, hari ini,"jawab Yoongi mantap. Sorot matanya tampak sama seriusnya.
"Semudah itu?"tanya Seungwan lagi. Ia masih tak bisa memahami karakter lelaki di depannya.
"Itu kalau kau tak keberatan," Yoongi sedikit menghaluskan nadanya. Ia kembali memaki dirinya sendiri yang terlalu frontal dalam berbicara.
"Aku mengacaukan makan siangmu waktu itu. Bahkan aku berjanji mentraktir. Jadi, ...." Yoongi beralasan. Tatapannya tak lepas mengamati ekspresi wajah Seungwan.
"Mungkin permintaanku terlalu berlebihan. Maaf,"katanya lagi sambil mengalihkan pandangan.
Seungwan terdiam selama beberapa saat. Ia kembali terkejut dengan aksi mendadak Min Yoongi. Lelaki itu terlalu frontal untuk mengajaknya makan siang hanya beberapa menit setelah ia memaafkannya. Ia sepertinya tak mengenal kata sabar atau basa-basi. Namun, seharusnya ia tak kaget lagi mengingat peristiwa sebelumnya.
Di sisi lain, Seungwan anehnya merasa cukup terhibur dengan sifat Min Yoongi yang sangat terus terang itu. Baru kali ini ia berhadapan dengan orang yang berkepribadian tak bisa ditebak seperti Min Yoongi. Siapa yang mengira lelaki yang di awal pertemuan mereka bersikap dingin tiba-tiba bersikap manis dengan memberinya segelas kopi? Siapa yang menduga juga jika di hari yang sama lelaki itu membuatnya menangis dan dua hari berikutnya mengiriminya bunga dan mengajaknya makan siang? Benar-benar tipe orang yang belum pernah Seungwan temui sebelumnya.
"Baiklah,"kata Seungwan akhirnya.
"Kau yang pilih tempatnya," ucap Yoongi sembari kembali menatap Seungwan.
Dari luar, ekspresi Yoongi tampak tenang padahal hatinya bersorak ketika kata persetujuan itu keluar dari mulut Seungwan. Tadinya ia hampir yakin gadis itu akan menolak dan berkata pada dirinya sendiri bahwa ia cukup puas mendapat maaf dari Seungwan plus senyumannya. Namun sepertinya kali ini ia harus mengakui insting dan keahlian si playboy, Jeon Jungkook.
***
Seungwan masih tak percaya dirinya bersedia duduk berhadapan lagi dengan Min Yoongi untuk makan siang. Namun ada beberapa alasan yang membuatnya memutuskan menerima ajakan lelaki itu.
Selain sekelumit rasa penasaran pada lelaki itu, yang entah muncul dari mana, ia juga menjadikan ini sebagai cara untuk berdamai dengan dirinya sendiri. Bagaimanapun, peristiwa dua hari yang lalu bukan sepenuhnya salah Min Yoongi karena jauh di sudut hatinya ia memang sempat merasakan 'ketidakadilan' karena perbedaan nasib Yoongi dan tunangannya. Ia merasa malu dan tertohok ketika Min Yoongi menyinggung hal itu sebagai alasannya bersikap dingin pada lelaki itu; yang mana ada benarnya. Maka dari itu, ia ingin bersikap adil dengan mengesampingkan perasaan pribadinya dan memulai perkenalan dengan wajar, seperti yang biasa ia lakukan dengan rekan kerjanya yang lain.
Sementara itu, Yoongi berusaha mempertahankan sikap tenangnya di hadapan Seungwan. Ini mungkin hari keberuntungannya. Tak sia-sia ia mempermalukan dirinya dengan bertanya pada Jungkook tentang cara untuk meminta maaf pada seorang gadis.
"Hyung! Lagi-lagi kau meninggalkanku! Waah jinjja! Kau keterlaluan!"
Yoongi terdiam tanpa menanggapi lelaki yang lebih muda itu.
"Apa kau sengaja meninggalkanku dan pergi berdua dengan noona? Waah!"
"Setidaknya hubungi atau beritahu aku kalau kau tiba-tiba AWOL, supaya aku tak bingung. Aish!" omel Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love to Heal
FanfictionPepatah mengatakan "Waktu akan menyembuhkan segalanya." Gadis itu berharap pepatah itu benar. Namun, bagaimana akan sembuh jika ia harus mengorek semua luka itu untuk mengarungi sang waktu? Lelaki itu berpikir pepatah itu hanya omong kosong. Namun...