"Tante Merlyn?"
Merlyn Bramasta yang tengah sibuk menata perlengkapan makan di atas meja makan, secara spontan mendongkak ke depan—mendapati Max dan Mil yang berdiri tak jauh dari meja makan di rumahnya.
"Milena?" giliran Merlyn yang memanggil, ia tersenyum ke arah Mil. Raut wajahnya yang tadinya datar sebelum melihat kedatangan Max dan Mil, sekarang berganti menjadi bahagia.
Merlyn beranjak menuju Max dan Mil, disusul Mil yang kemudian ikut maju beberapa langkah untuk menghampiri Merlyn.
"Tante apa kabar?" Mil bertanya penuh senyuman.
Tak langsung menjawab, Merlyn memutuskan untuk memeluk sejenak tubuh Mil. Ia memusut pelan setiap helaian rambut Mil—bak anak kandung nya. Karena memang selama ini Merlyn sangat menginginkan anak perempuan, hanya saja Yang Maha Kuasa belum memberikannya.
"Tante baik-baik aja kok," jawab Merlyn. "Tante udah lama banget loh nggak ketemu kamu, Sayang."
"Kadang, Mil tuh sibuk, Tante," Mil menjelaskan singkat. "Maaf ya Tante, baru sekarang Mil bisa main ke rumah Tante."
"Itu pun gue yang nyuruh lo buat ke sini," Max menyelak dengan raut wajah datar—seperti biasa. Dan raut wajah yang Max tunjukan sukses bikin Mil melepas pelukannya dengan Merlyn, lalu mendengus kesl.
"Kan, lo juga yang suruh gue makan makanan empat sehat lima sempurna di rumah lo," protes Mil. "Padahal gue Cuma pengen junk food aja tadi."
"Junk food nggak bagus buat kesehatan," Max menjawab. "Lagian, gue ajak lo ke sini karena gue tau lo sebenarnya pengen banget makan ayam barbeque."
Alis Mil menyerngit. "Emang nya ada ayam barbeque disini?"
"Tante masakin spesial buat kamu," Merlyn menyahut, masih dengan senyuman manis khas nya. "Tante juga yang suruh Max ajak kamu makan bareng disini."
"Beneran, Tan?" mata Mil memelotot kecil ke arah Merlyn—menimbulkan Merlyn gemes melihat wajah Mil yang terbilang imut, saat tersenyum, saat ngambek, saat terkejut, bahkan saat sedih.
Lagi, Merlyn tersenyum kembali. Ia meraih pergelangan tangan Mil dan mengajaknya untuk duduk di kursi meja makan. "Yuk!"
"Makan yang banyak ya Mil, biar gemukan dikit," Merlyn bermaksud bercanda, tapi candaanya itu bikin Mil jadi terkekeh pelan.
"Makasih banyak ya Tante," kata Mil nyengir. Kemudian Merlyn mengangguk, dan mempersilakan Mil duduk di kursi sebelah kiri Merlyn.
"Tante baik banget sama Mil, Tante berhasil bikin Mil senang lagi sekarang. Karena tadi sempat dibuat bete sama Max, abisnya dia ngeselin banget Tan! Mil ngomong cuman di kacangin, terus nih ya, tadi kan ada kakak kelas kasih materi pramuka ke Mil, eh Max nya malah ngerebut materi itu dan bilang kalau—"
"—Bacot banget sih," Max menyelak cepat. Tatapannya seketika menajam ke arah Mil. Dan sekarang, posisi duduknya ada di sebelah kanan Merlyn—berhadapan dengan Mil. "Buruan makan, ntar setelah ini kita bahas soal naskah cerita karangan lo."
Lagi, Mil nyengir lagi. "Siap, Bos!"
Melihat tingkah laku Max dan Mil membuat Merlyn menggeleng samar, ia tersenyum kecil—selalu memaklumi pertengakaran kecil antara Max dan Mil yang sudah sering terjadi sejak mereka kecil. Bahkan sebelum mereka masuk TK, Max sudah pernah membuat Mil kesal, sementara Mil selalu berhasil menganggu Max. Dan kejadian seperti itu tidak pernah membuat Merlyn maupun Tina bosan melihatnya, tentunya mereka akan mentertawai Max dan Mil.
Mil meraih setengah potong ayam barbeque dan meletakkan di atas piring berwarna putih yang sudah terisi nasi putih. Mil juga memilih tempe goreng sebagai santapannya saat ini. Bagi Mil, dua lauk makan saja sudah cukup. Dan tentunya juga menambahkan sedikit sambal goreng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Max & Mil [Completed]
Short StoryDia adalah Max, kapten basket terbaik di SMA Model. Cuek, tidak banyak omong dan sulit ditebak. Meskipun Max sama seperti cowok di luar sana yang hobi bermain basket dan menonton film action, percayalah, dia juga hobi membuat Mil kesal. Lain lagi d...